Aku terbangun dari tidurku, aku melihati sekeliling dan tak menemukan Kak Taeyong. Mungkin dia sudah pergi terlebih dahulu.
Aku menuruni kasur ini, dan berjalan keluar hendak menemui mama.
Aku turun ke lantai dasar. Terdapat seorang laki-laki asing yang tak kuketahui siapa itu.
Wajahnya cukup tua, mungkin lebih tua dari mamaku.
"Permisi?"
Dia menoleh, lalu tersenyum, "Oh, hai, apa kamu adiknya Taeyong?"
Aku mengangguk, dan lagi-lagi membuatnya tersenyum. Ia menyodorkan tangannya ke arahku, "Saya yang memiliki rumah ini."
Aku menjabat tangannya. Aku yakin, dia bukan orang jahat.
Aku duduk di meja makan, mama belum keluar dari kamarnya. Ia terlihat membuat suatu minuman di dapur, entah, aku tak tertarik.
"Bapak tau Kak Taeyong kemana?"
"Ehm, tadi dia berangkat entah kemana, yang jelas pagi banget, tadi saya lihat."
"Loh bapak tinggal disini?"
Dia menggeleng, "Saya tinggal di rumah ujung sana sama istri saya yang lagi sakit, lumayan jauh sih dari sini."
Aku mengangguk-angguk, "Terus bapak kenapa repot-repot kemari?"
"Ah, tadi Taeyong menitipkanmu padaku, jadi aku memutuskan untuk kemari menjagamu sebentar."
"Oh, makasih pak, gak usah repot-repot." Aku tersenyum. Bapak pemilik rumah ini terlihat baik, sepertinya runah tangganya begitu langgeng hingga sekarang.
"Ini, buat kamu." Bapak itu menyodorkan segelas teh padaku. "Terima kasih pak,"
Bapak itu duduk di depanku, sambil menyeruput teh yang sama.
"Kamu baru-baru ini ya tinggal sama Taeyong?"
Aku mendongak, lalu mengangguk, "Iya pak, saya sebenarnya sudah berkeluarga."
"Oiya? Suami kamu kemana?"
Aku terdiam. Menurutku ini pertanyaan yang cukup sensitif jika ditanyakan pada keadaan seperti ini.
Lalu bapak itu terkekeh, "Oalah iya, biasa, pasangan muda." Aku hanya tersenyum kecil lalu menunduk.
"Gimana keadaan Sungmin? Saya lama tidak bertemu dengan ayahmu."
"Maaf pak, tapi papa sudah gak ada." Aku mengucapkan dengan nada lesu. Entah kenapa, hal-hal yang di tanyakan bapak ini adalah hal-hal yang cukup sensitif bagiku. Saat seseorang menyebut nama ayahku, aku selalu mengingat semuanya, semua kasih sayang yang ia berikan padaku.
"M-Maaf, saya gak ada maksud."
Aku mengangguk pelan, lalu kembali menyeruput teh ini.
"Taeyong itu dari kecil emang agak cuek ya orangnya." Aku mengerutkan dahiku, apa bapak ini mengenal keluargaku benar-benar hingga mengetahui masa kecil kakakku?
"Bapak kenal dekat keluarga saya?"
"Saya yang menjaga Taeyong sejak kecil, Sungmin yang menitipkannya kepada saya." Ujarnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Pieces of: Reality
Fanfiction[complete]-revisi. Dimana orang yang tak terduga melakukan aksi sarkasnya.