"Bisakah kamu muncul sekarang? Bantu aku dari pria brengsek itu."
Hemera Alena Theia🦋🦋🦋
"Gue ngakak anjir liat lo di tendang sama cewek. Huwahahahaha," pria ber-name tag Izar Eidan Galendra itu memegang perutnya yang sakit karena tak berhenti tertawa.
"Punya lo kesakitan ya?" ejek pria bertampang kalem yang memiliki nama Nathan Erebus Elantos. Tunggu dulu, jangan tertawa karena namanya begitu aneh, justru namanya memiliki makna yang dalam.
"Diem lo berdua!" pria itu melayangkan tatapan tajam kepada kedua temannya.
"Damai, bro," ujar Izar Setelah berhasil menghentikan tawanya.
"Siapa?" sekarang si pria kutub yang mengeluarkan suaranya setalah diam sedari tadi. Pria dengan paras tampan yang begitu menggoda iman namun memiliki sifat dingin tak tersentuh itu bernama Helios Atlas Gerion.
"Target kita selanjutnya." Satu sudut bibir pria itu terangkat setelah mengingat betapa beraninya wanita itu mengusik dirinya.
"Cewek?" tanya Nathan.
Pria itu mengangguk, "Dia cewek pertama."
"Tapi kok gue baru liat ya? Anak baru kali ya?" ujar Izar sambil mengingat-ingat wajah cantik rupawan milik Ale yang ketakutan karena ulah sahabat nya ini.
"Kayanya sih iya anak baru. Mending biarin aja deh, mungkin dia belum tau lo," usul Nathan pada pria itu.
"Bener kata Nathan," ujar Atlas.
"Enggak! Dia udah kurang ajar sama gue. Gue gak bisa diem aja. Seenggaknya gue kasih dia efek jera." Pria tersebut mengepulkan asap rokok yang sudah ia hisap tadi.
Ketiga temannya hanya mengangguk pasrah karena pria ini memang keras kepala.
• • •
Ini sudah jam istirahat, namun Ale tidak pergi ke kantin melainkan ke toilet. Ale memutuskan untuk mencari Mr.Capella. Misinya akan ia mulai sekarang. Pertama-tama Ale akan mencari anak musik dan bertanya-tanya. Karena suara Mr.Capella bagus maka ada kemungkinan ia anak musik.
"Semangat, Ale," ujar Ale pada dirinya sendiri dihadapan cermin.
Ale melangkahkan kakinya keluar dari toilet dan akan pergi menuju ruang musik. Namun saat dipertengahan jalan tak sengaja ia menginjak tali sepatunya yang lepas, mungkin jika tidak ada orang yang menahannya bisa dipastikan Ale akan terjatuh.
Untuk sesaat Ale tersihir oleh tatapan dan wajah pria yang membantu nya itu. Setelah sadar Ale langsung membenarkan posisinya itu.
"M-maka—" belum sempat Ale menyelesaikan perkataannya pria itu sudah berjongkok di hadapan Ale dan mengikat tali sepatu Ale. Ale terpaku menatap pria dibawahnya. Tidak. Ale harus sadar. Ini sangat memalukan.
Setelah selesai pria itu kini berdiri kembali, "Ini kedua kalinya lo ceroboh karena tali sepatu,"
"Ehh?" Ale memiringkan kepalanya bingung karena dari mana pria ini tau sebelumnya ia melakukan kecerobohan.
"Gue liat lo pagi tadi di koridor," seperti mengetahui isi pikiran Ale pria itu menjawab kebingungan Ale.
Ale mengangguk-anggukan kepalanya, "Thanks ya." Ale tersenyum manis kepada pria dihadapannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Mellifluous
Fiksi Remaja(FOLLOW AKUN PENULIS TERLEBIH DAHULU) Saat segalanya dapat ditangkap oleh mata Ale, sosok itu hilang bagaikan di telan bumi. Tanpa sepatah katapun sosok itu pergi. Hingga tiba saat dimana Ale disekolahkan di SMAGAL disitulah kisah yang sebenarnya di...