Play : Heaven—Julia Michaels
✨✨✨
Setelah menebus resep obat Adel di apotek, Prince melajukan mobilnya ke apartemen-nya. Menyuruh Adel naik ke kamar saja, sedangkan Prince membuatkan Adel bubur.
Setelah 20 menit, Prince pun kembali ke kamarnya berniat untuk ganti baju. Baru saja ia menanggalkan pakaian atasannya, Adel keluar dengan handuk melilit tubuhnya dan handuk yang digunakan Adel untuk mengeringkan rambutnya.
Adel terkejut—sangat. Suasana di kamar itu kian mencekam. Prince menatap Adel lalu Adel pun malah berbalik menatap prince lalu prince pun menghampiri Adel niat Adel ingin kabur namun kakinya sangat susah untuk melangkah Prince pun segera memeluk Adel. Prince tidak mengatakan apapun. Prince meletakkan wajahnya di ceruk leher si gadis, menghirup aroma cherry dalam-dalam. Kemudia berlanjut menciumi pundak Adel yang indah. Prince pun sedikit melonggarkan handuk yg dipakai Adel.
Ah tunggu—Prince pun segera sadar dan berlalu keluar sambil membawa kemeja putihnya meninggalkan Adel yang terkejut dengan perlakuan Prince. Adel tersadar dan menjadi salah tingkah.
Oh Ya Tuhan, bahkan Adel tidak sadar bahwa mukanya sudah semerah tomat sekarang. Lalu bergegas memakai bajunya
Setelah berganti baju, Adel turun ke bawah dan melihat Prince sudah duduk di meja makan. Adel hanya mengenakan hotpants jeans dipadukan dengan kemeja santai berwarna biru langit. Kontras dengan kulit putihnya. Begitu turun, Adel melihat ada bubur yang tersaji di meja makan.
"Itu, bubur buat lo" Prince sedikit canggung. Tidak tahu harus apa.
"Kenapa pake bubur segala? Gue gak sakit"Ucap Adel sama canggungnya. Ah namanya wanita, pasti pandai menyembunyikan perasaannya.
"Makan aja"
Prince meninggalkan Adel di ruang makan setelah mengambil soda di dalam kulkas. Berniat untuk bersantai di ruang tv.
Masih jam 12 siang ternyata. Tidur siang? Eum Prince tidak pernah. Makan? Prince terlalu kenyang—entah apa yang dimakan. Menonton tv? Baiklah, Prince terlalu gabut sekarang.
Dari tadi Prince tidak bisa fokus menonton tv. Pikirannya melayang ke kejadian di kamar tadi. Bukan kejadian sih, tapi kebetulan. Saat Adel terlihat seperti sosok yang sangat berbeda. Entah, Prince hanya terpikirkan itu. Adel yang terlihat mungil, segar, dan tentu saja cantik dengan rambutnya yang masih basah.
Aish!
Tanpa disadari, Adel ternyata sudah duduk di sampingnya membawa sebuah camilan untuk menemaninya menonton tv. Adel juga dari tadi melirik Prince yang tidak menyadari kehadirannya dan terus melamun.
"Mm, lo daritadi diem mulu" Akhirnya Adel buka suara, walaupun pandangannya menghadap ke tv, sebenarnya Adel menantikan jawaban Prince dari pertanyaan tidak pentingnya.
"G-gak papa, c-cuma—"
Nafas Prince tersengal karena Adel meletakkan toples camilan ke atas meja cukup keras. Ah Adel terpikir sebuah ide untuk menjahili Prince.
Adel tiba - tiba duduk dipangkuan Prince lalu mengecup pelan bibir prince dengan sedikit lumatan. Entah Adel bisa seperti itu darimana—
Namun tanpa disadari karena perbuatannya itu dia telah membangunkan singa yang tidur.
"Ngapain lo?" Tanya Prince disela ciumannya. Adel menggigit bibir bawahnya dan menjawab Prince dengan suara yang dibuat se-sexy mungkin,dengan kening yang masih menempel dan tangan kanan Adel yang mengelus rambut belakang Prince.
"Ngelanjutin yang di kamar tadi" Balas Adel lalu mulai membuka kancing kemeja prince satu persatu tak lupa Adel sedikit membusungkan dadanya yang membuat prince meneguk ludah.
Selamatkan Prince sekarang~
'Shit kenapa Adel jadi ganas gini' Batin Prince.
Tanpa berpikir panjang, Prince mengeratkan pelukannya dan mulai melumat bibir Adel kasar. Tangannya menelusup kebawah kemeja yang masih tertutupi tanktop, kemudian membuka kemeja Adel. Merasa Prince sudah terbawa suasana Adel pun segera berdiri dan menghindari Prince—yang menatapnya dengan sorot mata kecewa dengan tatapan mengejeknya yang membuat Prince menatap Adel ganas.
"Jadi lo coba-coba mainin gue?" Ujar Prince sambil tersenyum miring yang dibalas dengan ejekan oleh Adel.
"Yeu gitu doang udah mau nyerang gue!! Dasar lemah!! syukurin wlee" balas Adel yang tertawa terpingkal-pingkal. Prince pun yang geram segera melemparkan tubuh Adel di sofa. Membalikkan tubuh itu dengan mudahnya.
"Lo udah bangunin singa tidur, jangan salahin gue kalau lo sampe gak bisa jalan" Ancam Prince—terdengar sedikit ah entahlah, yang pasti Adel tidak bisa berkutik ditempatinya.
Prince menciumnya dengan penuh gairah, namun masih mengimbangkannya dengan Adel. Cukup lama, akhirnya Prince membuka baju Adel dan melemparnya ke sembarang arah. Prince pun mulai ganas mengecupi dan membuka penutup aset Adel dan menyesapi keduanya. Adel yang awalnya memberontak pun malah melenguh yang membangkitkan gairah Prince. Prince mulai turun ke bagian perut Adel dan menciuminya disana.
"DEL, PRINCE WOY INI TAS LO BERDUA—EH LO BERDUA NGAPAIN WAH" sebuah suara yang menginstrupsi mereka berdua ya Ainan segera saja Nata, Ainan dan Binbin membalikkan badan mereka saat melihat adegan tak senonoh di depan mereka.
Astaga Ainan, untung Binbin langsung menutup mata Nata.
Lantas Adel pun segera membenarkan pakaiannya diikuti oleh Prince.
"Ganggu aja lo" Ujar Prince menoyor kepala Ainan pelan yang dibalas seringaian jahil. Menyesal kenapa dia bisa lupa mengganti password apartemen-nya. Ainan sudah kelewatan keluar masuk rumah orang meskipun akrab. Hei ini bukan minimarket.
"Yah harusnya gue lebih lambat lagi biar bisa liat adegan inti" Ujar Ainan yang dibalas geplakan Adel,Nata dan Binbin sedangkan Prince menggeleng melihat kelakuan temannya tersebut.
"Di kamar teh lain kali kalo mau itu biar ga ada yang ganggu" Ujar Binbin pada Adel dan Prince.
"Hooh kan klo kalian dikamar kita ga bakal ganggu" Ujar Nata lalu keduanya mendapatkan jambakan dari Adel yang membuat keduanya meringis.
"A-a-aduh lepasin monyet, sakit tau" Nata meringis Kala rambutnya dijambak oleh Adel.
"Lo tuh—diem bae dah bocil. Sok tau beginian. Emang lo paham?" Rancu Adel.
"Y-ya gak sih, kenapa emang? Gak pengen gue" Balas Nata enteng. Kemudian 3 sejoli itu akhirnya berdebat. Random sekali. Berawal dari jambakan, kelolotan Nata, kepolosan Binbin yang hilang, dan teriakan Adel yang menggema di apart itu.
Dasar cewek.
Random sekali."Dah ah sini tasnya sono pulang" Usir Adel namun Ainan pun menginstrupsi.
"Tunggu, gue punya hal penting yang perlu di bahas" Ujar Ainan yang tiba - tiba nada bicaranya menjadi serius sontak saja hal tersebut membuat Nata,Adel, Binbin dan Prince pun menoleh.
✨✨✨
🙂
KAMU SEDANG MEMBACA
Triple A
Teen FictionJangan hanya menilai dari apa yang kalian lihat. Jika kalian tidak teliti dalam menilai maka kesalahan fatal bisa terjadi. Tidak peduli seberapa kerasa fakta disangkal, pada akhirnya itulah kebenarannya.