Dan lagi, Jihoon membuka mata, melihat ke sekeliling dan segera menyadari bahwa dirinya tidur didalam kamar, yang berarti Soonyoung yang memindahkannya LAGI.
Melirik jam dinding di atas tv yang menunjukan pukul 06.48 malam kst, mungkin sudah 3 jam Jihoon tertidur, Jihoon tidak ingat jam berapa mereka pulang dari kampus.
Hembusan nafas keluar dari gadis itu. Memejamkan matanya sebentar dan bangun menuju kamar mandi.
Dengan jubah mandi berwarna pink Jihoon tergesa-gesa mengeringkan rambutnya dengan handuk sambil memilih baju untuk dikenakan.
Sekarang sudah jam 07.24 malam kst yang berarti jam makan malam sudah lewat dan Jihoon harus cepat kebawah untuk makan sebelum Soonyoung akan lebih marah lagi.
Dan baju pilihannya adalah sweater lengan panjang selutut. "Ah pantas saja sakit" monolog Jihoon ketika melihat pahanya yang kebiruan.
Dengan sedikit tergesa Jihoon berlari kecil menuju tangga.
Untung saja Soonyoung masih memasak makan malam sehingga bisa dibilang Jihoon tidak terlambat untuk makan malam.
Tidak tahu harus bagaimana akhirnya Jihoon memilih berdiri di antara meja makan dan sofa sambil menatap Soonyoung yang sedang memasak.
Dengan Soonyoung yang tidak melihat, melirik atau menyapa sepertinya Soonyoung tidak tahu kalau Jihoon sedang berdiri menunggunya sekarang.
Jihoon memainkan tangan yang bergandengan dibelakang badannya. Memperhatikan Soonyoung yang sedang menggoreng sesuatu. Matanya tidak bisa fokus, melirik sofa, melirik kursi meja makan dan lain-lainnya.
5 menit berlalu, Jihoon terlihat sudah tidak nyaman. Sesekali meluruskan atau sedikit menjijit kakinya untuk menghilangkan penat.
Sebenarnya Jihoon ingin duduk disofa atau tiduran seperti biasanya tapi mengingat perilakunya sendiri dan Soonyoung yang tadi sepertinya agak kesal membuatnya tidak berani untuk sekedar duduk manis sambil menonton tv disana.
Kalau dipikir-pikir Soonyoung sudah sangat sabar dan banyak memanjakannya. Jadi Jihoon harus tau diri dengan kelakuannya.
Soonyoung yang sedang menggoreng ham bukannya tidak tahu dengan keberadaan Jihoon, entah kenapa dirinya begitu kesal. Antara Jihoon berani meminum soju atau karena perilaku Hyo Jun, Soonyoung merasa kesal atas semuanya.
"Sampai kapan akan berdiri seperti itu?" Suara datar Soonyoung membuat Jihoon yang awalnya agak santai memainkan kakinya membuat garis-garis abstrak dilantai seketika menegang.
"E..oo.eoh?"
"Oppa.." lirihan Jihoon tidak ditanggapi oleh Soonyoung.Jihoon mulai frustasi. Kenapa? Kenapa Soonyoung berprilaku dingin seperti ini.
Soonyoung walaupun dulu dingin padanya tapi tidak pernah mendiamkannya seperti ini.
"Oppa.. aku"
"Aku tidak tahu kenapa bisa seperti ini, tapi sepertinya aku menabrak sesuatu" suara Jihoon sangat kecil tapi Soonyoung bisa mendengarnya.Sedikit melirik Soonyoung apakah merespon ucapannya atau tidak. Untungnya Soonyoung langsung menoleh walaupun dengan raut wajah yang masih datar. Tanpa berani menatap Soonyoung, Jihoon mengangkat sedikit sweaternya sehingga terlihat bercak kebiruan di pahanya yang putih.
Soonyoung menghumbuskan nafasnya dengan kasar yang membuat Jihoon agak ketakutan sekarang. Rahangnya mulai mengeras dan memejamkan matanya menarah amarah. Untung saja hamnya sudah masak.
Niat Jihoon ingin mencari perhatian dari Soonyoung, tapi terlihat Soonyoung hanya makin menjadi kesal.
Menaruh makanan di atas meja dan mendudukan dirinya. Sedangkan Jihoon masih menunduk kepalanya berdiri disana.
"Tidak mau makan?"
Jihoon mengangkat kepalanya dan segera menghampiri kursi meja makan.
"Cuci tangan dulu!" Soonyoung berbicara dengan pelan tapi dengan nada yang penuh tekanan. Lantas Jihoon menuju wastafel untuk mencuci tangannya. Hatinya sudah sangat sesak menahan kesal karena Soonyoung mengabaikannya, matanya sudah memanas, mulutnya sudah melengkung kebawah tanpa Soonyoung sadari.
Makan malam mereka sangat-sangat hening hanya ditemani oleh suara alat makan yang beradu.
Ah.. dan suara hingus Jihoon. Untung Soonyoung tidak merasa jijik.
Menggosok air matanya dengan kasar. Jihoon sudah tidak perduli jika dirinya menangis sekarang. Hatinya kesal karena diabaikan.
Sedangkan orang didepannya masih makan dengan santai.
"Piring kotor taruh saja di wastafel, akan ku bersihkan besok pagi" dan berlenggang pergi kekamarnya setelah menaruh piringnya ke wastafel.
Dengan kepergian Soonyoung, bibir Jihoon makin melengkung kebawah dan air matanya sudah terjun dengan bebas sekarang.
"Hiks.. kakek" isakan pun keluar dari mulutnya. Soonyoung dengan dinginya meninggalkan Jihoon yang sedang menangis. Bukankah Boo bilang Soonyoung itu baik? Soonyoung tidak dingin kepada Jihoon? Tapi kenapa sekarang...?
Dengan tersedu-sedu Jihoon menghabiskan makanannya dan mencuci semua piring kotor yang berada di wastafel.
Tidak tahu lagi bagaimana caranya supaya Soonyoung memperhatikannya lagi. Semoga saja ketika besok Soonyoung nelihat piring yang sudah bersih ini. Soonyoung akan tersentuh. Harapnya...
Tbc
*hmm maaf aku up dikit-dikit tapi diusahakan lebih sering dari sebelumnya... karena sekarang lagi perlu waktu lebih buat persiapan vote Sebong untuk cb nanti😅
KAMU SEDANG MEMBACA
Our Marmalade Day (SoonHoon)
Ficção Adolescente"Aaaaa~ biarkan aku melakukannya" Lee Jihoon, gadis mungil itu merengek dengan mata yang berbinar-binar kepada lelaki itu. "Arraseo. jangan sampai terluka, eomma akan memarahiku kalau kau terluka lagi" Kwon Soonyoung, lelaki itu mengembalikan pisau...