3. KENAPA?

318 113 49
                                    

Happy reading guys:)

Ketika yang lain mendekat, mengapa dia menolak?

_Cashel Michravelly_

"Mau kemana? Kok buru buru?" tanya orang itu dengan suara berat khas remaja seusianya.

.....

Bukanya menjawab, dengan cepat Freya melepaskan kasar tangan cowok yang tadi sempat ia tabrak dan berjalan cepat menjauhi orang itu. Pikirannya kalangkabut, siapa cowok tadi? Mengapa dia bertanya padanya? Apakah dia mengenal dirinya? Arghhh, pikirannya memerintah untuknya untuk kembali ke kelas saja. Freya berbalik arah dan berlari sekuat tenaga untuk cepat sampai di kelasnya.

Cashel masih diam di tempatnya, kejadian tadi membuat otaknya berputar memaksa dirinya untuk tau apa yang terjadi. Otaknya berfikir keras mengapa gadis itu begitu kasar padanya? Apa gue salah menanyakan hal itu kepadanya? Apa gue terlalu kuat mencekal tangannya tadi? Atau mungkin dia takut sama gue? Tapi siapa dia? Kenapa baru kali ini gue liat gadis itu? Mengapa saat semua orang mendekat dia menolak?

Sesampainya di dalam kelas XI-IPA 1, Freya sibuk mengatur nafasnya yang tersenggal akibat ia berlari tadi. Kedua sahabatnya memandang dirinya dengan tatapan bertanya.

"Lo kenapa sih Re? Tu muka ampe kusut gitu, nafas lo juga ngapa engap engapan gitu kayak ikan kurang air aje lu? Abis di kejar setan apa ibu penjaga sekolah? Kek nya capek banget. Eh iya, btw kok bukunya masih lo pegang? Nggak jadi ke perpus? Kenapa?" sebrot ratna.

Freya sibuk mengatur nafasnya yang terasa pengap tanpa menjawab semua pertanyaan dari Ratna.

"Diem dulu ngapa Rat, kasian Rere," ujar Adel.

"Pokoknya lo harus cerita Re," paksa Ratna.

"Nggak kok aku nggak apa apa," jawab Freya.

"Keliatan boong nya, cerita ngapa. Masa iya kagak kenapa napa tapi lari nya kaya udah dikejer anying herder aja lo," sewot Ratna.

Freya diam dengan pandangan yang ia arahkan ke sepasang sepatu dan menautkan serta meremas pelan kedua tanganya.

Dari tempat Adel berdiri, ai bisa pastikan bahwa sahabatnya ini benar benar takut dengan apa yang ia alami di koridor ketika menuju ke Perpustakaan.

"Iya Re, apa susahnya cerita sih, kita ini sahabat lo. Percaya aja sama kita," ujar Adel, karna jujur Adel juga penasaran apa yang terjadi pada sahabatnya ini.

Freya masih diam membisu di tempatnya. Hatinya berkata ia tak perlu menceritakan semua yang ia alami tadi.

"Re, liat gue," lirih Adel.

Freya mendengar suara Adel yang sangat lirih. Suara itu seperti daya tarik yang membuat kepala Freya mendongkak ke arah Adel.

"Lo kenapa, cerita dong. Jangan buat kita khawatir," ucap Adel dengan nada yang sangat lembut. Membuat kehangatan menyeludup di hatinya yang kini sedang sedikit plinplan.

"Emang harus ya, aku cerita?" tanya Freya.

"Ya iyalah, lo itu harus cerita. Kalo lo nggak cerita ke kita, kita khawatir dan nggak bakalan bisa nyelesain masalah lo Re," ucap Ratna dengan nada yang terdengar nge-gas karna sahabatnya yang satu ini membuatnya kesal.

"Yaudah aku cerita. Aku eummm aku tadi aku nabrak orang," jawab Freya pelan.

Jedarr, jawaban singkat itu cukup membuat kedua sahabatnya cengo dengan mulut yang terbuka.

"Eee gubrak tepuk jidat demi Bu Ina kawin lagi sama tukang parkir di depan komplek gue. Jadi cuma gara gara itu lo lari, lo panik, lo cemas dan nggak jadi ke perpus? Iya?" tanya Ratna bingung.

"Aku udah minta maaf, tapi orang itu malah pegang tangan aku. Aku takut orang itu punya dendam sama aku," jawabnya semakin pelan.

