7. Pengintai Bayaran

75 16 8
                                    

Netraku melihat Fano yang sedang duduk di pilar depan kelas, aku menghampiri laki-laki itu
"Lo mau minta tolong apa ?" Tanyaku ketika sudah berada di hadapan Fano.

Fano menatapku "Lo ngerasa gak sih Ra, kalo akhir-akhir ini Sela tuh berubah" ujar laki-laki itu "Kaya yang ngejauh dari gue" lanjutnya lagi.

Aku mengernyit heran.
Benar sih apa yang dikatakan Fano, akhir-akhir ini Sela memang berubah. Jarang ikut kumpul bersama lagi,
setelah ke kantin membeli makanan, gadis itu langsung buru-buru balik ke kelas.

Aku jadi kepikiran saat melihatnya pulang dengan laki-laki itu, apa Sela .... ? Ahh, tapi tidak mungkin.
"Lo jangan curigaan gitu, siapa tau dia lagi ada masalah. Coba lo tanya baik-baik" jawabku berusaha menghilangkan pikiran buruk yang bersarang di otak.
Bagaimana pun juga Sela dan Fano itu sahabatku. Jadi, aku berusaha netral tidak memihak pada siapa pun.

"Gue udah tanya baik-baik, dia selalu jawab gapapa" jelasnya "Kebiasaan cewe pas lagi marah, ditanya kenapa pasti jawabnya gapapa" lanjutnya lagi sambil tertawa.

Aku ikut tertawa  "Trus, lo butuh bantuan gue apa ?"

"Lo, awasin Sela."

"Gila kali ya. Gak mau ah" Tolakku.
Apa-apaan Fano ini, dikira tidak ada kerjaan kali disuruh mengawasi Sela.

"Denger dulu Ra" ujarnya  "nanti pas lo kumpul sama anak-anak cewe, lo perhatiin Sela" lanjutnya lagi.

"Jangan aneh-aneh deh fan" ujarku berusaha memberikan tanggapan positif agar Fano tidak berpikiran yang aneh-aneh terhadap Sela.

"Plis Ra, lo harus bantuin gue. Gue gak mau hubungan gue kaya gini"

Aku berfikir sejenak "Yaudah, gue bantuin lo"

"Makasih Ra. Lo emang sahabat gue yang paling baik" ujarnya sambil merangkul bahuku.

"Makasih Ra, lo emang sahabat gue yang paling baik" aku mengikuti ucapannya dengan gaya yang di lebay-lebaykan.
"Giliran dibantuin aja muji-muji. Ini gak gratis yaaa" tambahku lagi sambil tersenyum penuh maksud.

Fano berdecak sebal "Astaga Ra, sama sahabat sendiri perhitungan amat"

"Terserah. mau gue bantuin gak ?" Tanyaku menaik turunkan alis. Lumayan kan, memanfaatkan situasi.

"Iya iya. Lo mau apa ?"

"Gue lagi pengen makan pizza"

"Oke. Ntar malem gue anterin"

"Kejunya banyakin"

"Iya, bawel."

"Lo emang baik banget Fan" aku menepuk pipi Fano pelan, setelah itu masuk ke dalam kelas.

"Tadi di depan ada Fano, katanya nungguin lo Ra" ujar Nisa saat aku duduk di sebelahnya.

"Iya, udah ketemu"

"Ngapain ?"

"Minta bantuan biar cepet baikan sama Sela" ujarku singkat, tidak mungkin kan aku menceritakan semuanya.

"Lah iya, pantesan si Sela jarang ikut kumpul di kantin"

"Lagi ada masalah sama Fano, mangkannya gitu"

"Siang jadi kerumah gue ?" Tanya Nisa.

"Gue sih jadi. Coba lo tanya Inggrid sama Sela, mau pada ikut ga"

Nisa menuliskan pesan di grup yang kami buat, grup ini berbeda dengan grup sebelumnya. Grup ini hanya beranggotakan 4 orang. Aku, Nisa, Inggrid, dan Sela.

GIRLS

Nisa
Siang jadi ke rumah gue kan ?

DIANTARA KITATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang