4. BANCI CAP PANCI, SIALAN!

321 99 47
                                    

Happy reading guys;)

'Mengapa kau yang selalu ada di pikiranku, ketika cerita sejarah memaksaku untuk tetap ada di dalam ingatanku.'

_Cashel Michravelly_

"Dari mana aja lo Shel. Napa baru dateng?" tanya Liam.

.....

Pertanyaan Liam sukses membuatnya diam, dan kembali teringat dengan gadis tadi.

"Woy lo ngapain malah bengong sih, tuh si Liam nanya. Jawab kek apa kek," ucap Bagas.

"Gue tadi baru dateng langsung kesini, kenapa? Masih belum telat kan?" tanya Cashel.

"Ya belum sih," jawab Bagas.

"Tu lo tau. Udalah jangan ganggu gue. Gue mau tidur," ucap Chanel sembari memasangkan aerophone di kedua telinganya. Cashel memejamkan kedua matanya dengan fikiran yang masih memikirkan gadis itu.

"Lah tu anak kenapa dah? Masa iye dateng dateng langsung kek emak emak yang gak dikasih uang ama laki nye," ucap Rafael heran dengan sikap Cashel pagi ini.

"Udah lah biarin aja lagi ada fikiran kali. Lagian bentaran lagi pak Dandang dateng." Lerai Baron.

.....

Kringgg

Suara bel sekolah terdengar sangat kencang yang membuat Cashel terbangun dari alam bawah sadarnya. Ia mengerjapkan matanya seraya menyesuaikan cahaya yang masuk ke retina matanya.

"Baru bangun lu Shel?" tanya Liam.

"Mampus lu Shel!" hardik Rafael.

"Indah mimpinya Shel? sampe mana lo mimpi? indah banget keknya. Sampe sampe lu gak inget bangun," sewot Bagas dengan tangan yang ia simpan di dada.

"Lo semua kenapa sih, biasanya juga gue kan suka tidur. Kenapa sekarang pada sewot semua sih. Heran gue," Cashel membela dirinya sendiri dengan muka bantal khas orang bangun tidur.

"Apa? Apa lo bilang? Lo heran? Harusnya kita yang heran. Kenapa lo gak kapok kapok ketahuan guru, padahal tu guru udah kasih lo hukuman eh lonya masih gitu gitu aja. Belom jera ya?" ucap Liam.

"Kalo iya kenapa?" tantang Cashel, "lagian tadi gue gak ketahuan tuh ama guru bahasa ntu. Habisnya Bu Siti kalo di kelas itu seneng banget godain gue, kan guenya jadi males, dan akhirnya gue heran itu guru datang ke sini mau ngajar apa mau godain gue. Dari pada gue dengerin mending gue tidur lah," bangga Cashel.

"Tapi Shel..."

"Udahlah jangan bahas ini lagi ke kantin yuk, gue laper. Minta diisi ni perut, cacingnya dah gak mau diem semenjak gue bangun dan ngomongin hal yang kurang penting sama kalian," ucap Cashel.

Cashel dan teman temannya pergi ke kantin. Sesampainya di kantin mereka langsung duduk di meja sebelah barat dari pintu masuk, meja itu kosong di antara padatnya kantin.

"Mau persen apa lo pada? Biar gue yang pesenin," tawar Bagas.

"Lo ya Gas kalo makan aja, pasti paling depan terus," ujar Rafael yang disusul dengan ledakan tawa dari Liam, Baron, dan Cashel.

"Gue gak jadi nawarin lo makan Fa. Pesen aja sendiri," dingin Bagas.

"Eh iya iya, Bagas sholeh, Bagas pinter, Bagas baik, lakinya Ica. Sekalian aja ya? Gue udah laper nih," ujar Rafael dramatis, dengan kedua tangan yang ia taruh di perut menandakan ia sedang menahan laparnya namun enggan untuk memesan makanan, dengan alasan males antri.

Freya [On Going]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang