Empat Belas

10.2K 1.4K 152
                                    

Yuk, yang mau ikutan PO masih ditunggu ya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Yuk, yang mau ikutan PO masih ditunggu ya. Info lebih lanjut bisa main ke ig yusniaikawijaya atau langsung chat saya.

***
"Eh, kalian nih ngomong apaan sih dari tadi? Bisa nggak kalau ngomong pakai bahasa Indonesia yang baik dan benar. Aku dari tadi kepo banget nih," Pita berucap menarik perhatian dua sosok yang masih bersitegang di hadapannya.

Hampir lima menit Pita menunggu pembicaraan mereka selesai atau setidaknya mengganti dialog bahasa Madura yang mereka ucapkan dengan bahasa yang Pita paham. Tapi mustahil. Sepertinya mereka berdua sengaja menyembunyikan sesuatu darinya.

Rajasa seketika menghentikan kalimat yang hendak ia lontarkan untuk sepupunya. Pandangannya beralih pada gadis di sebelahnya. Tersenyum geli menyadari jika sedari tadi Pita hanya menjadi pendengar dari dialog aneh dirinya dan sepupunya.

"Sorry, Pit. Kelepasan. Maklum kami kan memang terbiasa berbicara dalam bahasa Madura. Jadi kalau sedang ngobrol seperti sekarang sering lupa kalau ada orang lain yang juga mendengarkan." Rajasa tak ingin membagi apa yang ia bicarakan dengan sepupunya baru saja.

"Emang kalian ngomong apa sih? Kok serius banget." Pita masih penasaran dengan isi pembicaraan Dian dan Rajasa.

"Tuh, tanya aja sama Mas Rajasa." Dian sengaja melemparkan pertanyaan Pita pada sepupunya.

Mau tak mau Rajasa membuka mulut. Dian harus segera diberi pelajaran. Setelah berbohong kali ini gadis itu berbicara seenaknya. "Cuma nanyain kepergian Dian tadi, Pit. Nanti kamu bisa nanya sendiri biar lebih jelas," Rajasa tersenyum jumawa memandang Dian. Gadis itu harus mempertanggung jawabkan ulahnya.

"Oh ya. Aku balik dulu ya. Sudah gelap." Rajasa berpamitan tanpa menunggu respon dari dua orang di dekatnya. Sebelum memasuki mobilnya pria itu berbalik, "Di, urusan kita belum selesai. Nanti malam aku telpon."

Dian tak menjawab, ia menjulurkan lidahnya kemudian menarik tangan Pita memasuki rumah yang terlihat sepi.

"Di, kok sepi. Pada kemana semua?"

"Ayah sama ibu ada di kamar. Nanti jam tujuh mereka ada undangan. Kita di rumah aja ya? Atau kamu mau keluar?"

Sejenak Pita berpikir. "Terserah kamu tapi sebelumnya aku pengin tahu. Kamu tadi sore kemana? Jangan coba-coba berbohong. Aku tadi sudah cariin kamu di cafe. Bahkan Mas Rajasa sampai naik ke lantai dua."

CINTAKU TERHALANG STRATAMUTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang