30. Day With You

63 9 4
                                    

Setelah melihat perkembanganku yang semakin hari semakin membaik, dokter sudah mengijinkan aku pulang ke rumah

Fano mengantarku bersama dengan bunda. Fano yang mengendarai mobil, sedangkan aku dan bunda duduk di kursi penumpang

"Mas, anterin sesuai titik ya" Ujarku layaknya customer ojek online

"Gak sekalian sampe masuk rumah mba ?" Fano sambil fokus menyetir

"Oh boleh. Asal masnya jangan mampir aja, nanti pacar saya bisa marah"

Fano sempat menoleh ke arahku, kemudian fokus menyetir kembali
"Gantengan mana, saya sama pacarnya si mba ?"

"Gantengan si masnya sih, pacar saya mah nyebelin mas"

Fano mengangguk-anggukkan kepalanya "Ohh nyebelin ya"

Aku tertawa kecil, kemudian melanjutkan drama yang tadi
"Mas mau ga jadi yang kedua ?"

"Gak lah mba. Saya mau jadinya yang pertama"

"Yaudah mas, ntar besok saya putusin pacar saya buat mas"

"Awas aja yah. Ga ada gitu-gituan" ujar Fano merasa geram

Aku hanya tertawa menanggapinya
"Bercanda sayang"

Bunda hanya geleng-geleng kepala melihat tingkahku dan Fano

Sesampainya didepan rumah, Fano membukakan pintu untukku
"Welcome back princess"

Aku hanya tertawa menanggapinya

Bunda sudah masuk terlebih dahulu. Mungkin merasa ingin muntah melihat kelakuan kami😂

Fano memegang pundak ku dari belakang, seolah-olah sedang menuntun seseorang yang sedang sakit

"Aku bisa jalan sendiri" ujarku merasa keberatan diperlukan seperti itu

"Aku takut kamu pingsan lagi"

"Astaga. Engga akan" aku melepaskan tangannya dari pundakku, kemudian menggandeng tangan Fano
"Nahh gini aja" tambahku lagi

"Suka-suka pacar aku aja"
"Ayo cepet masuk. Kamu harus banyak istirahat, biar cepet..." Ujar Fano menggantungkan perkataannya

Aku menatap Fano, meminta untuk melanjutkan perkataannya "Cepet apa ?"

"Ntar juga kamu tau" ujarnya berhasil membuat ku geram.
Demi apapun aku benar-benar penasaran apa yang akan Fano lakukan

Aku mengerucutkan bibir "Apa gak ?"

"Kalo dikasih tau sekarang, gak surprise lagi"

Aku berdecak, kemudian berjalan mendahului Fano. Fano tersenyum menatap ku yang masuk kedalam rumah

Didalam rumah, aku melihat bunda yang sedang duduk di sofa
"Sayang, sini bentar" ujarnya

Aku menuruti perintah bunda, dan duduk di sebelahnya

Tak lama Fano ikut duduk di hadapan bunda
"Jadi gini bun ... " ujarnya
Entah mengapa, jantungnya jadi berdetak lebih cepat. Ingin mengatakan sesuatu tapi rasanya berat sekali. Fano menarik napas panjang "Hari ini, tepat didepan bunda. Fano mau lamar Nara" ujarnya dengan satu tarikan napas

DIANTARA KITATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang