08. Punch

1.6K 51 19
                                    

Doyoung terbangun dari tidurnya, ia melihati sekelilingnya yang sepi karena Hera tak berada disisinya untuk sementara. Ingat, sementara.


Ia mengecek ponselnya, ternyata jam menunjukan pukul 2 malam. Doyoung menghembuskan nafasnya malas, mengapa dia harus terbangun sepagi ini dan tak bisa tidur kembali.

Doyoung berpikir sejenak, apa ia seharusnya ke rumah Jaehyun sekarang? Mendatangi dan menggugah satu keluarga? Mungkin bukan ide yang buruk.

Doyoung beranjak dari kasurnya, mengambil dompet dan ponselnya sebagai jaga-jaga.

Ia turun dan menuju ke garasi mobilnya. Memilih salah satu mobilnya dan keluar dari perkarangan rumah tersebut.

Karena ini jam 2 malam, jalanan begitu terasa sepi hingga untuk ke kediaman Jaehyun Doyoung tak memperlukan waktu yang lama.

Sesampainya disana, Doyoung langsung menekan klaksonnya keras, mungkin tetangga Jaehyun akan keluar sebentar lagi.

Bukan Jaehyun, melainkan satpam rumah ini yang keluar, wajar saja.

"Bukain pintunya pak, saya sudah ada janji sama Jaehyun. "

"Tapi-"

"Buka atau saya tubruk pagarnya? " Satpam itu langsung mengangguk dan segera membukakan pagar rumah Jaehyun.

Doyoung memarkirkan mobilnya sembarangan di halaman Jaehyun. Memasuki rumah itu sudah seperti rumah sendiri.

Entah kenapa Doyoung merasa bahwa ada tamu selain dirinya yamg menginap disini, karena ada mobil di halaman rumah Jaehyun yang tak asing baginya, tetapi ia yakin, itu bukan mobil Jaehyun.

Saat memasuki rumah itu, benar, sesuai dugaan, ada suara orang berbincang di ruang tengah. Tentu saja salah satu dari orang itu Jaehyun, dan satunya, tunggu, Doyoung mengenali suara ini.

"Haha, Lo gimana sih Jae? "

"Sorry bang, gue udah lupa semuanya, Haha. "

Sepertinya Jaehyun mabuk, terdengar suara nya yang sangat kacau.

Doyoung mengintip dari sela-sela, dan benar dugaannya, itu Taeyong. Kakak iparnya sendiri.

"Gue tuh pinginnya Hera nikah sama lo, eh malah nilah sama si brengsek itu. " Kata Taeyong lalu meneguk minumanya lagi, "Lo juga sih, pake nikah duluan segala. "

"Hera itu punya Doyoung, mau gimanapun caranya. " Ucap Jaehyun yang sepertinya kesadarannya sangat menipis.

"Lo belum sembuh juga? Apa gue nabrak lo kekencengan ya? "

"Apa bang? Lo yang nabrak gue? Lo gila emang! Lo gila! "

"Udah diem aja lo, banyak bacot juga ya lo kalo mabok, haha. "

Doyoung yang tak mengerti arah pembicaraan mereka itu menautkan alisnya. Sebenarnya apa yang tak ia tau tentang semua ini? Mengapa semuanya menjadi rumit?

"He-em. " Doyoung berdeham. Dan berjalan mendekati mereka berdua yang sudah menatapnya.

"Wih, KDRT ya lo? Tumben kesini. " Ucap Jaehyun sedangkan Taeyong hanya menatapi adik iparnya itu jengah.

"Kok lo tau sih? "

"Keliatan tuh muka melas banget bos. "

Doyoung langsung mengecek wajahnya, apa ia semelas itu sekarang?

"Apaan sih gila lo, " Doyoung mengambil seteguk wine yang disediakan, "Eh, Bang Taeyong. " dan tak lupa senyum liciknya.

"Weh iya, acara keluarga nih kalo gini, " Ucap Jaehyun lalu tak lama ia tertidur pulas disana.

Pieces of: RealityTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang