Bagian 4

633 58 4
                                    

Pada pagi harinya, bahkan sebelum matahari bersinar. Tutor sudah bangun lebih dulu mengalahkan alarm yang sudah di setel saat malam hari olehnya- tepatnya Tutor sama sekali tidak bisa tidur karna terlalu bersemangat untuk hari ini.

Senyuman tidak pernah lepas dari dari wajahnya, semua rencana sudah terpikirkan olehnya sejak malam hari, dirinya memastikan jika hari ini akan sempurna jika ia dapat berusaha semaksimal mungkin.

Setelah mandi, Tutor tidak henti-henti tersenyum sambil menatap pantulan dirinya yang ada pada cermin, memastikan kembali penampilannya dengan setelan kemeja dan celana hitam, lalu kembali memperhatikan rambutnya yang sudah tertata rapih.

Tutor mengangguk pada akhirnya bersamaan dengan alarmnya yang berbunyi sangat keras menandakan sudah waktunya dirinya harus bersiap pergi, Tutor kembali menyemangati dirinya sendiri lalu mematikan alarm miliknya.

Mengambil tas dan surat lamaran kerja miliknya yang sudah siap di atas meja, Tutor sudah siap untuk pergi melamar di cafe kopi yang kemarin di ceritakan oleh Day padanya.

Baru saja Tutor akan membuka pintu kamarnya, pintu kamarnya sudah terbuka cepat hingga menimbulkan suara debuman keras membuat dirinya takut-takut jika pintu itu akan rusak dan dirinya harus membayar perbaikan yang cukup mahal.

"Tutor!" panggil Saifah dan Zon secara bersamaan dengan berteriak, membuat Tutor bertanya-tanya bagaimana bisa Saifah dan Zon datang secara bersamaan ke kamar miliknya- atau lebih tepatnya kenapa mereka bisa baik-baik saja datang bersama saat ini.

"Kau-" ujar Zon dan Saifah saat bersamaan saat tersadar akan sikap mereka berdua yang terlihat kompak tanpa di rencanakan.

Tutor menatap kearah mereka datar, percuma berpikiran jika mereka akan bersikap baik saat berduaan dalam waktu yang lama, buktinya mereka kembali bersiap bertengkar tanpa tahu tempat saat ini.

Terlebih saat ini mereka bersiap kembali bertengkar di depan kamarnya- menganggu dirinya yang akan pergi melamar pekerjaan sesuai rencananya.

"Hentikan kalian berdua!" perintah Tutor cepat agar tidak terjadi keributan yang tidak diinginkan sehingga membuat satpam apartemen miliknya mengusir mereka secara paksa karna membuat keributan di pagi hari dan menganggu penghuni lainnya.

Saifah dan Zon menuruti perkataan Tutor, mereka saling pandang lalu sedetik kemudian membuang muka dengan cepat tanda berhenti dengan cara paksa atas perintah Tutor.

Baru saja Tutor akan pergi meninggalkan mereka, kini dirinya kembali di kejutkan oleh kedatangan Day dengan napas terengah-engah tanda kelelahan tidak sanggup lagi untuk berdiri ataupun sekedar berjalan.

"Tutor! Tunggu!" perintah Day membuat Tutor menatapnya bingung, temannya datang lalu meminta dirinya untuk menunggu tanpa sebuah alasan.

"Ada apa?' tanya Tutor bingung berharap masih ada waktu yang tersisa untuk dirinya pergi ke cafe untuk melamar berkerja sebagai pekerja paruh waktu di sana.

"Kau tidak bisa melamar di sana!" teriak Zon dan Saifah secara bersamaan untuk kedua kalinya.

Tutor menatap Saifah dan Zon bingung lalu tak butuh waktu lama Tutor menatap kearah 2 orang itu dengan tatapan curiga, ada sesuatu yang di sembunyikan oleh mereka tanpa diketahui olehnya.

Mengingat jika mereka berdua adalah orang yang selalu mendukung apapun aktivitas dirinya, terlebih kali ini tempat yang akan di lamar pekerjaannya adalah hasil tempat rekomendasi oleh mereka.

Saat kemarin mereka merekomendasikan, pagi mereka meminta membatalkan niatnya. Tutor mulai tidak mengerti dengan jalan pikir kedua temannya, atau mungkin karna ujian akan di adakan seminggu lagi membuat kedua orang itu tidak dapat berpikir dengan tepat?

Who is He?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang