2. AWAL DARI APA YANG TERJADI

434 127 83
                                    

Happy reading:)

Mata indah miliknya terus menatap dengan lekat buku yang kini ada di hadapannya, gadis itu seakan enggan mengalihkan pandangannya dari buku tebal yang sedang ia baca. Ditemani dengan keheningan kelas yang membuatnya selalu merasa nyaman berada di Sekolah sepagi ini.

Freya Grizelle, gadis itu memang telah berteman baik dengan keheningan dan kesunyian, menurutnya itu semua hal yang sangat ia butuhkan di sekolah selama ia berada di rumah.

Tak terasa dia telah banyak membaca dan memahami apa yang tertera di buku tebal yang ia pinjam dua hari yang lalu dari perpustakaan Sekolahnya ini.

Setelah dirinya merasa sedikit ramai yang bisa dipastikan siswa siswa lainnya telah datang, Freya menutup bukunya dan segera memasukan buku itu kedalam tasnya.

Kelas yang awalnya hening kini telah diisi oleh kegaduhan yang diakibatkan oleh beberapa siswa yang sedang berbincang dengan teman lainnya. Mereka sibuk membicarakan apapun hal itu. Yang terpenting hal yang tengah di perbincangkannya sedang hot dan menjadi bahan gosip di sma-nya itu.

Ketika Freya sedang menatap lurus kearah pintu yang terbuka lebar di bagian kanan kelasnya. Ia sedang menunggu kedatangan kedua sahabatnya.

Dan yang di tunggu pun datang juga. Freya melihat kedua sahabatnya datang, yang membuat Freya tersenyum tipis sebagai tanda sambutan-nya kepada kedua sahabat baiknya.

"Good morning, Rere cantik tapi masih cantikan gue," sapa gadis cantik yang menampilkan muka cengengesan bernama Ratnaduhita Jovanka.

"Morning Rat," Freya menjawab sembari melemparkan senyum  kepada kedua sahabatnya itu.

Freya melihat jam yang ada di bagian depan kelasnya. Jam dinding masih menunjukan pukul 06.35, 'masih ada waktu 10 menit untuk aku mengembalikan buku ini,' pikirnya dalam hati. Ia mengeluarkan buku tebal tadi dari dalam tas biru langitnya.

Freya bangkit dari kursi yang sedari tadi ia duduki sehingga benimbulkan decitan kecil yang langsung mengambil alih perhatian Ratna yang duduk di depannya dan Adel yang duduk di sampingnya.

"Mau kemana lo?" tanya Ratna, dengan alis yang terangkat sebelah.

"Perpustakaan," jawab Freya pendek. Yang mendapat anggukan dari keduanya.

"Mau gue temenin?" tawar adel.

"Iya tuh, mau kita temenin?" sahut Ratna.

Freya menggelengkan kepalanya pelan, "gak perlu, aku bisa sendiri. Ya udah aku ke perpus dulu," pamit Rere.

Freya menelusuri koridor sekolahnya yang kini telah ramai dengan siswa siswi. Dengan pandangan tertunduk dan ia berfikir bahwa ia tinggal melewati satu belokan lagi ia akan sampai di tujuannya yaitu, Perpustakaan. Freya menambah kecepatan berjalannya.
                               .....

Seorang menuruni tangga dengan tas hitam yang ia sampirkan di bahu tegap miliknya. Dia berjalan menuju meja makan yang dapat ia lihat telah ada mamah yang sedang menyiapkan makanan, papah dan adik sekaligus princess kecil di hidupnya.

"Pagi mah, pah," sapa Cashel dengan memamerkan senyum miliknya.

"Pagi juga sayang," jawab Kirana dan Adelard serempak.

"Pagi Princess nya abang," Cashel menyapa hangat adik kecilnya disertai cubitan di kedua pipi Aqila.

"Iiii abang," geram Aqila, ia menjauhkan tangan abangnya dari pipinya, "sakit tauk," Wajah Aqila terlihat ditekuk dengan bibir tipis yang iya majukan dan kedua tangan kecil miliknya ia lipat di depan dada. Melihat wajah Aqila yang manyun membuat Cashel terkekeh geli.

Cashel duduk di hadapan Aqila yang masih memberikan tatapan kesal kepada dirinya.

"Iya iya maaf in abang ya? Janji deh nggak bakalan gitu lagi," Cashel meminta maaf dan menyodorkan jari kelingking, walau jarak Cashel dengan adiknya terhalang oleh meja makan.

