[GTae | Freelance]
End: 12 September 2020 [✓]
Memiliki rahasia besar yang konyol, membuat Taeyeon benci dirinya sendiri. Kupu-kupu bisa keluar dari mulutnya saat berbicara ketulusan? Terdengar tidak masuk akal, bukan?
Namun, rahasia itu diketahui Kw...
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
"Waah, lucu sekali," girang Taeyeon pada boneka Teddy Bear favoritnya berwarna cokelat gelap yang diberikan oleh Baekhyun di depan rumah Taeyeon. Malam ini Baekhyun datang untuk makan malam bersamanya beserta ibu Taeyeon. "Tapi, masih lucu aku, 'kan?"
"Tentu saja," tawa Baekhyun mencubit gemas pipi kanan gadis mungil itu yang merona.
Baekhyun meraih tangan gadisnya untuk diajak masuk lalu merangkulnya. Tiba-tiba saja Baekhyun mengecup singkat kepala Taeyeon dari samping, membuat gadis itu terhenyak kemudian tertawa. Mereka masuk ke dalam rumah.
Jiyong yang tengah bermain ponsel kepalanya terasa berat seketika, sakit. Ia memegang erat kepalanya dengan kedua tangan. Rasanya ia tidak melakukan apapun, kenapa tiba-tiba merasa sakit kepala?
Kebetulan lewat ruang tamu, dari belakang Seunghyun mendapati Jiyong merunduk memegangi kepalanya. Heran. Kenapa dia?
"Kau sakit?" Seunghyun bersuara tanpa bergerak dari tempatnya.
Tapi, Jiyong hanya menjawab dengan menggeleng singkat.
Kalau sudah menggeleng artinya Jiyong berisyarat 'abaikan saja aku' maka, Seunghyun menuju dapur. Di sana terdapat Yuri yang tengah membuat kopi.
"Untuk Jiyong?" tanya Seunghyun begitu masuk dapur dan melihat Yuri.
"Iya. Padahal dia tidak melakukan apa-apa kenapa harus menyuruhku?"
"Turuti saja" tawa Seunghyun. Beberapa saat mereka terdiam, Seunghyun kembali bersuara, "Yuri."
"Ya?" sahut Yuri selesai membuat kopi dan meletakkan sendok di atas meja.
"Pernah tidak, kau... lihat Jiyong ada sesuatu yang... aneh?" ragu Seunghyun sebenarnya menanyakan ini.
"Aneh?" kening Seunghyun berkerut, "Tidak."
"Seperti... sakit kepala mungkin."
"Sakit kepala? Tidak. Dia baik-baik saja belakangan ini. Aku belum pernah melihatnya. Kenapa, oppa?"
"Tidak. Mungkin cuma pusing biasa."
Yuri mengangguk lalu segera mengangkat cangkir kopi dan dibawa ke ruang tamu, menghidangkannya untuk Jiyong yang sudah terlihat baik-baik saja.
"Ini kopinya. Tapi, nanti..."
"Kau minta imbalan?" potong Jiyong berpaling dari ponsel untuk menatap adiknya. "Hanya membuatkan kopi minta imbalan?"
Yuri nyengir khasnya, "Please, antar aku pulang ke apartemen SNSD."
Yuri benar-benar.
Jiyong benar-benar mengantar adiknya pulang. Di basement, mereka baru akan turun mobil ketika melihat dua orang lainnya keluar dari mobil tidak jauh dari mereka.
