"Penolakan bayarannya nyawa."
Ares Titan Auriga🦋🦋🦋
Seorang gadis sedang berjalan mengendap-endap dari satu pilar ke pilar yang lain dengan kacamata hitam dan masker yang menutupi wajahnya.
Ia mengamati sekitar untuk memastikan keadaannya aman saat ini. Saat dirasa sudah cukup aman barulah gadis itu berjalan lagi menuju pilar yang berada di depannya.
"Ale," Seseorang menepuk bahu Ale.
"Kyaaaaa!" Ale menjerit lalu melepaskan kacamatanya, "Kak Dewa? Ngagetin aja,"
"Lo kenapa?" Dewa memperhatikan penampilan Ale dari bawah sampai atas. Hoodie oversize berwarna baby blue menenggelamkan sebagian tubuh Ale, serta kacamata dan masker yang membuatnya terlihat aneh.
"O-oh a-anu kak i-itu dingin banget, Ale kena flu, hatchim." Ale berpura-pura bersin dihadapan Dewa.
"Lo sakit?" Dewa memegang kening Ale dengan tangan kanannya, "Mau ke UKS?" tawar Dewa khawatir.
"E-enggak usah kak, nanti juga Ale sembuh," dalam hati Ale merutuki dirinya yang telah berbohong dan membuat Dewa terlihat khawatir.
"Tapi gue takut lo kenapa-napa. Mending ke UKS aja," Dewa memegang kedua bahu Ale dan pandangan mereka saling bertemu untuk sesaat sebelum sebuah suara mengagetkan Ale.
"Ngapain lo, Wa?" tanya seseorang dibelakang Ale, "Pacar lo?" orang itu melihat ke arah tangan Dewa yang memegang kedua bahu Ale yang memunggunginya.
"Bukan. Dia temen gue." Dewa menurunkan tangannya dari bahu Ale, sedangkan Ale dengan terburu-buru memakai masker dan kacamata hitamnya.
"Saya permisi ya kak," Ale membuat suaranya seolah-olah berbeda.
Dewa mengernyitkan dahinya melihat tingkah laku Ale yang aneh itu. Ale pun segera pergi dari tempatnya namun suara seseorang membuat langkahnya terhenti.
"Hemera Alena Theia,"
Ale tidak berbalik, namun terdengar langkah menghampiri dirinya. Seseorang meraih bahu Ale dan membalikan nya.
"Lo mau ngehindar dari gue hm?" Ares menatap lekat wajah Ale yang tertutupi.
"M-maaf, kamu siapa ya? Salah orang kali," ucap Ale gelagapan dengan suara yang di ubah.
Ares tertawa renyah, "Sayangnya gue gak bodoh, honey." Ares melepaskan kacamata dan masker milik Ale.
Ale berdecak lalu menatap Ares dengan wajah jutek, "Apa?"
"Lo cantik," Ares tersenyum menawan.
"Emang." Jawab Ale tak akan tertipu oleh modus dari setan brengsek macam Ares.
"Tapi kalo mau beliin minum buat gue." Lanjut Ares dengan santai.
"Dih, ngapain. Dipikir gue babu lo apa? Mending gue dibilang jelek daripada beliin lo minum," Ale mendelik.
"Kan udah gue bilang lo milik gue. Ini sanksi yang harus lo terima karena udah ngusik Ares Titan Auriga," Ares melipat kedua tangannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Mellifluous
Fiksi Remaja(FOLLOW AKUN PENULIS TERLEBIH DAHULU) Saat segalanya dapat ditangkap oleh mata Ale, sosok itu hilang bagaikan di telan bumi. Tanpa sepatah katapun sosok itu pergi. Hingga tiba saat dimana Ale disekolahkan di SMAGAL disitulah kisah yang sebenarnya di...