sunset

271 18 0
                                    

“Alesha, bersiaplah. Aku ingin mengajakmu ke suatu tempat.” Ucap Shaka pada istrinya yang sedang asyik menonton drama korea dengan Hana di kamar adik iparnya itu.

“kemana?” tanya Alesha bingung.

“nanti juga kamu tahu.” Ucap Shaka yang kemudian menghilang dari hadapan mereka. Alesha pun menurut dan dengan berat hatii harus meninggalkan drama korea yang sedang ditontonnya.

“Hana, maaf aku harus pergi.” Ucap Alesha dengan nada lesu.

“Ok kak, nanti kita lanjut lagi.” ucap Hana dengan semangat. Alesha pun mengagguk sembari tersenyum senang.

Alesha berganti pakaian mengenakan dress tanpa lengan berwarna peach yang dibalut dengan jaket levisnya. Ia menggerai rambut sebahunya sehingga menambah kecantikannya. Setelah merasa dandannya sudah bagus ia pun ke bawah untuk menemui suaminya.

Shaka terpesona ketika melihat dandanan Alesha yang sederhana tetapi terlihat menawan itu. ia serasa ingin membatalkan saja acara perginya dengan Alesha itu. ia tak rela  membagi kecantikan Alesha dengan orang lain.

“Shaka, ayo berangkat.” Ucap Alesha membuyarkan lamunan Shaka. Shaka pun hanya menjawabnya dengan deheman saja untuk menutupi kecanggungannya.

***

“Wow, tempat ini bagus sekali Shaka. Apakah ini Kafe milikmu?” tanya Alesha ketika ia memasuki Kafe bergaya klasik itu. ia terpana melihat desaign yang sederhana tapi elegan di kafe milik suaminya. Disana ia juga melihat hasil jepretan suaminya yang dipasang disana.

“kamu lihat-lihat saja dulu, aku ingin mengambil sesuatu di dalam.” ucap Shaka yang dijawab anggukan paham oleh Alesha.

Alesha pun melihat-lihat foto yang dipajang di setiap sudut ruangan itu. Alesha tersenyum melihat hasil jepretan suaminya yang menawan itu. ia jadi teringat kejadian yang melibatkan dirinya dengan Shaka saat pemotretan di bandung waktu itu. pertemuan yang tak disengaja yang disyukuri oleh Alesha saat ini.

“Hai nona. Mau aku buatkan sesuatu?” tanya seseorang membuat Alesha terperanjat kaget. Ia melihat lelaki yang memaki apron kafe dan juga topi hitam tersenyum ramah padanya.

“tidak.” jawab Alesha singkat.

“Nona cantik hanya sendiri disini atau dengan teman?” tanya lelaki itu lagi membuat Alesha risih.

“dia denganku Raffa.” Ucap seseorang dari arah belakang Raffa yang kini sudah berada disamping Alesha dan mengalungkan tangannya di bahu Alesha.

“Ah, bang Shaka. Maaf bang saya kira nona cantik ini belum ada empunya.” Ucap Raffa sembari tersenyum sampai memperlihatkan deretan giginya yang rapi itu.

“kembalilah bekerja dan berhenti menganggu istriku.” Ucap Shaka dengan tegas.

“Istri? Tapi kapan abang menikah?” tanya Raffa dengan raut wajah terkejut.

“apa penting untukmu mengetahui tanggal pernikahanku  Raffa?” tanya Shaka pelan tetapi dengan tatapan tajam membuat Raffa menggeleng kuat. Ia pun kembali ke pantry untuk bekerja. sedangkan rekan-rekan kerja Raffa hanya bisa menertawakan lelaki itu.

“Raffa, Raffa. Istri bos mau diembat juga.” Celetuk salah satu rekan Raffa membuat Raffa menatapnya sebal.

“maafkan kelakuan Karyawanku tadi.” ucap Shaka merasa bersalah karena meninggalkan Alesha sendiri disana. ia lupa kalau ia punya karyawan playboy seperti Raffa disini.

“tak apa Shaka. Oh iya, apa ada kafe ini sudah ada  cabang?” tanya Alesha penasaran.

“lebih baik kita bicara diatas. Aku akan menjelaskannya nanti.” Ucap Shaka pada Alesha yang dijawab anggukan mengerti oleh Alesha. Sebelum keatas Shaka meminta Raffa untuk mengantarkan minuman dan cemilan ke atas. Raffa pun mengangguk paham.

“Wow, tempat ini indah sekali.” Ucap Alesha terpesona dengan keindahan ruangan disana.

Shaka mengajak Alesha untuk ke ruangan kerjanya diatas, ia tak menyangka istrinya akan se excited itu dengan ruangannya. Ia memang suka dengan alam bebas makanya ia membuat ruangannya di atas agar ia bisa leluasa melihat pemandangan dari atas sini. Ruangan itu juga hanya untuknya. Tak ada seorang pun yang bisa masuk kesana.

“kamu suka?” tanya Shaka pada Alesha. Gadis itu mengangguk sembari tersenyum manis kearah Shaka. Hati Shaka menghangat melihat senyuman istrinya yang begitu manis. Sampai ia tak sadar bahwa ia ikut tersenyum melihatnya.

“jadi, apa jawaban pertanyaanku tadi?” tanya Alesha setelah puas melihat pemandanan disana. ia duduk di sebelah Shaka dan menatap lelaki yang tampak tenang itu.

“ya, aku punya cabang di beberapa kota. Aku selalu rutin melakukan kunjugan sebulan sekali ke cabang disana.” jelas Shaka mengobati rasa penasaran Alesha.

“Wah, apa aku boleh ikut denganmu jika kunjungan nanti?” tanya Alesa kemudian dijawaba anggukan oleh Shaka.

“Shaka, ada sunset. Lihatlah itu indah sekali.” Ujar Alesha dengan girangnya. Alesha pun kembali berdiri dan melihat sunset itu dengan mata berbinar-binar. Shaka hanya menggelengkan kepala melihat tingkah istrinya itu.

“Shaka tolong fotokan aku.” Ujar Alesha sembari berlari kecil menuju Shaka, tapi saking girangnya Alesha tak menyadari bahwa ada bangku kecil dihadapannya. Ia pun jatuh ke depan. Untung saja Shaka dengan sigap menangkap tubuh Alesha.

Alesha merasa jantungnya berhenti untuk sepersekian detik. Kali ini ia begitu dekat dengan Shaka sangat dekat. Bahkan tak ada jarak yang memisahkan dirinya dengan lelaki itu. jantung Alesha berdebar lebih cepat dari biasanya. Perempuan itu bisa mencium aroma harum suaminya. Ah, rasanya nyaman sekali berada di pelukan Shaka.

“Ehmm.. Bang ini minuman dan camilannya.” Ujar seseorang menginterupsi membuat kedua sejoli itu melepaskan diri secepat mungkin. Raffa menatap kedua pasangan itu tidak suka. Wajahnya terlihat masam ketika melihat keintiman mereka berdua. Oh sungguh beruntungnya bosnya itu mendapat istri seperti Alesha.

“ Ah iya terimakasih Raffa.” Ucap Shaka pada karyawannya.
Setelah itu Shaka kembali menatap istrinya tajam.

“bisakah kamu hati-hati Alesha, kamu bisa saja terluka tadi.” ucap Shaka pada istrinya.

“Iya, maaf.” Cicit Alesha sembari menunduk dalam. ia merasa malu karena bertindak ceroboh seperti tadi.

“sudahlah, mana ponselmu, aku foto.” Ucap Shaka membuat Alesha menatapnya tak percaya. Alesha menoleh ke belakang dan mendapati sunset itu sudah tidak ada.

“Yah, sunsetnya sudah hilang.” Ucap Alesha dengan raut wajah kecewa.

“sudahlah, besok kita kesini lagi untuk mendapatkan sunset yang kamu mau.” Ucap Shaka membuat semangat Alesha kembali.

“benarkah?” tanya Alesha yang dijawab deheman oleh suaminya. Alesha tersenyum senang dengan hal itu.

Ia pun meminum secangkir cappucino untuk mengobati rasa kecewanya tadi. ia melihat Shaka juga melakukan hal yang sama. Alesha sebenarnya kesal dengan tingkah dingin suaminya tetapi ia juga kadang merasa terkesan dengan tindakan ajaibnya itu.

***

Aleshaka (sudah terbit)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang