Chapter 4

109 47 36
                                    

Maaf kalo tulisannya agak absurd
Butuh saran dan kritik
Untuk aku yang masih pemula.

Happy reading❤️

Dalam perjalanan Ersya tidak berhenti mengoceh di mobil. Ayahnya hanya tersenyum melihat tingkah anaknya yang sangat ceria. Sesekali kepalanya di usap usap olehnya. sangking gemasnya.

Setelah 2 tahun lamanya tak bertemu sang istri. Itu sangat membuat Ernando tak bisa tidur nyenyak. Tetapi ia bersyukur karena mempunyai sang putri yang selalu mewarnai hidupnya.

Ersya merupakan anak tunggal dari pasangan Ernando dan Arumi. Dia anak yang sangat ceria dari dulu sampai sekarang. Dia selalu menjadi warna warni hidup bagi setiap orang yang ada di dekatnya.


Setelah sampai di RS pelita, Ernando memarkirkan mobilnya.

Dan Ersya langsung keluar dari mobil dan berlari meninggalkan ayahnya. Ia sangat senang bisa berjumpa dengan bunda nya setelah sekian lamanya.

Ernando menggelengkan kepalanya melihat kelakuan sang anak.

Ersya menyusuri lorong demi lorong mencari ruangan bunda nya. Dan Ersya pun sampai di satu ruangan yang mana ruangan tersebut banyak suster yang keluar.

" Sus, mau nanya ruangan bugenvil di sebelah mana ya? " Tanya Ersya pada salah satu suster yang baru saja keluar dari ruangan tersebut.

" Mba tinggal lurus aja dan belok kiri " jawab suster tersebut

" Makasih sus, ngomong ngomong kenapa di ruangan ini banyak keluar suster suster ya? "

" Ada pasien meninggal mba, anaknya sangat sedih melihat ibunya meninggal, tak ada satupun orang yang menjenguk pasien ini kecuali anak laki laki itu Yang selalu membawa boneka ke ruangan ini. coba mba lihat laki laki yang sedang terduduk di lantai itu " tunjuk sang Suster kepada laki laki yang sedang menekukan kakinya dan bersandar pada dinding. " Dia anaknya pasien yang meninggal barusan. Sebelum ibunya meninggal Dia membawa kue ulang tahun untuk ibunya. Setelah Sampai di ruangan dia melihat ibunya sudah tergeletak di lantai dan setelah memanggil dokter ibunya sudah tak tertolong " Lanjut sang Suster.

Tanpa sadar air mata Ersya sudah menggenang di pelupuk matanya. Ia tidak pernah bisa membayangkan betapa sedihnya anak itu. Ditinggalkan oleh ibunya untuk selamanya. Dengan cepat ia mengusap air mata yang hampir terjatuh.

" Ersya kamu kenapa nak? " Ucap sang ayah yang baru saja datang. Dan khawatir melihat anaknya menangis.

" Tidak apa apa ayah, aku hanya kelilipan. Ayok kita menyusul bunda. " Ucap Ersya.

____________

Setelah sampai di depan ruangan bundanya, Ersya langsung melangkah kan kaki masuk ke dalam ruangan. Melihat betapa kecilnya tubuh bundanya itu membuat air mata Ersya
Hampir jatuh kembali.

" Bundaaaaaaaaa " teriaknya sambil berlari ke arah bundanya.

Bukk

" Bunda aku kangen banget " curhat Ersya sambil menangis terharu bisa bertemu kembali dengan bundanya sambil memeluk bundanya.

" Iya sayang bunda juga kangen sama kamu, bunda sekarang sudah sembuh, kita bisa sama sama lagi, maafkan bunda sudah meninggalkan kamu. " Ucap sang bunda dengan lirih.

" jangan bersedih, bunda akan selalu ada untuk kamu lagi. Membuat sarapan pagi, membangunkan sekolah, dan bermain bersama sama lagi. Mulai hari ini dan seterusnya. " Lanjutnya.

CLOSE TO YOU Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang