Minggu pagi yang cerah, burung berkicau seakan sedang bernyanyi. Ditambah suasana perumahan rumah Ratna yang asri nan hijau menambah suasana sejuk yang bisa membuat ketenangan yang mendalam.
Ketiganya bersiap siap untuk lari pagi di taman depan komplek. Freya memakai switer hitam, celana panjang corak, sepatu hitam dengan rambut seperti biasa, digerai.
Ratna memakai switer putih, traning putih dengan warna hitam dan abu di bagian bawah disertakan dengan sepatu senada, dan rambut yang ia gulung sehingga memamerkan leher jenjangnya.
Sedangkan Adel, dia memakai T-Shirt putih, celana pendek hitam, sepatu putih dengan rambut menyerupai Ratna.
"Udah siap kan?" tanya Ratna.
"Gasss aja langsung," sahut Adel.
"Kemon kita berancut," ujar Ratna.
"MAA KITA BERANGKAT YA?" teriak Ratna.
"IYA SAYANG HATI-HATI!" balas Lastri.
Freya dan Adel hanya menggeleng melihat sekaligus mendengar apa yang dilakukan ibu dan anak di hadapannya.
Ketiganya pun berlari kecil untuk sampai ke taman depan komplek. Selama perjalanan Ratna terus berceloteh nggak jelas, mulai makanan apa yang ia suka hingga comblangan dari cowok yang mendekatinya selama ia bersekolah di SMA-nya itu.
Sesampainya di taman, Ratna duduk di salah satu bangku, "huh cape banget, istirahat dulunya? Bisa kerempeng gue kalo gini caranya," keluhnya.
"Baru aja tadi, masa mau istirhat," ujar Adel.
"Cape tau," ucapnya.
"Ah elah," Adel duduk di samping Ratna.
"Duduk ngapa re, nggak pegel emang berdiri terus?" tanya ratna.
"Nggak makasih," Freya tersenyum simpul, "aku lanjut lari aja," ucap Freya lagi.
"Gue ikut dong," sahut Adel.
"Nggak nggak lo temenin gue disini. Kalo gue di culik gimana? Kan serem," ujar Ratna.
"Lebay lo," Adel menatap sinis lalu memutar bola matanya.
"Adel temenin Ratna aja, aku bisa sendiri," ucap Freya.
"Tuh Del Rere aja ngerti masa lo jahat sih sama gue," ucap Ratna, "temenin gue ya? Ya? Ya?" ucapnya lagi dengan ekspresi yang di buat buat.
Tangan Adel telulur mengusap muka Ratna yang terlihat geli dimatanya, "biasa aja mukanya, enek gue liatnya,"
Muka Ratna berubah garang, "eh sernak jidat lu bilang gitu. Muka gue udah cantik gini dikata enek, buka mata lo dihadapan lo itu bidadari," protes Ratna.
"Iya bidadari dari got sekolah," jawab Adel asal.
"Lo nyebelin banget sih, gua pukul nih," ujar Ratna.
"Pukul aja. Tapi kalo di pukul balik jangan nagis apalagi sampai bilang ke mama, 'mama Adel mukul dede maaaa'," ujar Adel dengan suara yang dibuat buat. Freya terkekeh kecil melihat betapa gemasnya Adel, ketika menirukan suara anak kecil yang sedang merajuk dibelikan balon.
"Lo," tunjuk ratna, "ah rese lo," lanjutnya.
"Aku duluan," ujar Freya.
Freya berlari mengelilingi taman dengan headset di kedua telinganya. Berlari dengan tenang sembari menikmati lagu yang mengalun tenang di indra pendengarannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Freya [On Going]
Teen FictionGadis cantik yang berusaha menyibukan diri dari keramaian untuk mengubah dirinya menjadi orang yang tertutup dan pendiam. Usahanya berhasil namun hanya hasilnya yang kurang baik. Hasil dari kerja kerasnya selama ini bisa dibilang over. Dia hanya tak...