"Kalo mau minta maaf tuh yang ikhlas," jawab Aqila dengan nada yang terdengar ketus di telinga abangnya itu. Cashel tersenyum kecil dan yakin bahwa adik kesayangannya itu masih marah kepadanya akibat ulahnya tadi.

Ia beranjak dari kursi yang tadi ia tempati untuk menyantap masakan Kirana, mamamnya. Dia menghampiri adiknya dan berjongkok di samping kursi yang diduduki adiknya.

"Maaf ya?" Tak ada balasan, Aqila masih diam di tempatnya.

"Ya Udah gini aja, nanti pulang sekolah abang ajakin qila main gimana? Mau?" Setelah mendengar kata main Aqila langsung menghadapkan dirinya kearah abangnya.

"Bener ya bang?" tanya Aqila meyakinkan.

"Ya benerlah masa iya abang boong ama princess sih?" Chasel menjawabnya dengan nada yang dilebih lebihkan.

"Janji dulu bang, takutnya abang bohongin Qila. Janji?" tanya Aqila dengan menyodorkan jari kelingking kecil miliknya.

"Iya abang janji," Cashel menautkan jari kelingking adiknya dengan jari kelingking miliknya.

"Yeay, sayang abang," Aqila memeluk abangnya. Cashel membalas pelukan Aqila seraya mengelus sayang kepala adiknya.

"Udah udah sini makan, ntar keburu dingin," ujar Kirana yang membawa hasil masakannya pagi ini.  kini mamanya sudah duduk di kursi nya.

Cashel mengusap pelan pucuk rambut adiknya, dan beranjak dari posisi jongkoknya untuk kembali ke kursi yang sempat ia duduki tadi.

Tidak ada yang mengeluarkan suara ketika mereka sedang makan, hanya terdengar dentingan sendok dan garpu yang beradu dengan piring.

"Mah pah Cashel berangkat sekolah dulu," Pamit Cashel yang disertai dengan kecupan di punggung tangan keduanya.

Kedua orang tuanya mengangguk serempak, "take care Shel," Yang di balas senyum dan anggukan kepala.

"Babay princess, abang berangkat dulu. Tunggu abang, ntar sore kita main ke taman depan," pamitnya dengan kecupan di pipi.

"Iya abang cepet pulang ya? Jagan main dulu, jangan nongkrong juga. Pokoknya langsung pulang Qila tunggu,"

"Iya bawel. Abang beragkat dulu. Bye Qila," Cashel melambiaikan tangan nya.

"Bye abang," Aqila membalas lambaian tangan abangnya.

Cashel menaiki motor besar kesayangannya, helm fullface yang menutupi wajah tampannya. Cashel memacu sepeda motornya dengan kecepatan tinggi. Karna ia tahu, pasti sebentar lagi bel masuk sekolahnya berbunyi.

Sesampainya di prakiraan ia memakirkan motornya di tempat biasa, ia melihat motor milik teman temannya telah terparkir manis di tempatnya.

Cashel langsung memasuki gedung sekolahnya dengan gaya cool. Semua orang yang awalnya sibuk dengan urusannya masing masing kini teralihkan kepada Cashel Michravelly.

Cashel tidak menanggapi itu semua ia tetap berjalan. Tujuannya hanya satu ia sampai ke kelasnya dan bisa bertemu dengan teman temannya.

Ketika dirinya masih berjalan dengan gaya cool nya ia merasakan ada orang menabrak tubuhnya, sehingga orang yang menabraknya refleks  mundur beberapa langkah.

Cashel bisa melihat dengan jelas sekarang siapa yang menabraknya pagi ini. Gadis yang tengah menundukan pandangannya dan rambutnya yang panjang membuat Cashel tidak bisa melihat wajahnya dengan jelas.

"Maaf aku tadi buru buru. Permisi kak," Dengan suara yang terbilang pelan Freya pamit sembari masih menundukkan kepalanya.

Ketika Freya akan melanjutkan langkahnya ia merasa tangannya di cekal oleh pria yang tadi ditabraknya.

Freya menggerutu, menyalahkan dirinya yang  tidak berhati hati ketika berjalan. Tapi untungnya tidak ada orang yang melihatnya.

"Mau kemana? Kok buru buru?" tanya orang itu dengan suara berat khas remaja seusianya.

.....

Hi hi hi..... Bagaimana ceritanya?
Jangan lupa vote and comment ya?
Mudah mudahan klean suka😊😊. Aamiiin...

Follow ig : @fdllhalisa

Freya [On Going]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang