"Karena suaramu adalah favorit bagi aku."
Hemera Alena Theia🦋🦋🦋
Panggil saja Ale. Gadis cantik dengan rambut dibawah bahu itu sedang duduk di balkon kamarnya dengan pandangan yang kosong. Sudah lebih dari satu jam Ale menunggu seseorang yang sampai saat ini tak kunjung datang.
Seseorang yang selalu menemani hari-hari Ale yang hampa, seseorang yang selalu membangkitkan semangat Ale, dan seseorang yang berhasil membuat Ale jatuh hati.
Saat berumur 15 tahun Ale mengalami kecelakaan beruntun yang memakan banyak korban jiwa, termasuk Papahnya. Ale adalah salah satu orang yang beruntung. Tapi penglihatannya direnggut oleh kecelakaan tersebut, hingga Ale putus asa pada hidupnya. Ia harus kehilangan figur seorang Ayah yang selama 15 tahun telah menjadi panutannya. Dan ia harus kehilangan dunia nya. Yang tersisa hanyalah kegelapan dan kesunyian.
Ale sempat ingin mengakhiri hidupnya, namun seseorang menyadarkan Ale bahwa perjalanan hidup Ale masih panjang dan Ale masih memiliki seorang Ibu.
Saat mendengar hal itu Ale menangis. Ia begitu bodoh, ia begitu egois, hingga lupa memiliki seorang Ibu dalam hidupnya. Ale terlalu dalam jatuh di kegelapan hingga ia kalut akan hidup yang ia jalani. Semua nya berubah menjadi hitam bagi Ale.
Ale memiliki hutang budi kepada seseorang yang telah menyadarkan nya. Jika seseorang yang dimaksud oleh Ale sedang membaca ini maka Ale persembahan ucapan terimakasih pada nya.
Jangan tanya pada Ale siapa orang itu, karena Ale sendiri pun tidak mengetahuinya. Yang jelas, Ale memanggilnya Mr.Capella. Bukan keinginan Ale untuk memanggilnya seperti itu, tapi ini perintah Mr.Capella sendiri.
Namanya bukan Capella. Lalu mengapa di panggil Capella? Entahlah, Ale sendiri tidak tahu. Yang terpenting bagi Ale adalah Mr.Capella selalu ada di sisinya.
Saat sedang melamun, telinga Ale menangkap suara grasak-grusuk di bawah sana. Ale tersenyum. Ini dia yang Ale tunggu. Ale merapikan rambutnya yang selalu ia urai.
Selama ini Mr.Capella selalu memanjat ke balkon. Karena Ale khawatir, Ale pernah menyuruhnya untuk jalan pintu saja, namun Mr.Capella menolak dengan alasan takut kepada Mamahnya. Padahal Mamah Ale baik.
Suara langkah kaki terdengar menghampiri Ale, hingga Ale merasakan bau permen karet menyeruak ke dalam hidungnya. Aroma favorit Ale selama satu tahun ini.
"Mr.Capella?" ujar Ale memastikan.
"I'm here, Al," ini suara favorit yang Ale rindukan.
Ale merasakan seseorang duduk di sampingnya. Dalam lubuk hati, Ale sangat ingin memeluk seseorang yang berada di sampingnya. Ia ingin menumpahkan segala kerinduan nya. Namun Ale tidak begitu berani untuk melakukannya.
"Miss you," Ale mendengar dengan jelas. Itu suara favorit nya.
"Miss me?" tanya Ale.
"I miss you, Ale," ujar Mr.Capella.
"I miss you more," Ale merasakan sebuah pelukan hangat di sampingnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Mellifluous
Teen Fiction(FOLLOW AKUN PENULIS TERLEBIH DAHULU) Saat segalanya dapat ditangkap oleh mata Ale, sosok itu hilang bagaikan di telan bumi. Tanpa sepatah katapun sosok itu pergi. Hingga tiba saat dimana Ale disekolahkan di SMAGAL disitulah kisah yang sebenarnya di...