5| Sucks!

156 21 0
                                    

"Benci sama cinta itu beda tipis. Hati-hati."
Nathan Erebus Elantos

🦋🦋🦋

"Sialan! Kenapa gue lemah? Padahal gue bisa aja hajar mereka semua. Oh, damn it!" Sepanjang jalan menuju kelas Ale mengumpati dirinya dan pria gila itu. Ale merasa bodoh karena tidak berani melawan pria gila macam Ares. Ada apa dengan Ale?

Sikap Ale yang terlihat aneh itu tak luput dari perhatian para siswa yang berada di koridor.

"Halo Ale," seorang gadis berkuncir kuda menghadang jalan Ale dan membuat Ale berhenti.

"Kenapa?" tanya Ale berusaha ramah.

Gadis itu mengulurkan tangannya sambil tersenyum lucu, "Nama aku Hera Metis Asteria."

Ale melihat tangan Hera lalu membalasnya, "Hemera Alena Theia."

"Aku pengaggum kamu," Hera memandang Ale dengan mata yang berbinar.

"Maksudnya?" Ale memiringkan kepalanya karena merasa aneh dengan penuturan dari Hera.

"Ah, engga," Hera menggelengkan kepalanya, "Kamu mau jadi temen aku?" lanjut Hera dengan semangat.

Ale terdiam sesaat lalu menganggukan kepalanya dan hal itu berhasil membuat Hera tersenyum bahagia. Gadis lugu, pikir Ale.

• • •

"Tumbenan lo Zar ikut kelas olahraga," ujar Nathan.

Mereka saat ini berada di pinggir lapangan sedang mengganti sepatu mereka untuk pelajaran olahraga.

"Bosen gue di ruang iblis. Si Ares malah tidur." Izar berdiri dari duduknya dan turun ke lapangan bergabung dengan teman-teman yang lainnya, diikuti oleh Nathan dan Atlas.

Seluruh murid di kelas XI-IPS 2 saat ini sudah berbaris rapi di lapangan olahraga untuk melakukan pemanasan. Begitu juga dengan Izar, Nathan dan Atlas yang sudah ikut berbaris.

Saat sedang melakukan pemanasan mata Izar tidak sengaja menangkap sosok gadis yang selama lima tahun kurang ini menjadi musuhnya.

"Pstt... pstt..." Izar memanggil seorang pria yang baris di belakang gadis itu, "Minggir," lanjut Izar dengan tatapan mengintimidasi yang membuat si pria langsung pindah tempat dan kini tempat itu diisi oleh Izar.

Tiba-tiba Izar menarik ikat rambut si gadis sehingga rambut panjang milik gadis itu terurai dan diterpa angin.

"Heh ngapain?" gadis itu membalikan tubuhnya karena ikatannya di tarik dan terkejut saat melihat musuhnya, "Lo lagi."

"Hello enemy," Izar tersenyum dan melambaikan tangannya.

"Balikin iket rambut gue sekarang." Gadis itu menatap mata Izar dengan tajam.

"Kalo gak mau gimana?" tantang Izar dengan mata yang tak kalah tajam dari gadis di hadapannya.

"Ck, balikin gak?" gadis itu melipatkan kedua tangannya di dada.

"Ambil aja sendiri kalo bisa." Izar memasukan ikatan itu kedalam saku celana olahraga nya dan melanjutkan pemanasan mengikuti paduan dari guru yang berada di depan.

MellifluousTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang