promise

660 40 11
                                    

Urasaka X Readers
Req: rnzyyx

Maap baru dibikin V:

• • •

    Gadis dengan surai (h/c) yang terurai bebas, dan mahkota kerajaan yang dipasang pada kepalanya kini berdiri dalam diam, menatap riuh kota dari balkon istana.

    Sudah sekitar dua bulan berlalu semenjak kepergian raja karena peperangan, ratu dari kerajaan itu sudah lama meninggal karena penyakitnya. Maka yang kini menggantikan tahta penguasa adalah (name), dibantu oleh dua kesatria yang aslinya adalah sahabat masa kecilnya.

Tak lama, lelaki bersurai merah dengan baju kesatria dan pedang yang terpasang di pinggang nya, lelaki itu menghampiri (name) dengan santai.

"(Name)-sama, keadaan kota aman~" ujarnya santai yang langsung menerima pukulan dibelakang kepalanya. Pelakunya adalah kakaknya sendiri, urata.

"Beri hormat mu pada ratu! Mau ku cincang jadi daging panggang, hah?!" seru urata. Sakata mengaduh, lalu membuang pandangannya dari kakaknya.

(Name) terkekeh pelan.

"Sudahlah, jika didalam istana, kalian tidak perlu bersikap seperti itu. Terimakasih atas kerja keras kalian selama ini. Kalian, istirahat lah." ujar (name).

Raut wajah sakata seketika berbinar.

"Terimakasih, (Name)!!! Aku menyukaimu!!" serunya lalu berlari keluar kerajaan.

   Urata menghela nafas, lalu menghampiri (name) yang tersenyum lembut.
"Urata-kun, terimakasih banyak sudah melindungi negeri ini."

Urata tersenyum.
"Pastinya, karena aku sudah berjanji akan melindungimu. Ah, dan juga. Aku tidak mau kalah dari adikku yang bodoh itu."

(Name) menatap urata dengan pandangan bingung.

"... Karena aku lebih menyukaimu." lanjut urata yang kini sudah pergi keluar istana.

(Name) tersenyum kecil.
"Terimakasih, kalian berdua." gumamnya.

***

Sekitar dua minggu berlalu, (name) yang sedang menikmati waktu meminum teh bersama dengan kedua sahabat lelakinya terganggu. Karena salah satu pengawal kerajaan berlari menghampiri nya dengan tergesa-gesa.

"Mohon ampun, yang mulia ratu! Aku baru saja mendapat kabar buruk!" seru nya dengan raut wajah yang ketakutan.

  (Name) dan kedua lelaki disampingnya menatap pengawal itu penuh tanya.

"Kerajaan langit! Ingin mengajukan perang! Mereka sudah memulai menyusun rencana untuk menyerang kerajaan kita!" lanjut pengawal itu.

Manik (name) mengecil, mulutnya bergetar, tak bisa mengatakan apapun. Ketakutannya kini kembali lagi. Ia baru saja menjadi ratu, bahkan dengan terpaksa ia menerima tahta itu, dan ia juga tidak memiliki pengalaman bertarung bahkan kata perang tidak pernah terpikirkan oleh nya.

"Baiklah, kau boleh pergi. Perintahkan seluruh pemimpin pasukan, malam ini kita akan berdiskusi." urata menjawab dengan tegas. Raut wajahnya selalu tenang, berbeda dengan sakata yang kini menunduk, dengan kilatan penuh amarah menyelimutinya.

utaite x reader (Open Req)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang