Selama ini saya nggak pernah kasih visual para tokoh. Takut mengganggu. Namun, karena mau open PO versi cetak. Akhirnya lemparin deh penampakan mereka.
###
"Pit, bangun." Guncangan pelan terasa di bahu Pita yang begitu enggan membuka mata. Sungguh, ia baru saja bisa memejamkan mata akibat dijajah Dian dan kakak-kakaknya. Bahkan sang tuan rumah tak satu pun yang tak terlelap. Setelah Rajasa tertidur di kamarnya, tak lama kemudian Tari pun bergelung dalam selimutnya di belakang kakak beradik itu yang masih sibuk dengan permainan yang enggan mereka hentikan. Tari tak merasa terganggu meskipun suara kakak beradik itu masih tak bisa dikendalikan. Mungkin efek capek dan mata yang begitu mengantuk, jadi tidur dalam situasi apapun tetap membuatnya lelap.
Pita bahkan merasa sungkan, takut paman dan bibi Dian terbangun akibat suara-suara mereka. Entah jam berapa mereka bertiga menghentikan permainan konyol itu. Bermain monopoli dan juga ular tangga dengan peraturan aneh yang mereka buat sendiri. Jangan lupakan wajah mereka yang penuh coretan spidol akibat bergantian kalah dalam permainan itu.
Setelah mendapatkan dua garis yang membentuk kumis layaknya kucing, seketika Pita ambruk. Tak kuat menahan kantuknya. Gadis itu tertidur sambil duduk di atas karpet bersandar pada sofa.
"Pita. Bangun, Emprit. Udah pagi nih." Lagi-lagi suara itu terdengar. Terasa begitu mengganggu di telinga Pita.
Demi Tuhan, Pita baru beberapa saat yang lalu memejamkan matanya. Seingat Pita jam dua dini hari tadi ia masih sempat melihat jam di dinding dan kini ia sudah dipaksa untuk bangun. Matanya masih begitu lengket tak bisa dibuka. Lagi pula kemarin ia juga baru saja melakukan perjalanan jauh dari Malang ke Sumenep. Sungguh benar-benar melelahkan.
"Ngantuk banget, Di. Sebentar lagi ya. Mataku nggak bisa dibuka nih, ngantuk banget. Sumpah." Pita meminta belas kasihan sahabatnya.
"Mas Rajasa mau mandi terus ganti baju. Kamu mau di sini sendirian?" Masih dalam keadaan mengantuk otak Pita berputar mengurai kalimat yang Dian lontarkan
Apa hubungannya Rajasa yang akan mandi dan berganti baju dengan dirinya? Toh pria itu tinggal mandi dan ganti baju saja di kamarnya.
"Pit, beneran ya. Aku tinggal keluar nih. Kamu sendirian di kamar Mas Rajasa. Nggak sungkan? Masak berdua aja sama pria matang. Jangan sampai khilaf nanti. Atau takutnya dia yang bakalan khilaf lihat cewek pakai baju tidur di atas ranjangnya dengan posisi menantang yang siap untuk dibuahi." Detik ketika kalimat Dian selesai terucap, mata Pita terbuka sepenuhnya.
Ia tak salah dengar, kan? Tadi Dian mengatakan apa? Tidur di ranjang? Ranjang siapa? Pita mengedarkan pandangan ke sekeliling ruangan. Mengeryitkan alis ia berpikir. Bukankah semalam ia tertidur di sofa? Kenapa sekarang ia berada di kamar...
What! Rajasa? Bagaimana bisa? "Kok aku bisa di sini, Di? Siapa yang bawa aku ke sini?" Pita seketika terduduk. Berusaha mengumpulkan ingatannya yang tercecer semalam. Atau bisakah ia menyebutkan pagi? Namun, nihil. Tak ada apapun yang ia ingat kecuali jatuh tertidur dalam posisi terduduk di ruang tengah.

KAMU SEDANG MEMBACA
CINTAKU TERHALANG STRATAMU
Chick-LitMempunyai kekasih tampan, dermawan, baik hati dan bermasa depan cerah adalah impian Pita sejak lama. Dan ajaibnya hal itu terwujud pada sosok yang telah resmi menjadi tambatan hatinya. Namun, tentu saja kenyataan tak seindah harapan. Keluarga sang k...