Ketika narasi berjalan. Silahkan kalian berkhayal dengan versi kalian yaa ^^
07.05 pagi
Ini merupakan pagi pertama mereka setelah tinggal bersama. Dimana Jihoon sudah duduk dimeja makan dengan beberapa lembar roti dan susu menemani sarapan paginya yang disiapkan oleh ahjumma yang membereskan apartemen Soonyoung, sedangkan Soonyoung baru datang selepas aktifitas lari paginya.
"Kau sudah menyapa ahjumma?" Tanya Soonyoung yang memegang gelas berisikan air putih ditangannya.
"Huum, aku sudah menyapanya tadi" jawab Jihoon sambil melanjutkan aktifitas sarapannya
Yang menjadi bahan pembicaraanpun tidak ambil pusing, masih melanjutkan aktifitas merebus supnya. Selesai meneguk habis minum dan menaruh gelas ke wastafel Soonyoung pun berlenggang menuju kamarnya untuk mandi tanpa melanjutkan pembahasan mereka yang singkat itu.
Sekarang Soonyoung sudah berada dimeja makan dengan makanan khas korea didepannya. Dan didepannya ada Jihoon yang juga sedang makan, tapi bukan makan bersamanya, melainkan memakan buah-buahan yang sudah dipotong-potong. Penampilan mereka tidak berubah. Soonyoung dengan kaos putih dengan celana training hitam yang berbeda dari tadi malam. Sedangkan Jihoon dengan piyamanya. Lagi. Dengan model yg sama. Tapi dengan warna berbeda. Soft pink.
Setelah mengucap syukur Soonyoung makan dengan nikmat sedangkan ahjumma sedang membersihkan karpet sofa dengan penyedot debu. Soonyoung bersyukur memperkerjakan seorang ahjumma yang berusia 30an itu untuk membersihkan apartemennya, sangat telaten, menjaga privasi Soonyoung, tidak ikut campur atau mempertanyakan hal-hal. Seperti, kenapa membawa wanita tinggal di apartemen? Atau makian cacian seperti mulut ibu-ibu kebanyakan. Sangat mengetahui batasan, Soonyoung suka itu.
"Bisakah kau menyetok yogurt dikulkas?" Soonyoung lantas mengangkat kepalanya dengan wajah datar memandang wajah Jihoon. Wajah Jihoon terlihat lebih kecil ketika mengikat rambutnya tinggi dan membiarkan poninya terbelah dua menyisih kesamping dahinya, pikir Soonyoung.
"Ada lagi?" Tanya Soonyoung, sadar bahwa kulkasnya kebanyakan hanya berisi sayur bahan untuk membuat lauk oleh ahjumma dan beberapa kaleng soda, mengalihkan tatapan dari wajah Jihoon ke mangkuk nasinya, melanjutkan makan.
"Menyetok buah-buahan? Biskuit dan kue, seperti itu" dengan suara kecil masih setia memandang Soonyoung makan, berharap ada jawaban pasti dari mulut Soonyoung. "Oppa bolehkah?" Lanjutnya
Dalam hati Jihoon merutuki dirinya sendiri. Bisa-bisanya dia memohon dengan memelas. Bukan prilaku yang Jihoon inginkan. Hanya saja prilaku yang ditanam oleh pengasuhnya itu terlalu melekat pada dirinya.
"Baiklah. Nanti sore kita belanja" Soonyoung menjawab tanpa melihat kearah Jihoon. Hanya menatap tak beraturan piring- piring makanan dengan mulut yang sibuk menguyah.
Bukan kasar ataupun tidak memiliki sopan, untuk memandang lawan bicaranya. Hanya saja dia tidak memiliki keberanian untuk melihat Jihoon. Melirik pun dia tidak bisa. Pikirannya hanya terfokus pada detak jantunya yang berdetak begitu keras. Seperti tadi malam... mungkin batinnya belum siap untuk tinggal bersama wanita. Pikir Soonyoung.
Dan lagi-lagi Jihoon yang sibuk mengunyah buahnya hanya menatap Soonyoung diam. Entah riset apalagi didalam otaknya itu. Heran. Jihoon sangat suka memperhatikan orang dalam diam.
•••
Disinilah mereka, salah satu supermarket besar yang berada di daerah tempat tinggal Soonyoung. Jihoon yang sibuk bertanya apakah dia boleh membeli ini? Apakah dia boleh membeli itu? Jihoon kalap melihat buah-buahan tropis dan yogurt yang berbeda-beda merk, cemilan dan lain halnya. Sedangkan Soonyoung hanya mengangguk-anggukan kepala meng-iyakan permintaan Jihoon. Setia mendorong troli belanjaan mengikuti langkah Jihoon.
KAMU SEDANG MEMBACA
Our Marmalade Day (SoonHoon)
Teen Fiction"Aaaaa~ biarkan aku melakukannya" Lee Jihoon, gadis mungil itu merengek dengan mata yang berbinar-binar kepada lelaki itu. "Arraseo. jangan sampai terluka, eomma akan memarahiku kalau kau terluka lagi" Kwon Soonyoung, lelaki itu mengembalikan pisau...