DISCLAIMER
Hypnosismic • KING RECORD
Story • Hatarakimono
Alert :
OOC
Terdapat kata-kata kasar
Masih terdapat kesalahan kesalahan EYD
........
......
...
Ichiro itu menjadi kakak bagi Jiro dan Saburo. Sedangkan Jiro, ia hanya menjadi kakak bagi Saburo.
Aku, Saburo Yamada, memiliki nama yang artinya anak ketiga, memang benar aku anak terakhir dari tiga bersaudara, iya tiga bersaudara, aku memiliki dua orang kakak yang tidak jauh berbeda umurnya. Biar aku perkenalkan, Ichiro Yamada, kakak pertama dan paling utama, sosok tegas serta pekerja keras, semua hal ia lakukan untuk biaya hidup kami. Ia benar-benar sosok yang aku hormati, memiliki tanggung jawab yang kuat walau tidak ada seorangpun yang menuntutnya untuk melakukan itu, banyak sikap yang aku cintai dari sosoknya, namun banyak pula sikap bar-barnya yang Jiro ambil sebagai pemeran pengganti untukku.
Jiro Yamada, kakak nomer dua, seseorang yang layaknya sebagai teman dan musuh, tak ada hari tanpa bertengkar untuk kami, ia sosok yang baik dibalik sikapnya yang bar-bar, itulah mengapa dia pandai bersosialisasi dengan orang sekitar.
Ia yang senang pulang dengan keadaan terluka, karena ceroboh, kasar, bodoh dan hal buruk lainnya yang membuatku kadang muak jika harus meladeninya, namun ia akan menjadi orang pertama yang menghiburku dengan sikap bodohnya itu jika sesuatu menggangguku. Mungkin karena aku lebih banyak menghabiskan waktu dengan nya ketimbang dengan Ichi-nii.
Orang-orang pasti selalu berpikir, mengapa aku lebih banyak bertengkar dengan Jiro padahal waktu yang ku habiskan bersamanya terbilang cukup lama ketimbang dengan Ichi-nii yang selalu bekerja keras untuk kami sampai-sampai ia pulang saat kami berdua sudah tertidur, masa kecil kami memang seperti itu, namun Ichi-nii yang sekarang dapat bekerja dari rumah sehingga waktu kami bertatap muka lebih lama.
Aku juga mencari-cari alasan mengapa hal itu terjadi, banyak dari sifat dasar manusia yang kadang kita lewati, sudah tergambar di otak, sudah dapat detail beserta alasan-alasan klasik yang dapat terkumpul berkat pengalaman hidup, dan bahkan tinggal diucapkan lewat lisan jika perlu, semua itu seakan sirna begitu perasaan kita sadar atau tidak sadar menepis semuanya. Dengan begitu, jawaban yang seharusnya menjelaskan berbagai pertanyaanpun ikut lenyap, terbuang, bahkan mengganjal dalam hati, tersumbat, namun terlalu takut untuk menganggkatnya kembali.
Manusia kadang tidak dapat menerima dirinya sendiri, menunggu orang lain agar berpendapat sama, lalu setelah itu barulah kita akan mengakuinya layaknya orang tersebut sudah menjawab salah satu dari pertanyaan hidup kita, namun sebenarnya tidak seperti itu, ia bahkan sudah menemukannya sejak jauh-jauh hari.
Manusia mencari seorang pahlawan untuk dirinya agar lebih berwarna, dan menolak diri sendiri menjadi pahlawan untuk dirinya itu karena dianggap hal itu membosankan. Aku tidak tau hal ini dapat dimengerti atau tidak oleh banyak orang atau tidak.
Ya. Aku selalu punya alasan mengapa aku terlihat begitu membencinya, walau aku tak mengakuinya jika harus dikatakan terang-terangan. Aku juga manusia, ada beberapa alasan yang aku tolak dalam hidupku.
