Bagian 8

533 52 7
                                    

Keadaan kamarnya kini menjadi lebih baik dibandingkan sebelumnya, mengingat kedua sahabatnya entah apa alasan yang sama sekali tidak diketahui olehnya, mengacau hingga membuat banyak barang berserakan di atas lantai.

Kini, buku-buku sudah tersusun rapih, dan sebagian barang-barang kecil sudah di susun di atas meja belajar dan lemari, beberapa kertas kembali di letakkan di dalam laci. Berikut dengan sekumpulan kertas penting yang selama seminggu ini menarik perhatiannya.

Peristiwa Kebakaran Luar Biasa Pada Pengusaha Hebat

Lembaran kertas tersebut kembali di buka, bersamaan dengan beberapa amplop coklat yang selalu tertutup kini kembali dibuka setelah sekian lama, tepatnya setelah 15 tahun sejak kejadian peristiwa itu terjadi.

Koran-koran lama, serta foto-foto cctv yang terlihat buram seakan semua sudah terencanakan sejak awal, bahkan butuh waktu 5 tahun untuk mendapatkan kepercayaan orang tuanya untuk meminta dokumen yang masih tertinggal di perusahaan sebelum perusahaan itu bangkrut dan terjual oleh orang lain.

Tagihan hutang dengan nominal angka yang luar biasa, serta pengeluaran yang bahkan tidak dituliskan secara detail apa kegunaannya, sejak awal dia merasa curiga jika ada seseorang di balik kematian orang tuanya serta bangkrutnya perusahaan miliknya.

Sebuah buku yang selalu di simpan di atas lemari, tanpa di ketahui oleh siapapun bahkan sahabat-sahabatnya. Kini sudah tertumpuk menyatu dengan debu, bahkan sesekali ia akan terbatuk saat mengambilnya.

Membuka catatan lama yang sudah dikumpulkan, serta koran-koran lama yang masih tersimpan. Tutor bertekad, akan memecahkan apa yang sebenarnya terjadi pada keluarga dan usaha orang tuanya.

Namun, saat Tutor membuka buku yang sudah termakan usia dengan tinta yang semakin memudar. Pandangannya jatuh pada sebuah foto yang selama ini ia simpan, berharap jika foto tersebut bisa menjadi kunci utama dalam ingatannya.

Seperti kata Zon saat pertama kali melihatnya, foto itu sudah rusak. Bahkan Tutor tidak bisa mengenali siapa 2 anak kecil dalam foto tersebut, sehingga Tutor akan mengabaikannya, dan menyimpannya kembali.

Mencoba mencari petunjuk lain selain foto tersebut.

Tutor menghela napas pelan, tidak ingin usahanya selama ini akan terbuang sia-sia. Kini tatapannya jatuh pada ponsel miliknya, mengambilnya cepat lalu membuka layar kunci yang tertera, tangannya menghubungi seseorang.

"Apa kau masih menyimpan gelang itu?"

"Bagaimana keadaanmu??"

"Kau masih menyimpannya?"

"Aku ingin berkunjung ke apartemenmu karna ku dengar kau sedang tidak enak badan .."

Tutor terdiam sebentar, mengambil napas panjang, sebelum menghembuskannya perlahan. Jelas jika orang tersebut tengah mencoba mengalihkan pembicaraan, dan bukan itu yang Tutor inginkan.

Cukup sudah, batin Tutor. Muak dengan setiap kejadian dalam hidupnya, terlebih bayang-bayang masa lalu dengan beberapa orang berwajah buram sering kali menghantui dirinya tanpa izin, dan hal itu terus terjadi hampir setiap malam.

'Ceklek'

Pintu terbuka. Day tersenyum dengan tangan yang terangkat menunjukkan sekotak makanan dan sebungkus minuman pada sahabatnya. Menutup pintu kembali lalu berjalan kearah Tutor yang masih terdiam dengan sambungan masih terhubung.

"Halo ..? Tutor?"

"Kau masih menyimpannya bukan?"

tatapan Tutor masih tidak lepas dari Day yang kini menatapnya bingung, namun menangkap pembicaraan Tutor saat ini dengan seseorang yang tersambung, "Ada dimana gelang itu sekarang? Hwahwa,"

Who is He?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang