"Tidak ada yang lebih baik antara rindu dan kehilangan."
Hemera Alena Theia🦋🦋🦋
Ale memasuki perpustakaan yang nampak sepi. Tidak ada siapapun disana, termasuk penjaga perpustakaan. Ale duduk di salah satu kursi yang tersedia disana, ia mengeluarkan bolpoin dan secarik kertas.
"Tadinya kepala aku udah baik-baik aja, tapi setelah menerima surat dari kamu rasanya kembali pening. Where are u? I miss u so bad!"
-Bintang di rasi Gemini :)
Kira-kira begitulah isi surat yang Alena tulis. Ia menyelipkan kertasnya ke dalam buku.
"Ini di simpen dimana?" Ale bermonolog sambil menatap bukunya dengan bingung. Ale tampak berpikir sejenak lalu melangkahkan kakinya menuju rak buku sains.
Ale menyimpan bukunya dengan posisi beda dari yang lain agar Mr.Capella bisa melihatnya. Saat hendak pergi Ale melihat sesuatu yang terlihat mencolok.
"Kartu perusahaan?" monolog Ale saat melihat kartu perusahaan yang cukup terkenal di Indonesia.
Ale nampak berpikir mengapa ada kartu perusahaan di dalam perpustakaan? Apalagi posisi kartunya seakan sengaja dibuat agar terlihat. Apakah ini clue kedua dari Mr.Capella?
Ale menepis pikirannya. Setahu Ale SMA Galaksi ini adalah sekolah yayasan Auriga dan kartu yang Ale temukan adalah kartu perusahan emas Auriga. Tidak aneh bukan? Bisa dikatakan wajar kan?
Ale berniat mengelilingi perpustakaan, meski Ale yakin Mr.Capella tidak disini tapi siapa tahu keyakinan Ale salah.
"Alena?" suara seseorang mengagetkan Ale yang sedang melamun.
"Mr.Capella?" Ale melihat sosok lelaki bertubuh jangkung yang mengenakan kacamata.
Lelaki itu mengerutkan keningnya tidak paham apa yang Ale ucapkan, "Saya Dharma, ini ada titipan buat kamu," lanjut Dharma sambil menyodorkan kotak makan berwarna hitam yang cukup unik.
Dalam hati Ale merasa kecewa karena yang muncul bukanlah sosok yang Ale tunggu-tunggu. Ale tersenyum lalu menerima kotak makan tersebut.
"Dari siapa?" tanya Ale.
"Wah, kalo itu saya sendiri gak tau, soalnya ada di meja saya. Orang yang ngasih kamu itu menuliskan surat perintah untuk mengantarkan ini ke kamu. Kalo gitu saya permisi," Dharma pun pergi dari perpustakaan.
Ale menatap kepergian Dharma dengan penuh tanya di kepalanya setelah itu ia langsung membuka kotak makan tersebut namun, yang ia temukan bukanlah makan siang tetapi secarik kertas bertuliskan angka 5.
"Lima?"
• • •
Ale berjalan lunglai untuk kembali ke kelasnya sambil memegang kotak makan berwarna hitam di tangannya. Tanpa sadar Ale melewati ruang biadab yang terletak tak jauh dari perpustakaan.
Ale berhenti dari langkahnya dan menatap sebuah ruangan yang di pintunya terdapat tulisan Devil's room. Ale tidak mendengar apapun, ia rasa disana sedang tidak ada siapa-siapa. Tanpa sadar Ale melangkah mendekati ruangan tersebut lalu membuka pintunya yang tidak terkunci.
KAMU SEDANG MEMBACA
Mellifluous
Teen Fiction(FOLLOW AKUN PENULIS TERLEBIH DAHULU) Saat segalanya dapat ditangkap oleh mata Ale, sosok itu hilang bagaikan di telan bumi. Tanpa sepatah katapun sosok itu pergi. Hingga tiba saat dimana Ale disekolahkan di SMAGAL disitulah kisah yang sebenarnya di...