11| Nyaman?

155 17 0
                                    

"Kesalahan terlahir dari kecerobohan."
hasnarff

🦋🦋🦋

"Lo ada yang luka?" tanya Dewa menatap Ale dengan khawatir. Pasalnya Dewa menemukan Ale berada di ruang bawah tanah dengan tubuh yang terkunci di kursi.

"Engga kak. Ale cuma masih sedikit syok aja," Ale tersenyum ringan menatap mata Dewa. Entah mengapa berada disisi Dewa Ale merasa nyaman dan aman.

Saat Ale sedang menikmati wajah Dewa tiba-tiba Dewa menyampirkan jas di bahu Ale. Hal itu berhasil membuat Ale salah tingkah sekaligus merasakan kehangatan.

"Pake seatbelt nya," titah Dewa pada Ale. Namun, Ale hanya diam karena salah tingkah nya tadi.

"Apa perlu gue yang pakein?"

"E-eh a-anu gak usah kak. Ale bisa sendiri," Ale langsung tersadar dan buru-buru memasangkan seatbelt nya. Dewa yang melihat tingkah Ale itu terkikik geli.

"Al," panggil Dewa saat sudah melajukan mobilnya.

"Kenapa, kak?" Ale menoleh ke samping.

"Gue kakak nya Ares." Dewa fokus menyetir tanpa melihat ekspresi terkejut Ale saat ini.

Ale terkejut saat mengetahui Dewa tadi menemukannya di ruang bawah tanah. Ale lebih terkejut dengan keberadaan Dewa yang berada di istana Auriga. Ale kira Dewa adalah salah satu sepupu Ares, namun fakta yang sebenarnya lebih mengejutkan.

"Sebagai kakak nya Ares gue minta maaf. Gue minta tolong sama lo buat jaga diri. Kalo ada apa-apa bilang sama gue. Gue pengen lo ngejauhin Ares, tapi Ares gak bakal melepas apa yang udah jadi miliknya."

"Tapi aku bukan milik Ares, kak."

"Gue ngerti, gue paham. Tapi Ares orangnya keras kepala, apa yang udah dia klaim gak bakalan mudah dia lepas. Jadi, gue harap lo bisa jaga diri dan usahain buat gak mancing emosi Ares." Dewa memijit pangkal hidungnya.

Ale menghela nafas berat. "Iya kak. Ale usahain." Ale memalingkan wajahnya keluar jendela mobil.

Dewa melirik Ale. Ia merasa bersalah. Seharusnya dari awal Dewa berusaha untuk menjauhkan Ale dari Ares, namun nasi sudah jadi bubur. Sekarang dewa hanya perlu menjaga Ale dari jauh.

• • •

Ale sebenarnya sangat malas pergi sekolah. Ia takut bertemu dengan Ares lagi. Namun, sang mama malah memarahi nya karena tak ingin sekolah. Dan jadilah Ale disini, di sekolah, berjalan tanpa semangat.

"Hai, Ale," tiba-tiba sebuah suara mengagetkan Ale.

"Nathan, gue kira siapa. Ngagetin tau," Ale mengerucutkan bibirnya.

"Hehe, sorry. Lo ikut gue sebentar yu," ujar Nathan yang terus berjalan bersisian dengan Ale.

"Gamau." Ale berjalan dengan buru-buru meninggalkan Nathan. Ia tau pasti jika Ares dalang di balik semua.

"Huwaaaaa!!!" Ale berteriak saat tubuhnya melayang di gendong seperti karung beras oleh Nathan.

"Than, turunin ga?! Cepetan turunin," Ale meronta-ronta.

MellifluousTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang