"Hngghh... "
Doyoung membuka matanya perlahan, ah ia masih di ruang tengah sekarang, menyebalkan! ia ketiduran.
Dan di sebelahnya, masih ada Jaehyun yang masih terlelap diatas meja dengan sekaleng beer ditangannya.
"He bangun dugong! "
Jaehyun kini tersentak, ia tersadar sepenuhnya sekarang.
"Gila lo kuda nil! " Jaehyun mengebaskan tangannya ke lengan Doyoung, membuatnya menjerit.
"Oh ini, yang mabuk-mabukan semalem??? " Doyoung akhirnya menoleh, mendapatiku dan Naeun yang sudah melipatkan tangan di depan dada.
"Eh, nyonya Jung. " Jaehyun yang awalnya masih sedikit kantuk langsung membelalakan matanya, mendengar 'Nyonya Jung' disebut.
Naeun dan Jaehyun saling menatap cukup lama, sebelum akhirnya Naeun memutuskan untuk memeluk tubuh Jaehyun dan meminta maaf.
"Pa, aku khawatir, maafin aku ya, aku salah sangka, hiks. "
Aku dan Doyoung hampir saja tertawa melihat keromantisan mereka kalau tidak saja Jaehyun menyuruh kita untuk diam.
"Papa! Papa! "
Ah iya, ini Jeno, anak Jaehyun yang masih meninjak umur 3 tahun, menggemaskan. Bahkan ia sat ini belum bisa berjalan ataupun berdiri, hanya bisa memanggil mama dan papa nya saja.
"Udah, itu aku dicariin anak kamu tuh, kangen katanya. " Ucap Jaehyun lalu mencoba melepaskan pelukan erat dari Naeun.
"Maafin dulu... "
"Iya, aku maafin, udah gak usah nangis, kamu gak salah kok. "
Melihat keromantisan ini, Doyoung memperagakan hendak muntah di samping Jaehyun, dan disana aku benar-benar tak bisa menahan tawaku.
"Ih Jeno, kangen papa ya? " Jaehyun mengambil bayi kecil itu dari kasur kecil yang memang khusus untuk bayi.
"Yakin lo berdua gak mau bayi? " Tanya Jaehyun. Aku hanya meringis, sedangkan Doyoung sudah mulai menyenggol lenganku berulang kali.
Biadab.
"Apaan sih! "
"Sabar Doy, masih malu orangnya, " Ucap Naeun yang membuatku menatapnya kesal. Dan ia hanya terkekeh pelan menanggapinya.
Kenapa hari ini semuanya menjadi biadab? Mengesalkan.
"Udah-udah, ayo sarapan. " Ajakku lalu meninggalkan mereka kearah ruang makan.
Tak perlu waktu lama, mereka menyusul ke ruang makan. Aku tau, mereka semua pasti sudah kelaparan.
Sarapan pagi ini adalah nasi goreng, karena aku yang membuatnya. Jangan menghina, aku memang lama sekali tidak memasak, tetapi aku inget sedikit kok untuk resep-resepnya.
"Buatan siapa ini? Kok–"
"Kok apa? "
Aku menatap Doyoung yang sedang mencicipi nasi goreng buatanku. Ekspresinya terlihat aneh, apa nasi goreng buatan ku tidak enak?
"Buat–"
"Aku yang buat. Kenapa? "
Doyoung diam. Lalu memasukan satu sendok lagi ke dalam mulutnya, "Oh jelas, makanya enak banget. "
KAMU SEDANG MEMBACA
Pieces of: Reality
Fanfiction[complete]-revisi. Dimana orang yang tak terduga melakukan aksi sarkasnya.