"Emang tadi lo nabrak siapa?" tanya Adel.

"Gak tau, tapi yang aku tahu. Dia, tinggi, cowok, kakak kelas deh kayaknya," jawab Freya mengingat siapa orang yang tabraknya di koridor tadi.

"Ya udah gak usah lo pikirin amat, hal biasa itu mah," Adel menenangkan, "udah mending lo sekarang duduk sebentar lagi bu Ina dateng," lanjutnya.

.....

Kegaduhan menjadi tradisi yang sering terjadi di kelas XII-MIPA 5. Ditengah-tengah siswa yang sedang sibuk dengan obrolan masing masing, ada beragam kebiasaan di kelas ini.

Di bagian depan sebelah kanan, mereka sedang membahas tentang rumus fisika yang akan di bahas hari ini. Di bagian depan sebelah kiri, mereka tengah membicarakan sinetron yang kemarin sore tayang di televisi. Sedangkan siswa yang duduk di belakang, merupakan siswa yang bisa dibilang tak waras dalam hal sekolah. Ada yang sibuk bermain game online dengan emosi yang terus meningkat ketika lawannya berhasil lari dari intaian nya. Ada yang tidur, salah seorang dari mereka memakai tas sebagai bantalan dan teman temannya tidur di atas pahanya dan terus begitu.

Diantara mereka yang sedang bermain game online dan tidur ala kereta api itu. Ada empat sekawan yang sedang menunggu satu teman lainnya yang belum datang.

"Si Cashel kemana sih?" tanya Liam.

"Iya nih, perut gue laper banget minta diisi," ucap Bagas.

"Lo tuh ya, badan udah gede juga masih aja banyak makan. Mau segede apa tubuh lo itu, diisi mulu. Heran gue," ucap Rafael yang hanya di tanggapi cengengesan oleh Bagas. Bagas tau sahabatnya sedang bercanda.

"Biarin badan gue gede, selagi bisa dapetin hati nye neng Ica. Kenapa nggak?" balas Bagas dengan wajah sumaringah.

"Emang dia mau ama orang gendut?" tanya Baron. Pertanyaan yang membuat Bagas jadi bungkam.

"Hahahah bener tuh. Dimana mana cewek tuh mau nya ama yang macho bukan yang gendut," ucap Rafael yang mengundang gelak tawa siswa yang mendengar ucapannya.

"Lo mah suka gitu orang gue gak gendut gendut amat kok. Gue itu bukan gendut tapi berisi, orang gendut itu pendek terus lebar nah itu baru gendut. Temen mau berjuang itu suport. Lah elo? Malah bikin gue malu," Bagas menyampaikan unek uneknya kepada sahabatnya.

"Ya bercanda kali man. Baperan banget sih lo," ucap Rafael. Dengan santai ia merangkul tubuh bagas.

"Apasih lo udah bikin gue bete juga, masih aja deket deket. Sana lo jauh jauh, mending lo deket deketnya ama cewek. Kalo ada yang mau sih," ketus Bagas.

"Ciah bener marah lo heum?" tanya Rafael.

"Gue tadi cuma bercanda cius deh suerrr," Rafael mengacungkan jari telunjuk dan jari tengahnya.

"Ya udalah gue munta maaf," sesal Rafael. Masih tak ada jawaban dari Bagas, yang membuat Rafael jengkel.

"Lo denger gue ngomong gak sih? Dari tadi gue tanya diem mulu lo. Yaudah gini aje ye, gue doain deh lo semoga lo bisa ambil hati nya dia," ucap Rafael.

"Nah gitu dong,' semangat Bagas kembali lagi setelah mendengar ucapan sahabatnya yang memang ditunggu olehnya.

"Rame banget nih kayaknya," Keempatnya mendongkak kan kepala dan menemukan Cashel yang baru datang.

"Dari mana aja lo Shel. Napa baru dateng?" tanya Liam.

.....

Hi hi hi guys👋👋
Bagaimana cerita di chapter 4 ini? Suka? Mudah mudahan klean suka dah😊😊
Jangan lupa teken⭐ny ye, dan koreksi kalo ada yang salah ya? Makasih😊😊😊

Follow my account:laylanurf
Follow ig:@fdllhalisa

Freya [On Going]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang