Play : Wannabe- ITZY
👑
Kantin, 09.30 WIB
"Heh lo, Tata!! Cepet pesenin kek biasanya, gak pake lama!" Teriak Si Ratu Bully, Naura Pandhita. Satu sekolah tau dia dengan bullyannya, sifat selalu ingin jadi nomor 1 dan menganggap dirinya sempurna.
Tata yang semula bersama Nata dan Adel, kemudian mengangguk dan membelikan pesanan Naura. Adel yang sudah muak melihat Tata terus-terusan diperbudak oleh Naura, mulai angkat suara. Sedangkan Nata, dia sudah tau apa yang akan terjadi pada sahabatnya.
"Stop, Bin" Cegah Adel. Binbin, panggilan kesayangan dari Nata dan Adel. "Lo mau sampe kapan sih nurutin dia mulu? Baik ya baik, tapi bukan kek gini" Ucap Adel sedikit emosi. Sedangkan Tata menyuruh Adel tenang saja dengan isyarat matanya, menandakan dia tidak apa-apa.
"Tapi, lo juga harus nolak. Ini sekolah, bukan tempat dimana lo diperbudak"
"Tapi kamu tau sendiri gimana biasanya. Udahlah, ada waktunya nanti" Ucap Tata sabar.
"Woi, Ta!!! Lama banget sih,lo! Lemot banget jadi orang" teriak Naura dari tempat duduknya.
Adel mengambil langkah cepat menghampiri Naura, membalikkan pundak Naura agar menatapnya.
"HEH!! Berdiri lo!" Adel mencengkeram kuat krah seragam Naura. Naura yang mendapat serangan mendadak sedikit terkejut namun segera dia menghempaskan tangan Adel dengan kuat.
"Paansi"
"Siapa lo berani nyuruh-nyuruh temen gue? Sok kecakepan lo?"
Kini perhatian seluruh siswa teralihkan ke mereka berdua. Sedangkan Tata dan Nata sejak tadi sudah mencoba melerai dan membawa Adel pergi, tapi Adel adalah yang terkuat diantara mereka. Tidak mudah meredakan emosi Adel yang sudah meledak.
"Gue? Gue anak donatur di sekolah ini, dan artinya gue juga punya hak dong di sekolah ini. Kenapa? Lo iri sama gue? Karena dandanan lo dan 2 temen lo itu kampungan? Yang satu cupu, yang satu ogah-ogahan, yang satu lagi kek anak preman. Cewek bukan sih?" Ejek Naura dengan gampangnya.
"masih anak kan? Emang lo punya duit? Seberapa? Sini gue liat! HIDUP NUMPANG ORANG TUA AJA BELAGU LO? GAK MALU SAMA DANDANAN MENOR? Cih, gitu lo bilang sempurna? Tapi malah babu orang. Cacat tuh tangan kaki lo?" Sambar Adel pedas. Naura melongo mendengar ucapan Adel.
"Heh enak aja lo kalo ngomong! Punya otak gak sih? Malu dong harga diri cewek punya lambe nyonyor gitu, ewh" Balas Naura.
"Sok banget segala bahas harga diri cewek. Harusnya lo yang jaga harga diri lo sendiri! Gue peringatin sekali lagi, walaupun ini hal sepele buat lo, ini tetap besar buat gue. Mereka temen gue, urusan mereka urusan gue juga. Sekali lagi lo berani nyuruh-nyuruh atau bully mereka, lo, berhadapan sama gue!" Ancam Adel tegas.
Naura memutar bola matanya jengah "Dahlah, yuk cabut. Gerah banget ngomong sama orang gak jelas asal-usulnya" Ucap Naura pada antek-anteknya dan pergi meninggalkan kantin. Teman-teman Naura sengaja menabrakkan pundak mereka atau memberi tatapan benci kepada Adel. Adel akan membalas, namu segera lengannya dicekal oleh Nata.
"Udahlah, kasian Binbin"
Adel melihat Tata berdiri menundukkan kepalanya di belakang Nata. Adel menghembuskan nafasnya.
'Gue kelewatan lagi'
"Sori, Bin" Ucap Adel.
Tata mengangguk, "lain kali kamu harus lebih hati-hati ya kalo ngomong. Serem tadi", Nata dan Adel terkekeh.
"Ya itu sih gue gak janji, lo dari tadi diem mulu,Vi" Vivi, panggilan dari Adel dan Tata.
"Ada yang banyak omong, ada yang banyak diem" Ujar Nata santai.
"Diem apanya, gak peduli iya" Nata hanya memberikan senyum lebar sekilas.
"udah biasa gitu kan, lo. Jadi ya gue diem aja"
Pandangan mereka teralihkan ke arah pintu kantin.
'Ganteng banget tolong'
'Gak salah namanya Prince, kelewatan cakep'
'Tiap hari liat,kenapa gak bosen ya?'Seorang anak laki-laki yang selalu menjadi most wanted di sekolah ini memasuki kantin sendiri. Ya, sendiri, tapi diikuti oleh tikus-tikus yang tak lain adalah penggemarnya?
Tatapan Adel dan Prince tak sengaja bertemu. Namun segera dialihkan oleh Prince.
"Dahlah, kuy cabut" Ajak Nata.
✨✨✨
Gimana nih😂 maaf kalau gaseru ya..
Silahkan Vote dan Komentar yaSalam Hangat
-3character18 April 2020
KAMU SEDANG MEMBACA
Triple A
Teen FictionJangan hanya menilai dari apa yang kalian lihat. Jika kalian tidak teliti dalam menilai maka kesalahan fatal bisa terjadi. Tidak peduli seberapa kerasa fakta disangkal, pada akhirnya itulah kebenarannya.