Terimakasih telah berjuang hingga titik darah penghabisan untuk bumi pertiwi ini.
~Azmi Rohadatul"Bangun....."teriakku dalam pelukan bunda disamping jasad calon prajurit kehidupanku.
"Jangan tidur...bun kak Ade"teriakku masih dalam dekapan bunda.
Aku dibawa kekamar kak Ade bersama ibu Dan bunda.
"Nak..."ucap ibu membelai lembut rambutku yang tertutup setengah oleh Kain panjang berwarna hitam.
"Enggak kan bu?"ucapku menatap ibu dengan sendu.
Namun ibu menganggukan kepalanya,Aku melirik bunda ia juga mengangguk kan kepalanya.
"Bunda sama ibu kok gitu sama Dita?kak Ade gak meninggal dia cuma tidur kan"tangisku pecah didalam Kamar.
"Jangan nangis ya nak...mungkin semuanya harus berlalu seperti ini,ibu juga gak ikhlas,tapi biar kak Ade disana bahagia kamu harus ikhlas"kata ibu menyemangatiku.
"Buuu"ucapku menangis terisak didalam pelukannya.
Aku tidak menyangka hal ini terulang untuk kedua kalinya lagi didalam kehidupanku.
Mengapa?apa salahku?mengapa takdirku mengatakan seperti ini?mengapa dia pergi sebelum Kita bersatu?
Rasanya semua kenangan Itu menjadi hambar tanpa adanya ia lagi.
Ia tidak akan kembali lagi,ia tidak akan pernah mengabarimu kapan dia akan pulang,atau Hanya sekedar bercanda.
Ia tidak akan lagi bersenda gurau disampingku,berulah seperti Anak kecil pada umumnya.
Bahkan ia tidak akan Aku sebutkan lagi namanya disetiap sepertiga malamku.
Namanya akan ku sebut dalam setiap shalat fardhu bahkan sunahku.
Aku hanya berharap kamu kembali.
Ya kembali,mungkinkah Itu terjadi?
Ya Itu mungkin jika Aku menyusulnya kealam berbeda.
Mengapa semua secepat ini?mungkin Tuhan lebih menyayanginya daripada aku.
Pemakaman pun selesai,disana Hanya tersisa keluarga besar kak Ade dan keluarga kecilku.
Aku masih bersimpuh didekat batu nisan putih miliknya.
Aku memegangnya, mengusapnya Dan tersenyum pasi.
Mungkin arti mimpi Itu ya ini,kamu benar benar pergi Setelah berjuang.
Aku bangga selalu padamu...
Aku menyayangimu lebih dari yang kamu tahu.
Aku bangga mempunyai pelatih sepertimu.
Aku pulang ya,jaga dirimu disana.
Ucapku dalam batin.
Kemudian kami sekeluarga pulang menuju Rumah masing-masing.
Setelah sampai dirumah Aku segera memasuki kamarku Dan menguncinnya.
Mengapa semua bisa seperti ini?adakah salahku dimasa lalu?
Mengapa nasibku seperti ini?
"Arghhhhhhhh........"teriakku menghantamkan kepalaku ketembok
"Kenapaaa semuanya seperti ini?"ucapku mengacak ngacak rambutku.
Aku yang bisa menangis Dan menangis.
Seperti inikah kisah hidupku.
Sudah cukup seorang abang yang selalu menemaniku pergi dari dunia ini.
Sekarang?seorang lelaki pengganti abang yang sudah kunggap sebagai abangku sendiri.
Ia juga pergi dari hadapanku selamanya.
Mungkin benar,saat ini Aku belum mengikhlaskan kepergainnya,tapi suatu saat nanti aku akan mengikhlaskan kepergainnya,tapi Aku pikir Aku tidak akan penuh mengikhlaskan kepergainnya.
Hari ini mungkin benar benar Hari yang aku benci,ya Hari yang sama ketika bang dirga pergi meninggalkanku,mengapa Dua orang lelaki yang sangat aku sayangi pergi secepat ini?
Mereka pergi tanpa melihatku sukses dahulu.
Mereka pergi tanpa,tanpa Aku sudah bisa menggenakan seragam seorang wara?
Bukanlah kalian akan bangga jika Aku sukses mendapatkan seragam tersebut dengan jerih payahku sendiri.
Mengapa semua secepat ini?ya mungkin aku hanya bisa berkata seperti Itu.
Rasa sesak didada yang ingin aku ceritakan pada seorang lelaki yang menyuport ku.
Rasa lelah yang selama ini Aku pikul seolah tanpa beban sama sekali.
Dan Rasa sedih yang kualami ini Hanya bisa kututup dengan sebuah senyuman manis yang terukir diwajahku.
Mungkin inilah skenario Tuhan,ia akan mematahkan hati hamba-Nya agar tidak terluka kelak.
.
.
Kok jadi begini😭😭
Vote readers kuu🤗🙏
KAMU SEDANG MEMBACA
JANGAN PERGI WAHAI PRAJURIT NEGARAKU | TAMAT
Teen FictionApa kamu benar benar sudah membenciku?sampai sampai kau tak pernah kembali padaku. Bukan tak pernah melainkan tak akan pernah kembali pada raga ini,terimakasih Letda ku. ~Nandita Agatha Kanendra 💚 ...