"Aku gila karenamu, sayang."
Ares Titan Auriga🦋🦋🦋
Kini Ale sudah duduk di sofa kamar Ares. Kamar Ares sangat elegan dengan warna monokrom yang mendominasi. Meski sekarang kamarnya berantakan tapi kesan mewah tidak hilang. Kamar Ares luasnya tiga kali lipat dari kamar Ale, maka dari itu kamar Ares mampu menampung banyak manusia. Contohnya seperti sekarang. Banyak pria heboh yang sedang bermain PS, ada juga beberapa pria bermain gitar dan sebagiannya lagi bernyanyi di balkon, bahkan ada yang tidur.
Suasana sangat beda dengan di meja makan tadi. Kini pakaian formal mereka sudah tak jelas lagi bentuknya. Jas yang mereka pakai sudah hilang entah kemana. Segerombol pria yang bermain PS mengikat dasi nya di kepala mereka, bahkan pria yang tertidur di kasur Ares kaki nya diikat oleh dasi karena kejahilan pria lain. Dan yang lebih parah adalah pria yang bermain gitar di balkon, dia memakai kemeja, dasi, serta jas, tetapi kebawah nya ia hanya memakai boxer ungu. Kalo kata Ares pria yang bermain gitar itu 'Ganteng-ganteng bego'.
Ale tentu saja sangat heran. Keluarga Auriga sepertinya pandai berakting semua. Di meja makan tadi mereka memiliki ekspresi datar dan tajam. Sekarang? Wibawa pria disini hilang semua. Aneh.
Sedari tadi mata Ale tak mau diam. Ia menelusuri dan mengamati semua makhluk tampan disini dengan penasaran.
"Kakak lo yang mana?" masih dengan mata menelusur Ale bertanya pada Ares yang sedang bermain handphone di sampingnya.
"Kayaknya ada di kamarnya." Jawab Ares cuek masih fokus pada handphone nya.
"Res, toilet di sebelah mana?" Ale merasa puas di dalam hati karena ia menemukan ide cemerlang.
"Tuh." Tunjuk Ares ke arah pintu berwarna putih di samping lemari besar yang berada di kamarnya.
Sial! Ale lupa bahwa kamar seluas ini tak mungkin tidak memiliki toilet di dalamnya.
"Mau ke air?" kini pandangan Ares menghadap tertuju pada Ale.
"Ga jadi deh. Ga mood."
Ares hanya menggedikan bahu nya tak ambil pusing dengan keanehan Ale ini.
"Res," Ale memanggil Ares yang sedang fokus bermain handphone.
"Apa lagi?" kini Ares memasukan handphone nya kedalam saku celananya.
"Bosen. Mau keluar boleh?" keluh Ale.
"Gak." Ares melipat kedua tangannya sambil menatap Ale.
"Bro, punya lo ini?" tiba-tiba pria dengan boxer ungu menghampiri Ares dan Ale.
"Hm." Ares tidak menghiraukan sepupunya itu. Matanya masih tertuju kepada Ale.
Sedangkan Ale sedang menahan tawa karena pria konyol itu ada di hadapannya sekarang.
"Lo kenapa? Lagi nahan berak?" pria boxer ungu itu menggaruk tengkuknya yang tak gatal.
"HAHAHAHAHAHAHAHA." Disitu juga tawa Ale pecah. Ale tertawa terbahak-bahak sampai ia tidak sadar kini semua pasang mata sedang menatapnya heran sekaligus kagum karena sejak kapan ada wanita cantik disini?
KAMU SEDANG MEMBACA
Mellifluous
Teen Fiction(FOLLOW AKUN PENULIS TERLEBIH DAHULU) Saat segalanya dapat ditangkap oleh mata Ale, sosok itu hilang bagaikan di telan bumi. Tanpa sepatah katapun sosok itu pergi. Hingga tiba saat dimana Ale disekolahkan di SMAGAL disitulah kisah yang sebenarnya di...