"Aku memang menyukai diri mu,
Tapi aku lebih menyukai suaramu."***
Mafumafu x (psycho) readers
Req: Terui_Ririka13***
"Nee... Nee... Doko?..."
Mafu terus menutup mulutnya dengan tangan kanan, sementara tangan kiri nya meremas seragamnya di bagian dada.
Suara itu terus bergema di lorong, membuat tubuhnya gemetar. Seketika ia memaki dirinya yang memaksakan untuk ke sekolah, berniat mengambil handphone nya yang tertinggal di kolong meja.Ia malah melihat kejadian fatal di kelasnya, tepat di kursi samping nya. Teman dekat sekaligus orang yang ia sukai. Ternyata seorang psyco.
"Mafumafu-san? Aku bisa mendengar deru nafasmu. Tentu saja, kan? Lagipula kenapa Kau lari? Padahal mainanku sebentar lagi selesai."
Suara itu tepat terdengar di depan kelas, tempat ia sembunyi sekarang.
"(Name)-san? Ada apa masih disekolah? Latihan untuk festival nanti?"Oh tidak, tamat lah riwayatnya.
"Ternyata pak satpam, aku hampir jantungan." ujar (name) dengan suara riangnya.
"Kenapa baju mu penuh darah? Dan cutter?"
"Oh~ ini untuk..."
Terdengar langkah itu menjauh, dan disusul oleh teriakan seorang lelaki tua.
"Ini loh~ tadi aku lagi menghabiskan waktu dengan mainan ku~ terus tiba-tiba mafumafu-san datang... Jadi aku memutuskan untuk bermain juga dengannya."
"AAAARH!!!"
"Tapi... Pak satpam datang ~ Kalau tahu aku ada disini~ kan gawat..."
(Name) tertawa riang, di iringi teriakan sang penjaga sekolah. Kaki mafu yang menopang tubuhnya didalam loker alat piket mulai gemetar, namun ia mencoba tidak menimbulkan suara sedikit pun, seharusnya ini waktu yang tepat untuk melarikan diri, namun setelah melihat lemparan pisau perempuan itu, melarikan diri menjadi cara untuk mengakhiri hidup.
"Eh? Sudah mati?"
Deg*
"Membosankan, ah~ aku baru ingat. Mafumafu-san~"
Tidak.. Tidak.. Aku tidak ingin mati!!!
Mafumafu terus berteriak dalam hatinya, memohon untuk bisa melakukan teleportasi.
*Tok Tok Tok
"Mafu-san? Sudah mau larut. Cepat kita bermain, aku lapar." rengek (name)
*BRAK
Pintu loker hancur, dipukul keras oleh (name) dengan pemukul baseball, pukulan itu hampir mengenai kepalanya.
"Mitsuketa~ "
***
Manik merah itu terbuka perlahan, langsung menyadari ikatan pada tubuhnya yang dipaksa duduk di kursi. Ia tahu ini di kelas, dan di kursinya.
"Ohayou ~"
Tubuh mafu membeku, meskipun mulutnya tidak dihalangi oleh perekat atau kain, ia tetap tidak bisa berkata kata.
"Mafumafu-san? Kemana suara riang mu yang selalu membuat kelas berisik? "
(Name) mengeluarkan cutter nya, tersenyum riang lalu menggores tangan kanan lelaki didepannya.
"Khh--"
Mafu menahan suaranya, meskipun yang ia rasakan bukan sakit biasa.
Mafu teriak dengan keras ketika perempuan itu menguliti tangannya.
Meneteskan banyak darah, dan menyisakan daging yang terlihat seutuhnya."Ah... Sudah lama aku ingin melakukan ini pada mafu-kun~ ternyata darah mu memang indah."
(Name) tertawa riang, melihat air mata mafu yang mengalir.
"Belum mau bicara?""AAAAAAAAKH!!!!"
Kulit yang mengelupas ditarik paksa, menimbulkan sakit yang tentu tidak biasa.
"(Name)... Kumohon... Bunuh aku.""Eh~ padahal aku baru menguliti tanganmu."
Suasana sekolah mencekam dengan teriakan mafu yang terus bergema, dan dua mayat yang tergeletak dikelas.
Mafu sudah banyak kehilangan darah, dan wajah serta seragam (name) dipenuhi cipratan darah."Sugoi, mafu-san tidak lelah berteriak?"
Pertanyaan bodoh, mafu malah merasa ini waktu terakhir nya, dengan seluruh tenaga mafu mencoba tersenyum.
(Name) berhenti, menatap lelaki didepannya dengan tatapan heran.
"Huh, ada pesan terakhir kah?" ejek (name)Mafu tersenyum dengan seluruh darah di wajahnya.
"Cepat katakan." ujar (name). Tangannya mengepal, baru pertama kali ia merasakan ini.... Perasaan yang menyadarkannya, bahwa...."Aku... menyukai (name)..."
.... Ini semua salah.
"Hh... Terimakasih... Aku senang... Kau yang terakhir... Kupandang... Sebelum aku.. pergi... Jangan... Menangis..."
Air mata (name) mengalir, dari sekian banyaknya orang di dunia ini yang membencinya.
Orang ini mengubahnya dalam kesalahan yang terlanjur ia buat."Terimakasih telah menyukai ku."
Manik merah yang bercahaya itu menutup, dengan perhalan, membawa semua senyuman yang menjadi alasan, kenapa mafu, seorang idola sekolah, menyukai nya."Sayonara."
END*
Maap ga sadis v:
/16/04/2020/
KAMU SEDANG MEMBACA
utaite x reader (Open Req)
Short Storyutaite x reader... Berbagai cerita cinta yang berliku liku, cerita antara (y/n) dan para utaite. Ff dan author yuzu ini menerima recom cerita kok.