06. Develop

1.9K 49 7
                                    

Seperti biasanya, hari ini aku sendiri lagi di rumah. Baru sadar, jika menjadi seorang ibu rumah tangga se membosankan itu.

Sepertinya aku harus mencari kesibukan di rumah ini. Aku beranjak dari kasurku, dan memutuskan untuk mencari udara segar pagi ini.

Aku mengendarai mobilku, mungkin sebaiknya aku pergi ke salah satu taman terdekat di daerah rumahku ini.

Tiba-tiba ponselku berbunyi, ah, panggilan dari Kak Taeyong rupanya. Aku terdiam sejenak. Mengingat larangan dari Doyoung untuk menghubungi kakak kandungku sendiri.

Aku menghela nafasku, dan memutuskan untuk mengangkat panggilan itu. Toh, dia juga kakakku, tak mungkin ia bermaksud aneh-aneh kepadaku.

"Halo kak? Ada apa? "

"Bisa ketemuan? "

Aku semakin berpikir, mungkin tak masalah jika aku menemuinya hari ini, toh aku juga belum tau apa yang akan ku lakukan di taman nanti.

"Hm, bisa, kakak dimana? "

"Cafe deket rumah kamu bisa? "

Untung saja posisi ku tak jauh dari sini, "Bisa banget. "

"Oke, kamu tunggu ya. " Kak Taeyong langsung mematikan telepon itu secara sepihak.

Aku memarkirkan mobilku di depan cafe yang ditunjuk tadi, rupanya Kak Taeyong belum datang.

Aku memasuki cafe itu dan duduk di salah satu bangkunya, menunggu Kak Taeyong yang tak lama kemudian datang.

"Lama ya? "

Aku menggeleng, "Enggak, gimana kabarnya kak? "

"Baik kok, " Kak Taeyong mengangguk pasti, "Gimana kamu sama Doyoung? "

"Kakak dari kemarin tanyain itu terus, cari istri sana, jomblo banget. "

"Hei, kakak masih punya kamu sama mama yang harus kakak jaga, inget ya. Walaupun kamu udah jadi istri Doyoung, kakak harus tetep jaga kamu, mau gimana pun, kamu tetep tanggung jawab kakak, kayak sekarang ini. "

Aku menatap Kak Taeyong bingung, "Maksudnya sekarang ini? "

Raut Kak Taeyong tiba-tiba berubah, menjadi agak serius dan agak sedih menurutku, sebenarnya ada apa?

"Maar Ra, sebenernya kakak mau sembunyiin ini dari kamu, tapi, gimana lagi, kamu harus tau. "

Aku menatap Kak Taeyong kebingungan, ia mengambil benda dari jaketnya, ia menyodorkan sebuah amplop coklat kepadaku.

Aku membukanya dengan cepat karena penasaran dengan apa yang ada di dalam amplop itu.

Aku terpaku. Disana sudah banyak sekali foto-foto yang menampakkan wajah suamiku memeluk wanita lain.

"Ra, mending balikin deh. " Kak Taeyong hendak merebutnya dariku, aku langsung menariknya kembali foto-foto haram itu.

Nafasku menjadi tak karuan, tak menyangka hal ini akan terjadi di rumah tangga ku.

"Ra... "

"Maaf Ra, bukannya–"

Aku langsung beranjak meninggalkan Kak Taeyong disana. Membawa seluruh isi amplop coklat itu dalam genggamanku dan menuju ke mobil untuk meninggalkan tempat ini.

Pikiranku menjadi kacau. Aku tak tau apa yang dilakukan oleh suami ku saat ini, aku tidak bisa memercayai dirinya lagi.

Aku membawa mobilku ini dengan kecepatan di atas rata-rata, membuat tak sekali aku di klakson oleh pengendara lain, aku benar-benar bodo amat dengan itu.

Pieces of: RealityTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang