EMPAT BELAS

630 50 2
                                    

Aku percaya kamu akan tenang disana,karna apa?karna kamu merelakan nyawamu demi keselamatan Negara Tercinta ini.
Aku bangga padamu bang!
~Azmi Rohadatul

"Nak...."ucap seorang wanita yng sudah hampir paruh baya ini membuka pintu kamarku.
"Bunda...."kataku dengan nada yang serak.
"Udah bangun kamu?"ucap bunda mencoba menguatkan dirinya sendiri.
Aku menggelengkan kepalaku "Dita gak tidur nda,Dita nungguin abang pulang"ucapku tersenyum pasi.
"Abang udah dibawah,bunda kesini mau nyuruh kamu kebawah"kata bunda menahan tangisnya sembari mengelus punggungku.
Aku segera beranjak meninggalkan kasur yang bernuansa nude tersebut.
Aku segera berlari menghampiri jasad bang dirga yang sudah terbungkus rapih menggunakan Kain berwarna putih.
Aku terdiam,diam tak berbicara,diam  membisu.
Tidak ada sepenggal kata yang bisa aku katakan.
Tidak Ada seulah gerakan pun yang Aku keluarkan.
Aku hanya bisa diam membisu seribu bahasa.
Aku menuruni Dua buah Anak tangga lagi dengan pelan.
Semua tetangga yang melihatku sangat merasa iba.
Aku menghampiri jasad abangku.
Aku duduk bersimpuh didekat kepalanya Dan mengusap bagian muka yang memiliki beberapa goresan Luka.
"Bang....bangun ya.."ucapku dengan nada yang pelan namun masih bisa terdengar orang lain.
"Mana Janji abang...bangun bang...bangunnnnnn"ucapku sedikit berteriak diujung kalimat.
"Bang...abang gak sayang sama Dita?abang..abang bakal temenin Dita sampe Dita jadi wara?abang bangun bang jangan tidur..abang bangunnnnnn"ucapku berteriak Tak karuan.
Bunda menarik tubuhku kedalam pelukan yang hangatnya.
Aku memeluk bunda dengan sangat erat.
"Bun...Ayo bangun abang bun..abang jangan tidur terus bang"ucapku menangis sesegukan.
"Sayang...udah jangan nangis"ucap bunda menenangkanku.
Beberapa jam kemudian kami sekeluarga beserta para taziah yang lainnya.
Setelah selesai mengantarkan bang dirga ketempat terakhirnya aku,bunda Dan Ayah tidak Langsung pulang.
"Bang...bangun..."tangis ku lagi lagi pecah ditengah pagi yang cerah dengan kicauan burung yang sangat indah ini.
"Udah thaa udah...."ucap bunda sembari menangis.
"Bundaa abang jahat ya.."ucapku menangis lagi.
"Udah sayang udahh...."ucap Ayah menguatkanku.
"Ayo pulang"ucap Ayah mengajakku dan bunda sesampainya dirumah Aku Langsung menuju kekamar.
Merebahkan tubuhku yang sudah Tak karuan ini.
"Bang...kenapa bisa secepat ini?"ucapku mengusap sebuah bingkai foto yang terdapat Aku Dan bang dirga.
"Abang Janji bakal pulang dengan keadaan seperti dulu?tapi kenapa abang bohong sama Dita?"ucapku berisak.
"Bang...abang juga Janji sama dita,bakal temenin Dita sampe jadi orang,sampe Dita sukses,sampe...sampe Dita jadi ibu wara..."ucapku Tak tahan menahan air mataku yang terus terusan menangis.
Aku baru mengingat bahwa kemarin aku dititipkan Surat oleh lelaki yang memberi kabar Duka ini.
Aku membuka amplop berwarna coklat tersebut Dan membacanya dengan seksama.

Untk:Adikku.
Nandita Agatha Kanendra...

Dulu pada tanggal 29 February seorang malaikat kecil Nan Cantik terlahir kedunia ini.
Seorang adik kecil Nan lucu menambah kebahagiaanku disetiap harinya...
Dita..ya nama itulah yang selalu kuingat...
Dek..jangan nangis...
Abang Tau kamu pasti Kira abang ini jahat Bukan?abang tidak memenuhi Janji abang,bahwa abang akan pulang dengan keadaan baik-baik saja.
Dan abang tidak bisa memenuhi Janji abang,bahwa abang bakal Ada disamping kamu menyuport kamu menuju cita-cita mu...
Kejar terus cita-cita mu...
Abang yakin,kamu bakal bisa jadi ibu wara,bisa menjaga kedua orang yang sangat amat abang sayang.
Dek....abang minta kamu jangan nangis,abang yakin kamu pasti lagi nangis,dengan Mata yang Merah Dan sembab,hidung yang Merah,Bukan Kah seperti Itu?
Abang Hanya ingin kamu tersenyum,menghasilkan pipi Merah merona yang alami.
Abang minta jaga bunda Dan Ayah.
Abang sayang Dita,Sayang bunda,Sayang Ayah.
Salam rindu,
Dirga Zaidan Dananjaya.

"Bang......"teriakku lalu memeluk Surat Itu.
Bang...bahagia disana,Dita yakin abang pasti bakal Ada disamping Dita.
Dita bakal buktiin Dita bisa jadi wara.
Ditaa sayang abang.....
Ucapku dalam batin kemudian menutup mataku,mencoba untuk tidur.
Karna semalaman Aku tidak tidur memikirkan Hal ini.
_____________

"Katanya dirga mencoba menyemangati Bagas,waktu teroris Itu menembakan pelurunya."ucap ayah berbicara dengan bunda.
"Loh kok bisa gitu yah?"ucap bunda tidak menyangka.
"Dia menyelamati Bagas agar Dita bahagia,tapi dia malah merusak kebahagiaan Dita juga"kata Ayah.
"Apa yah?"ucapku menuruni tangga.
"Dita bukannya kamu sudah tidur?"kata bunda seketika berdiri.
"Ayah bilang abang selamatin bagas,terus abang yang kena tembakannya?"ucapku menahan air mataku.
"Enggak nak..."ucap Ayah menghampiriku.
"Dita denger semuanya yah..."ucapku meneteskan air mataku lagi.
"Bukan seperti Itu..."ucap bunda menenangkanku.
"Bagas jahatttttt"ucapku berbalik kemudian berlari menuju Kamar.
Aku mengunci Kamar,Dan duduk dibelakang pintu kamarku.
"Kenapaaa semuanya bisa begini?"ucapku menangis.
"Abang....bang bangun,biar Dita yang mati aja"ucapku putus harapan.
"Abang.......huahahahahhaahh"isakku terus menerus Tak henti henti.
.
.
Next vote readers🙏❤

JANGAN PERGI WAHAI PRAJURIT NEGARAKU  |  TAMAT   Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang