Dua Puluh Lima

11.7K 1.2K 151
                                    

Versi lengkap bisa diakses di playstore dan karya karsa.

###

"Maafkan aku, Pita. Kejadian tadi siang benar-benar diluar kendali. Bolehkah aku meminta waktu untuk bertemu dan menjelaskan masalah ini kepadamu? Jika diperkenankan aku juga ingin menemui orang tua kamu." Pita mengembuskan napas lelah. Di letakkannya ponsel yang baru saja ia baca pesan yang tertulis di sana. Rajasa akhirnya menghubunginya.

Terdiam beberapa saat ponselnya kembali berbunyi menandakan sebuah pesan kembali masuk.

"Aku mohon, Pita. Izinkan aku memberikan penjelasan. Apapun keputusan kamu yang penting dengarkan dulu penjelasanku."

Membulatkan tekad akhirnya Pita membalas pesan itu dengan mengiyakan permintaan Rajasa. Pita meminta mereka bertemu di cafe tak jauh dari indekostnya. Tentu saja ia akan melakukannya setelah seizin dari orang tuanya. Ia akan berusaha terbuka dan selalu jujur kepada mereka.

Tak sampai tiga puluh menit kemudian Pita sudah duduk berhadapan di cafe yang telah mereka sepakati untuk bertemu. Tanpa membuang waktu Rajasa segera memesan minuman untuk mereka berdua. Ia menawari Pita untuk memesan makanan namun gadis itu menolak. Ia tak butuh makan untuk saat ini. Lagi pula ia tak ingin berlama-lama dengan Rajasa berdua saja seperti saat ini. Pita tahu posisinya. Meskipun belum resmi bertunangan dengan Ical namun Ical dan keluarganya sudah hendak melamarnya. Akan sangat tidak baik jika sampai ada orang yang melihat kebersamaannya dengan Rajasa tanpa didampingi oleh siapapun.

"Aku sudah siap mendengar semua penjelasan Mas Rajasa. Silahkan," ucap Pita datar setelah beberapa saat sebelumnya seorang pelayan mengantarkan pesanan mereka.

Rajasa menarik napas berat. Kedua tangannya menumpu pada meja di hadapannya. Sorot mata sendu terlihat di sana kala Pita memandang pria itu. Gadis itupun menundukkan kepala, tak ingin terhanyut dalam tatapan yang seolah hendak menyeretnya.

"Maafkan aku, Pita. Kekacauan ini tak bisa aku hentikan," lalu mengalirlah semua masalah yang Rajasa hadapi. Pria itu menceritakan tanpa ada satu hal pun yang ia tutupi. Ia berharap mereka berdua bisa mendapatkan solusi yang tepat atas permasalahan yang mereka hadapi saat ini.

"Jika seperti itu permasalahannya. Aku nggak berani, Mas. Aku lebih baik mundur. Bagi ku, menikah tidak hanya kepada suamiku saja, namun juga keluarganya. Aku tidak mau berumah tangga dengan mertua yang tidak menginginkan kehadiranku. Aku tak mau menikah tanpa restu," Pita berucap setelah Rajasa menyelesaikan penjelasananya. Meskipun sulit namun Pita harus mempertegas semuanya. Untuk apa menjalin hubungan yang tak pasti. Lagi pula orang tua Rajasa tidak menginginkannya bukan karena kekurangan Pita yang bisa diperbaiki. Namun karena statusnya yang tidak sama dengan mereka. Sampai kapanpun Pita tak mungkin akan berubah menjadi seperti keluarga Rajasa bukan. Tiba-tiba saja menjadi salah satu anggota keluarga ningrat. Mustahil.

"Kenapa kamu tidak mau berusaha untuk mencobanya terlebih dahulu? Kita akan mengatasi ini semua, Pit." Rajasa sama sekali tak menduga jika Pita akan dengan begitu mudah mengambil keputusan itu. Keputusan yang sama sekali tak ia duga sebelumnya. Gadis yang terlihat manja dan polos itu ternyata berbeda dari yang terlihat. Ia justru terlihat tegas dalam mengambil keputusan.

Pita terdiam sejenak lalu meneguk minuman di hadapannya sebelum kembali berucap, "Kita masih belum mempunyai hubungan apa-apa. Masih begitu dini memaknai hubungan ini. Dan dengan begitu kebetulan juga kesalahpahaman itu terjadi tanpa adanya usaha Mas untuk menghentikannya. Lalu apakah aku harus menggantungkan hidupku pada mu saat ini? Tentu tidak. Seharusnya jika ingin menghentikan kesalah pahaman itu tadi siang saat kita semua berkumpul. bukan nanti, besok ataupun lusa. Sebenarnya bisa saja aku mengatakan tidak. Tapi coba pikir, jika aku melakukannya namun kamu diam tanpa merespon apapun, sudah pasti hal itu akan begitu memalukan. Aku pihak perempuan Mas. Seharusnya kamu tahu hal itu."

"Maafkan aku."

"Saat imi perasaan kita juga masih dangkal. Pasti akan mudah membuang perasaan itu dari hati kita. Mulai sekarang aku mohon hanya cukup sampai di sini kedekatan kita. Nanti jika kita bertemu kembali aku harap kamu tahu dengan posisi baruku. Aku hanyalah teman Dian, sepupumu. Dan juga tunangan Mas Ical."

Rasa sesak itu seketika memenuhi rongga dada Rajasa. Meskipun sudah siap dengan apapun kemungkinan terburuk yang akan ia dapatkan, namun saat mendengar kalimat penolakan Pita langsung dari mulut gadis itu mau tak mau dadanya juga terasa sakit. Ada perasaan tak rela yang muncul di sana.

Bagaimana hidupnya nanti jika ia masih bisa melihat Pita namun gadis itu tak tergapai? Apalagi gadis itu akan bersanding dengan sepupunya sendiri. Apa ia sanggup? Namun, sanggup atau tidak, ia tak akan mungkin mampu meraih gadis itu kembali. Jika merebutnya dari pria lain mungkin saja Rajasa bisa melakukannya. Tapi, pria itu adalah sepupunya sendiri. Orang yang tumbuh besar bersamanya. Mereka tak hanya bersaudara, namun juga bersahabat."

"Beri aku kesempatan sekali lagi, Pit. Aku akan berusaha." mohon Rajasa, berharap sekali lagi ia mendapatkan kesempatan itu.

"Pikirkan lagi keluarga kamu, Mas. Semuanya pasti sia-sia. Aku tak mau hanya menjalani hari dengan kesia-siaan. Pikirkan juga tentang keluargamu. Orang tuamu, orang tua mas Ical, juga Dian. Aku yakin kamu sudah paham. Tak perlu aku menjelaskannya lagi." putus Pita untuk terakhir kali.

"Aku rasa ini sudah cukup. Aku akan kembali. Tidak baik jika kita berdua di sini terlalu lama. Aku tidak ingin terjadi sesuatu yang buruk. Terima kasih sudah mau menjelaskan. Aku menghargai hal itu." Pita meneguk habis minumannya kemudian beranjak. Namun tangan Rajasa seketika menggenggam pergelangan tangannya.

Pita seketika merasakan sengatan di tubuhnya. Ia memandang pergelangan tangannya, "Lepasin Mas. Jangan berbuat lebih dari ini. Aku bukan siapa-siapa kamu. Jangan begitu mudah menyentuhku."

Rajasa mendesah sebelum akhirnya melepas genggaman tangannya. " Aku akan terus mencari jalan, Pit. Akan aku lakukan tanpa berbuat curang pada Ical. Kita tidak tahu masa depan kita akan seperti apa. Aku masih yakin kamulah jodohku kelak meskipun saat ini kita masih belum bisa bersama. Jaga diri baik-baik. Aku akan membawamu segera." Rajasa akhirnya membiarkan Pita berlalu dari hadapannya.

Membiarkan gadis itu menyimpan kegamangannya sendirian. Setidaknya ia sudah mengatakan semua hal yang ingin ia sampaikan. Mulai saat ini ia akan terus berusaha, urusan hasil ia sepenuhnya akan berpasrah pada sang penentu takdir di atas sana.

###
Hei friends. Syudah intip lapak baruku belum? JUNI DAN ISI DOMPETMU. Yang masih belum, yuk merapat ke sana. Ada cerita baru yang akan mulai dipublish tanggal 1 Juni besok dan di update selama bulan Juni. Yuk meluncur dan masukkan ke library kalian ya.

Nia Andhika
31052020

CINTAKU TERHALANG STRATAMUTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang