TIGA BELAS

645 57 0
                                    

Cepat kembali aku sudah lelah menahan kerinduan yang tak berujung ini.
~Azmi Rohadatul

Dua Bulan lebih 3 minggu telah aku lewati,tidak Ada seorang abang yang selalu mengajakku bertengkar Ataupun mengajakku menonton film.

Aku juga merindukan sosok lelaki yang selalu menyemangatiku disetiap harinya.

Aku membawa beberapa buku yang tebalnya mirip dengan kamus.

Ayah Dan bunda? Sudah biasa Mereka kini sangat sibuk dengan pekerjaan nya.

Bunda yang Sekarang mendapatkan job bekerja dibelgia,jadi bunda Sekarang belgia-indonesia terus.

Aku duduk didepan tv yang menyala dengan suara yang cukup keras.

Aku membaca lembar demi lembar buku yang berjudul tips Dan trik lulus TNI dan POLRI.

Ketika Aku sedang membaca buku tersebut seorang art menyamperi ku.

"Non maaf itu ada lelaki pakai seragam tentara,katanya nyari bapak"ucap art yang berkelamin perempuan tersebut.

"Bukan bang dirga?atau kak Ade?"ucapku menutup buku tersebut.

"Bukan non,Bibi juga gak tau"ucap art tersebut.

Aku berdiri menghampiri pintu utama rumahku.

"Maaf Ada yang bisa Saya Bantu?"ucapku melihat lelaki itu dari ujung kepala sampai ujung kaki.

"Permisi Nona Saya mencari bapak jendral"ucap lelaki itu dengan nada sedikit formal.

"Iya Saya anaknya,Ada apa ya Pak?"ucapku kemudian mempersilahkannya masuk,namun lelaki itu menolak alasannya karena dia Hanya sebentar disini.

Ketika lelaki itu akan menjelaskan Ayah pulang membawa Mobil yng biasa beliau bawa.

"Itu Ayah Pak.."ucapku ketika Ayah sudah keluar dari mobilnya.

"Siap lapor!"ucap lelaki itu berhadapan dengan Ayah.

"Ada apa?"ucap Ayah terheran heran.

"Mohon izin jendral sebelumnya, letda dirga sudah meninggalkan kami semua dimedan pertempuran!"ucapnya dari tatapan yang sedikit ragu-ragu.

"Mohon izin Saya lancang!"ucapnya lagi.

"Maksud bapak apa?abang saya gak bakal pergi,bapak pasti salah orang, gak mungkin Pak gak mungkinnnn"teriakku kemudian Aku diraih kepelukan ayah.

Kami pun memutuskan untuk memasuki Rumah.

Aku disuruh ayah memasuki kamar ditemani dengan art yang cukup masih muda.

Aku mencoba menelfon bunda namun panggilan tersebut direject.

Aku mencoba meng-whatsapp nya masih ceklis 2 Abu-abu.

Aku menelfonnya terus menerus walau bunda meng rejectnya terus menerus.

Hingga telfon ke 13 Kali Lah bunda menganggkatnya.

"Ada apa ta?bunda lagi sibuk ini lagi mau rapat lagi ini baru Saja istirahat"ucap bunda sepertinya dia sangat khawatir padaku Dan Ayah.

Aku hanya menangis tanpa menjawab perkataan bunda tadi.

"Nak kamu nangis?Ada apa Sayang?"ucap bunda sedikit bingung lagi.

"Bun abang.."ucapku denan bad yang pelan.

"Abang kenapa abang?"ucap bunda denan nada yang sangat khawatir.

"Abang udah pergi..."ucapku dengan Ada yang hampir hilang ditengah perkataan.

"Apa?"ucap bunda sangat kaget.

"Abang meninggal bun...."ucapku kemudian terisak lagi Dan lagi.

"Bunda pulang sekarang.."ucap bunda kemudian mematikan telponan tersebut.

Aku menuruni tangga menghampiri Ayah yang sudah berbicara dngan lelaki yang memberi kabar Duka Itu.

"Thaa sini duduk"ucap Ayah menepuk alas sofa disebelahnya.

Aku Hanya menurutinya masih sembari sesegukan.

"Bunda pulang sekarang,paling besok nyampe"ucapku masih dengan nada yang tak karuan.

"Iya tadi Ayah udah telpon bunda"ucap Ayah tanpa terlihat menangis.

"Apa Ayah gak sedih?apa Ayah bangga lihat abang pergi ninggalin Kita?"ucapku menangis sesegukan.

"Tentu ayah sedih tha,ayah lebih bangga sama abang kamu,ayah bangga dia bisa relain seluruh jiwa raganya demi negara Kita ini,Ayah sangat sangat bangga"ucap Ayah mengelus rambutku.

"Oh ya ini dari abang kamu,tadi lelaki itu  yang beri"kata Ayah mengasongkan amplop berwarna coklat.

Aku hanya mengangguk Lalu menggambil amplop tersebut.

"Yah.."ucapku mengusap airmataku yang selalu jatuh tersebut.

"Andai abang gak pergi mungkin semua ini gak bakalan terjadi"ucapku lagi.

"Tidak Ada kata andai tha...semuanya sudah kehendak yang Maha Esa, abangmu pasti bahagia disana,dia mempertaruhkan nyawanya demi kedamaian negeri Kita,percaya ya sama Ayah.."ucap Ayah mencoba menguatiku.

Benar rasanya bagaikan disambar petir disore Hari ini,antara menyangka Dan tidak.

Antara ikhlas Dan tidak.

Bang kembalilah untuk beberapa saat lagi.
Jujur Aku tidak akan pernah mengikhlaskan kepergianmu ini.

Kak Mana janjimu yang akan menjaga abangku?Mana janjimu?

Bang kembali untuk adik kecilmu yang sudah beranjak dewasa ini.

JANGAN PERGI WAHAI PRAJURIT NEGARAKU  |  TAMAT   Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang