"Keluarga yang aneh."
Hemera Alena Theia🦋🦋🦋
Ale dibuat terpesona oleh bangunan sangat amat besar dan megah dihadapannya ini. Ini terlalu besar jika dikatakan rumah. Mungkin hotel? Ah, tidak. Tidak seperti hotel.
"Ini istana presiden?" ucap Ale dengan polosnya kepada Ares yang berada disampingnya.
"Istana Auriga." Sahut Ares.
Ale menatap Ares bingung.
"Lo bakalan tau jawabannya kalo ikut gue." Ares merangkul pinggang Ale dan tepat saat itu pula Ale merasa bahwa jantungnya tidak sehat.
Mereka berjalan berdampingan layaknya sepasang pengantin. Ya, seperti pengantin karena saat ini mereka berjalan diatas red carpet dan pengawal berjajar rapi disepanjang jalan dengan setelan jas nya.
"Ini acara Billboard ya?" lagi-lagi rasa penasaran Ale suarakan.
"Bukan." Hanya jawaban singkat yang keluar dari mulut Ares.
Ale hanya mendengus kesal. Lebih baik ia mengamati kemewahan yang disuguhkan dihadapannya.
Saat mereka tiba di depan pintu keluarlah seorang wanita yang mungkin sudah berusia 60-an menggunakan dress panjang berwarna hitam elegan. Dengan cekatan Ale menghampiri wanita itu dan mencium tangannya.
"Halo Tante, saya Ale, temennya Ares." Ale menyunggingkan senyum lebar di hadapan wanita paruh baya tersebut.
"Lo ngapain?" Ares meraih kembali pinggang Ale dengan kesal karena tangannya yang sudah nyaman memegang pinggang Ale tiba-tiba pergi begitu saja.
"Ares, lo apa-apaan sih. Lepasin. Malu sama nyokap lo, Res." Ale berkata dengan pelan.
"Dia kepala maid disini."
Ale mengerjapkan matanya berkali-kali. Ingin rasanya saat ini Ale di makan oleh cacing Alaska lalu dibawa tenggelam ke dasar samudera.
"O-oh." Ale menundukan wajahnya malu.
"Lain kali kalo mau apa-apa ngomong dulu." Bisik Ares di telinga Ale tak lupa tawa renyah di akhir kalimat.
Ale berjinjit untuk mendekatkan mulutnya ke telinga Ares, "Lain kali maid nya jangan di pakein dress gitu."
Ares menahan wajah Ale untuk tetap sejajar dengan wajah nya. Perlahan Ares memajukan wajahnya. "Ngapain ngomongnya bisik-bisik, huh?"
Ale langsung memundurkan tubuhnya. "Bisa gak sih kalo mau apa-apa jangan bikin kaget."
"Sorry honey," Ares tersenyum menawan. Tapi sayangnya itu tak membawa pengaruh apapun bagi Ale.
"Najis tau gak!" Ale langsung pergi meninggalkan Ares yang sedari tadi menggodanya.
Namun, sebuah tangan kembali melingkar di pinggang Ale dan tentu saja Ale terkejut. Tapi Ale tidak ambil pusing, toh sedari tadi Ares melakukan itu.
Sepertinya semalaman ini Ale tak akan berhenti menyanjungi tempat ini. Di dalam rumah ini tak kalah mewah. Lebih mewah dari pada diluar. Meskipun Ale keluarga yang berada tapi ia tak pernah melihat kemewahan seperti ini.
KAMU SEDANG MEMBACA
Mellifluous
Teen Fiction(FOLLOW AKUN PENULIS TERLEBIH DAHULU) Saat segalanya dapat ditangkap oleh mata Ale, sosok itu hilang bagaikan di telan bumi. Tanpa sepatah katapun sosok itu pergi. Hingga tiba saat dimana Ale disekolahkan di SMAGAL disitulah kisah yang sebenarnya di...