END

88 8 5
                                    

Hari yang ditunggu-tunggu akhirnya datang juga. Tepat hari ini, hari yang dijanjikan Fano. Laki-laki itu benar-benar membawa keluarga besarnya kerumahku.

Tak lupa juga, sahabat-sahabat ku yang berada disini. Ada Nisa, Inggrid, Banu, Wahyu, Aura, Radit, dan juga Farhan.

Kami semua duduk lesehan diruang tamu, bunda memang sengaja memindahkan semua Sofa ke tempat lain. Jika tidak begini, mungkin rumahku tidak akan bisa menampung  keluarga besar Fano

Semuanya sudah berada diruangan ini. Aku duduk berhadap-hadapan dengan Fano

Sedari tadi, aku menunduk karna tegang. Berbeda halnya dengan Fano, laki-laki itu dengan berani mengangkat kepalanya. Memang terlihat sangat tegang, tapi Fano bisa menutupi semuanya

Mic sudah berada ditangan Fano, laki-laki itu menarik nafas
"Nara" panggilnya dengan suara yang lembut

Entah mengapa bulu kudukku seketika berdiri mendengar suara Fano yang seperti itu.
Aku mengangkat kepala, kemudian menatap Fano

Fano menatapku dalam "Banyak waktu yang udah kita lewatin bersama. Yang awalnya sahabatan, makin lama aku makin suka sama kamu. Kita udah lewatin masa-masa yang berat, hingga saat ini. Kamu jadi pacar aku. Sekarang, kita berdua bukan lagi anak SMA yang lagi jatuh cinta. Dengan adanya pertemuan keluarga dari kedua belah pihak, aku mau kita tunangan" ujar Fano menjeda perkataannya
Laki-laki  itu menarik napas dalam-dalam "Bismillahirrahmanirrahim. Nara, kamu mau ga jadi istri aku ?"

Dengan cepat aku menyeka air mata yang menetes. Mendengarnya mengucapkan itu, berhasil membuatku menangis bahagia
Aku mengambil mic yang berada di depanku "makasih udah mau ngabisin waktu sama aku" ujarku sama sekali tidak kuat menahan haru.
Aku mengangguk "aku mau jadi istri kamu"

"Alhamdulillah" ujar Fano sambil menangkup kedua tangannya didepan muka

Laki-laki itu menghampiriku, menunjukkan kotak beludru yang ia bawa. Tepat dihadapanku, Fano membukanya. Kotak itu berisikan 2 cincin yang sama.
Aku memperhatikan kotak itu, lalu beralih menatap Fano

Fano meraih tanganku, kemudian menyematkannya dijari manis. Aku juga melakukan hal yang sama kepada Fano. Fano tersenyum, aku juga ikut tersenyum ke arahnya. Demi apapun rasanya bahagiiiia sekali, aku tidak menyangka waktu yang ditunggu-tunggu akan secepat ini

Setelah acara inti selesai. Aku, Fano, dan sahabat-sahabatku yang lainnya memutuskan untuk ke halaman belakang. Mengadakan acara sendiri.
Memang sengaja, halaman belakang rumahku dihias sedemikian rupa. Aku ingin menghabiskan waktu bersama sahabat-sahabatku setelah acara yang sangat spesial tadi

Ada sebagian yang duduk di gazebo, sisinya duduk dibangku lain

"Selamat ya Ra, Fan" ujar mereka semua memberi kami selamat

"Makasih" jawabku sambil tersenyum

"Udah mau nyusul gue aja nih" ujar Banu yang dibalas kekehan oleh Fano

"Selamat Ra, walaupun gue baru tau hubungan kalian berdua. Gue ikut seneng" ujar Aura yang memang baru kenal denganku setelah masuk kuliah saja.

"Iya Aura, makasih juga udah mau dengerin curhatan gue" ujarku, kadang aku juga sering berbagi cerita dengan Aura, salah satunya cerita Fano. Walaupun baru kenal, Aura adalah sosok pendengar yang baik

"Fano maafin gue. Gue sempet ga suka sama lo,  karna waktu itu gue gedeg banget sih sama lo. Udah bikin Nara galau" ujar Aura sambil tertawa

"Hahaha iya, maafin gue juga"
Setelah itu Fano menatap Farhan
"Gimana rival gue ? Jangan galau ya, Nara udah jadi tunangan gue nih" ujarnya sambil bercanda

DIANTARA KITATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang