Dua Puluh Tiga

8.9K 1.2K 151
                                    

"Ayah dan Ibu harus beri penjelasan. Kenapa hal konyol seperti tadi bisa terjadi. Kenapa om Dibyo justru melamar Pita untuk Ical. Apa yang sebenarnya terjadi?" Rajasa seketika melontarkan hal yang sudah sejak tadi ia tahan agar tidak meledak. Semuanya tampak seperti lelucon. Ia yang sudah meminta orang tuanya untuk melamar Pita namun yang terjadi justru pamannya yang mengambil alih.

Rini, ibu Rajasa seketika menutup pintu kamar hotelnya. Tak ingin keributan yang terjadi di antara mereka terdengar keluarga mereka yang juga menginap di hotel yang sama. Di kamar tak jauh dari kamar mereka.

"Om dan tante kamu itu begitu menginginkan Pita menjadi bagian keluarga mereka. Dian pun juga dekat dengan gadis itu. Bahkan Ical juga menyukainya. Lalu kenapa kamu masuk di antara hubungan mereka?" Adi Suryo Natakusuma berbicara dengan suara beratnya. Sosok yang selalu terlihat berwibawa itu tetap tenang menghadapi emosi anaknya yang semakin menanjak pelan.

"Itu bukan alasan, Yah. Saat aku mengutarakan permintaan untuk melamar Pita, bukankah Ayah menyetujuinya? Kenapa tadi Ayah dan Ibu justru tidak mengatakan apapun?"

Suryo menarik napas berat. Ia harus memperjelas semuanya saat ini agar keadaan tidak semakin rumit. Hal berat baginya untuk tidak meluluskan keinginan anaknya. Namun, ia tak mampu berbuat apa-apa.

"Sebenarnya kami tidak menyetujui keinginan kamu untuk melamar gadis itu."

Rajasa membelalak, jika ayahnya tak menyetujui lalu kenapa pria baya itu sebelumnya mengiyakan permintaannya?

"Ayah tidak sedang bergurau, kan? Beberapa hari yang lalu Ayah dan Ibu mengiyakan permintaanku." Rajasa berusaha menahan emosi. Ia tak mungkin bersikap tak sopan pada kedua orang tuanya.

"Kami tidak mengatakan 'iya'. Coba ingat lagi. Kami hanya mengatakan akan membicarakan hal itu pada keluarga om Dibyo. Dan sebelum kami membicarakan hal itu, om kamu itu mengatakan jika ingin melamar Pita untuk Ical. Ya sudah berarti kamu yang harus mundur." Rajasa terbelalak mendengar kalimat ayahnya. Apa hanya seperti itu saja? Kenapa semuanya begitu tak masuk akal.

"Kamu harus paham dengan siapa kamu berhubungan, Nak. Jangan sembarangan mengambil langkah. Seharusnya sebelum kamu mengatakan akan melamar Pita kamu harus memberitahu kami. Kamu harus tahu terlebih dahulu latar belakang wanita yang akan menjadi pendamping hidupmu." Rini menambahi ucapan suaminya. Wanita itu menghampiri putranya. Menggenggam tangan pria itu erat. Berusaha membuat putranya mengerti akan apa yang ia inginkan.

"Om Dibyo dan Tante Laily tidak akan sembarangan memilih calon menantu untuk anak-anaknya. Ayah dan Ibu tahu sendiri. Lagi pula Dian adalah sahabat gadis itu. Dian tahu seperti apa sosok Pita yang sebenarnya. Makanya Ical berkeinginan meminangnya. Hal yang sama juga saya inginkan."

"Dia berbeda dengan kamu." Rini tak membiarkan putranya melanjutkan kata-katanya.

"Apanya yang berbeda, Bu? Kurang cantik? Kurang sopan? Kurang berharta? Kurang berpendidikan?" Rajasa mulai kesal hingga nada suaranya mulai naik.

"Dia cantik, sangat. Semua orang yang bertemu dengan gadis itu pasti akan mengatakan hal yang sama. Jelas adalah kebanggaan bisa mempersunting gadis seperti dia. Namun, bukan cuma hal itu saja. Kami bukan mencari besan atau pun menantu seperti yang kamu katakan tadi. Tidak, Nak. Coba lihat istri kakakmu, Tari. Siapa dia? Kamu lupa kalau ayahnya hanyalah salah satu pekerja kita? Lalu apa yang membuat kami menerimanya sebagai menantu di keluarga kita? Kamu pasti tahu, kan?"

Rajasa mendengus. Ternyata kedua orang tuanya masih memegang prinsip itu. Mereka tidak menginginkan menantu yang bukan dari golongan mereka.

"Tari gadis yang sederhana, sopan, dan penyabar. Dan yang pasti dia berasal dari keluarga yang sama seperti kita."

"Zaman sudah berubah, Bu. Sangat sulit menemukan keluarga yang sama seperti kita. Bahkan di keluarga ayah, cuma Ayah saja yang menikah dengan Ibu yang sama-sama dari kalangan ningrat. Bahkan Om Dibyo dan lainnya tidak." Benar yang dikatakan Rajasa. Hanya orang tuanyalah yang masih menjaga kemurnian keturunan darah biru keluarganya. Yang lain sudah berkeluarga bukan dari kalangan mereka.

"Maka dari itu, kamu harus mengerti. Hanya kamu dan mas Indramu yang akan menjadi penerus keluarga kita. Irda perempuan, dia ikut suaminya."

Rajasa menarik napas lelah. Inilah yang paling tidak ia inginkan. Beban yang dibawa ayahnya juga akhirnya akan ia pikul.

"Mas Indra kan sudah menikah dengan mbak Tari. Biarkan aku menjalani hubungan dengan Pita, Yah." Rajasa mulai memohon. Jemarinya seketika diremas kuat oleh ibunya yang masih belum melepaskan tangannya.

"Kakak kamu masih belum memiliki momongan hingga saat ini. Padahal pernikahan mereka sudah memasuki tahun ke lima. Kami tidak mau keturunan keluarga Natakusuma berhenti di keluarga kita. Kamu harus paham dengan beban yang ayah pikul. Meskipun di luar sana begitu banyak orang yang sudah tak memedulikan silsilah keluarganya. Namun, ayah sudah berjanji pada mendiang kakekmu untuk menjaga garis keturunan keluarga kita. Ayah harap kamu mengerti, Nak. Mulai sekarang lupakan gadis itu. Ayah akan mengenalkan kamu pada gadis yang tepat." Suryo Adi mengakhiri penjelasan panjang lebarnya.

"Aku akan tetap dengan tujuanku, Yah. Saya sudah berjanji pada Pita. Dan tentu saja aku pantang untuk mengingkari," tegas Rajasa. Melihat Pita beberapa saat lalu dengan raut kacau benar-benar tak ingin ia lakukan. Setidaknya Rajasa sudah tahu bagaimana perasaan Pita kepadanya. Gadis itu tampaknya sudah mulai memyukainya. Jika tidak tak mungkin terlihat seputus asa itu.

"Jika itu yang menjadi tujuan kamu dan permintaan kami untuk tetap menjaga kemurnian keturunan keluarga kita tak ingin kau lakukan, sekarang pikirkan lagi apa yang akan kamu lakukan setelah ini. Apa kamu akan mendatangi om dan tante kamu itu lalu mengatakan semuanya? Apa bisa kamu melakukannya pada mereka? Apakah kamu sudah memikirkan bagaimana kecewanya tante Laily juga om Dibyomu itu? Bagaimana perasaan Ical? Kalian tumbuh bersama, pasti kamu lebih tahu akan seperti apa sepupu kamu itu nantinya. Lalu Dian. Apa kamu bisa menghapus suka cita gadis itu? Kamu tadi lihat sendiri kan bagaimana senangnya Dian begitu tahu Pita akan menjadi bagian keluarganya. Kamu masih baru mengenal gadis itu. Kalian masih baru memulainya. Pasti perasaan kalian masih belum begitu dalam. Maka, sebelum perasaan kamu meliar dan tidak bisa dikendalikan, lebih baik sudahi saja sampai di sini. Gadis itu akan segera melupakan kamu saat Ical perlahan mendekatinya. Kamu pun juga akan melupakannya. Jangan membuat semuanya menjadi rumit. Kami tetap tidak akan menerima gadis itu menjadi menantu di keluarga ini."

###
Yang biasanya suka ebook, di Playstore sudah ada ya. Jd yg males ke karya karsa bisa baca lengkap di playstore.😄😄

CINTAKU TERHALANG STRATAMUTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang