"Cepat cari kotak itu, aku yakin orang tua itu pasti menyembunyikan wasiatnya disini".
"Tidak ada buk, kami tak menemukan apapun disini".
"Lantas dimana orang tua sialan itu menyimpan wasiat itu", gerutu wanita berpayung hitam dibekas gubuk almarhum kakeknya gadis.
Tampaknya mereka sedang mencari sesuatu milik kakek, dan sepertinya barang yang dicari itu adalah kotak yang ditemukan oleh gadis waktu itu, untung saja gadis kembali menyembunyikan kotak itu sehingga mereka tak menemukannya.
"Semoga saja anakku berhasil mendapatkan wasiat itu, seluruh harta itu harus berada ditanganku", katanya dalam hati.
Ternyata gadis berada diantara masalah keluarga yang cukup besar, yakni perebutan harta terpendam milik leluhur mereka, dan hanya almarum kakek yang mengetahuinya berkat wasiat yang selama ini ia simpan dan sembunyikan dibawah akar pohon.
Selama ini kakek tinggal di gubuk reot itu hanyalah demi harta leluhur itu tak jatuh ketangan orang-orang serakah yang hanya memikirkan harta, namun sebelum kakek memberi tahukan perihal harta itu kepada gadis, ia telah berpulang kepada pemiliknya.
Harta itu tersimpan ditempat yang tak pernah diduga oleh siapapun.
kakek menemukan secarik kertas wasiat didalam peta bola tua yang terbuat dari perunggu asli, ketika ia sedang memperhatikan peta yang terukir dibola itu.Wasiat itu berisi;
"harta ini hanya diperuntukkan kepada orang-orang yang berhati murni dan tak memiliki keserakahan dihatinya ,hanya mereka yang dapat menemukan harta ini.Harta ini kusimpan untuk digunakan seperlunya, tak untuk dihamburkan.
Temukan hartaku diantara perisai tangguh yang melindungi gadis lugu dimalam kelabu.
jika hatimu tulus, cahaya rembulan akan menunjukkan jalannya.
hanya tongkat keadilan yang mampu menembus tebalnya perisai kesucian".
Begitulah penggalan wasiat yang berhasil dipecahkan oleh almarhum kakek, sebagian lagi tak mampu ia pecahkan lantaran sulitnya membaca kode-kode diantara pulau-pulau dibola itu, yang terpenting adalah lokasi dari harta itu telah diketahui meskipun belum ada yang dapat menemukannya.
Kini hanya gadis yang mengetahui perihal kotak itu tanpa ia sadari betapa besar masalah yang ditimbulkan oleh selembar kertas yang disembunyikannya. Hanya waktu yang dapat memberikan kesempatan bagi gadis untuk menyadari wasiat itu.
Kini gadis telah berkuliah dan mencoba membuat kehidupan yang baru bersama kakek kandungnya.
"Bagaimana ini mas, kita harus bisa dapatkan harta itu".
"Iya, mas tau, jika anak kita gagal maka kita harus gunakan cara kasar".
"Apapun harus kita lakukan demi harta itu mas".
Ini yang tak diinginkan oleh para leluhur, hartanya diinginkan oleh orang-orang tamak dan serakah.
Keserakahan hanya membawa petaka bagi siapapun, tak ada satupun manusia yang menyukai sifat ketamakan dan keserakahan.
"Pokoknya kamu harus bisa dapatkan wasiat itu dari anak haram itu!!!", bentak wanita diponsel.
"Iya mah, aku lagi berusaha, dia gadis yang sangat dingin dan tak banyak bicara pada orang lain", balasnya.
"Mama ga mau tau!, pokoknya harta itu harus jadi milik kita", bentak nya lagi.
Anaknya hanya mampu mengiyakan perintah mamanya, ia tak dapat melawan apalagi membantah, ia tak ingin menjadi anak durhaka yang melawan kehendak orangtuanya, namun hati kecilnya sebenarnya menolak keinginan orangtuanya.
KAMU SEDANG MEMBACA
'DE LA NINA'
Novela Juvenilhanya kumpulan cerita absurd Yang jika dipahami maka akan paham. Udh gitu aja.