empat belas

27 5 5
                                    

"Haaaaaaa?" Fauzan melongo

"Jelas tau dong, kamukan guling, empuk banget" Gumam Nazra mempererat pelukannya

"Hhhmmmmmppp!" Fauzan mencoba keluar dari dekapan Nazra

"Hei guling, apa kau tau? Ozza itu seperti kau. Ah bukan, kau seperti Ozza, terlalu terobsesi... harus ilangin.." Gumam Nazra saat tidur

Fauzan kembali tenang dan menyimak, Fauzan yang didalam dekapan Nazra tidak bisa bertindak, jika Nazra sampai bangun karnanya.. wah akan berdampak buruk bagi keduanya

"Guling kaya gua? Berarti Nazra pengen meluk gua kaya guling, gitu?" Fauzan diam dan bergumam memikirkan kalimat dari mulut Nazra tadi

Nazra mungkin merasa gerah, ia terlentang dan melepaskan Fauzan dari dekapannya

Fyuuuuh untung udah dilepasinnn haaah bisa-bisanya gua ngerasain ini sekarang-Fauzan membatin

Tak sengaja mata Fauzan mengarah ke wajah Nazra yang sedang tertidur. Fauzan diam, menutup mulutnya rapat dengan tangan kanannya, wajahnya merah padam ketika teringat keadaan tadi, sekelebat terpikir oleh Fauzan ia ingin mencobanya lagi, pikiran bodoh dan meleset dari etika

Fauzan mencoba menghilangkan pikiran bodoh tersebut, lalu ia menggambil guling Nazra dan menaruhnya disamping Nazra

"Bodo banget si gua, malah mikir aneh-aneh" Gumam Fauzan

Ia kembali fokus ke filmnya, waktu yang dihabiskan untuk menonton film cukup banyak, 1 jam penuh, seperti film lainnya

Film selesai diputar pada pukul 20.00. Fauzan membersihkan mangkuk dan gelas yang kotor di atas meja dan mencucinya di dapur, ia juga membuang sampah-sampah di meja, dan tidak lupa ia menaruh kembali laptop Nazra ke dalam tasnya lalu menaruh laptopnya ke dalam kamar Nazra

Cklek~

Eh ada selimut tuh di atas kursi, ambil ah sekalian bantal buat gua-Fauzan membatin

Setelah mengambil selimut dan 2 bantal, Fauzan kembali ke ruang keluarga dimana Nazra berada

Fauzan mendapati Nazra yang tengah duduk dan melihat ke arah Fauzan sembari mengucek matanya

"Kok lu aneh sih biarin gua tidur" Demo Nazra ke Fauzan yang tengah turun dari tangga

Fauzan memberhentikan langkahnya dan menatap Nazra bingung

"Emang ya, cowo tu salah tros" Fauzan menjawab dengan sinis

"Ya masa rambut gua masih kusut blom disisir dibiarin tidur" Nazra melanjutkan demonya

"Trus saya harus apa non?" Fauzan bertanya bak pelayan putri

"Pikir dewe" Nazra kembali tidur dengan membelakangi Fauzan

Fauzan kembali ke kamar Nazra, ia memutuskan mengambil sisir dan pengering rambut di atas meja rias Nazra

Setelah Fauzan menghidupkan pengering rambut, ia duduk dibelakang Nazra

"Bangun" Pinta Fauzan

"Ngapain?" Nazra akhirnya bangkit dan masih duduk membelakangi Fauzan

"Ngambekan hih" Ejek Fauzan

"Au ah, ga ngambek kok, efek dapet bulan aja" Nazra menjawab dan hendak tidur kembali

"Eeeit duduk, hadap gua" Fauzan memerintahkan Nazra dan mengambil sisir disamping pengering rambut

"Huft" Nazra menurut dan duduk menghadap Fauzan dengan tangan yang dilipat didepan dada

"Gosah ngambek, jangan kek gitu tangannya, diem" Fauzan mulai menyisir rambut bagian depan milik Nazra

Nazra hanya diam dan mencoba menikmati rasanya ga ribet karna rambut yang sering kali kusut dan berantakan

Masa-Masa Si GadisTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang