Tutor terbangun tepat saat cahaya matahari masuk ke dalam kamarnya, mengernyit heran, Tutor sama sekali tidak mendengar alarmnya berbunyi seperti biasa. Tutor sangat ingat ia selalu menyetel alarm di waktu yang sama, dan meletakkan di tempat biasa.
Melihat sekitar, kini Tutor tahu penyebab alarmnya tidak berbunyi. Tutor melihat day yang tengah tertidur sambil memeluk jam alarm miliknya, Tutor memastikan jika pria itu yang telah mematikan alarmnya.
Menghela napas pelan, Tutor memilih untuk mengambil handuk dan berniat mandi untuk bersiap ke kampus. Jika dirinya beruntung, ia akan menemukan selembaran lowongan kerja di beberapa tiang yang akan ia lewati nantinya.
Tutor tidak akan terkejut saat melihat Day yang tertidur di kamarnya, tapi Tutor semakin heran saat melihat Zon dan Saifah yang ikut tertidur di kamarnya. Apa mereka sedang merencanakan sesuatu? Pikir Tutor tidak mengerti.
Dirinya berniat akan membangunkan mereka setelah mandi nanti, jika di bangunkan sekarang, Tutor dapat memastikan keributan apa yang akan terjadi nantinya, dan Tutor tidak ingin di tegur tetangga di pagi hari.
"Tutor? Kau sudah bangun?"
Tutor menatap terkejut, kini dirinya dapat memastikan, tidak hanya ketiga orang itu yang sejak malam berada di kamarnya, saat dirinya tengah tertidur.
"Hwahwa? Apa yang sedang kau lakukan di sini?"
why are You Directors film By Kittiphat Jumba, Thanamin Wongskulphat
Who is He? By RamaLina
(Jangan lupa untuk menonton series Why r u untuk mendukung mereka)
"Aku baik-baik saja. sungguh, bisa aku pergi sekarang?" tanya Tutor tidak ingin melewatkan kelas, mengingat dirinya harus mempertahankan nilai-nilai yang saat ini ia miliki demi beasiswa agar tidak di ambil.
Zon dan Day menggeleng tanda menolak, Hwahwa menatap sedih kearah Tutor berharap pria keras kepala itu mendengarkan mereka untuk kali ini saja.
"Aku sudah lebih baik sekarang. Kalian tidak percaya?" Tutor mencoba meyakinkan kembali, tapi mereka bertiga tetap menolak, dan tidak mengizinkan Tutor untuk masuk kelas hari ini. Mereka menginginkan Tutor untu beristirahat penuh agar tubuhnya kembali sehat seperti biasa.
"Aku sudah meminta izin pada dosen kelasmu hari ini," Hwahwa menjelaskan, lalu tersenyum manis. Kini Tutor tidak dapat menolak untuk tetap berada di kamar.
Tutor menghela napas, "lalu bagaimana dengan kalian?" kini Tutor menatap keempat sahabatnya yang hanya dapat saling pandang, "kalian membolos?"
"Tidak!" Hwahwa membantah dengan berteriak, mengembungkan kedua pipinya cepat tanda tak setuju, "hari ini Hwahwa tidak ada kelas!"
Tutor mengangguk lalu tersenyum, mengusap surai gadis itu lembut. Hwahwa tersenyum senang, gadis itu tidak bisa berhenti untuk mencintai sosok yang sudah di anggap lebih dari kakak sejak dulu.
"Lalu kalian?" Tutor kini menatap kearah tiga orang yang hanya saling pandang dan saling singkut, bertengkar untuk siapa yang akan memberitahu lebih dulu pada Tutor.
"Aku juga seperti Hwahwa!" Zon memilih mengalah, di banding harus lebih lama ikut pertengkaran antara Saifah dan Day, "hari ini aku tidak memiliki kelas,"
Tutor mengangguk, lalu tatapannya tertuju pada Saifah dan Day, "kami-"
"Kalian belum meyelesaikan tugas?" Tutor menebak lebih dulu, memotong perkataan mereka yang akan berisi penuh alasan-alasan untuk tetap tinggal di sana.
KAMU SEDANG MEMBACA
Who is He?
FanfictionHidup keras, dan nasib yang selalu mempermainkannya. Sudah menjadi hal yang biasa bagi Tutor. Semenjak dirinya memutuskan kuliah dengan usahanya, dirinya berjanji untuk tidak lagi merepotkan orang lain. Tapi, ada satu yang selalu menjadi tujuan utam...