sick

325 19 0
                                    

“Abang bangun! Ini udah siang lho.” Ucap Hana sembari menggoyangkan tubuh Shaka. Tetapi Shaka tak kunjung membuka mata. Hana pun menyibakkan selimut milik Shaka itu.

Hana terkejut ketika melihat wajah Abangnya yang tampak pucat dan juga keringat dingin yang membasahi wajahnya. Hana pun spontan menyentuh dahi Shaka. Benar saja, Abangnya itu demam. Hana segera mengambil kompresan untuk mengompres Abangnya.

Hana meninggalkan Abangnya yang sedang istirahat dan bergegas membuatkan sarapan untuk abangnya. Kali ini ia membuatkan bubur ayam untuk Shaka. Ketika ia sedang memasak, bel pun berbunyi. Hana mematikan dahulu kompornya sebelum ke depan dan membukakan pintu.

“Kak Alesha!” pekik Hana terkejut ketika melihat yang bertamu adalah kakak iparnya. Ia pun menyalami Alesha dan mengajaknya masuk ke dalam.

“bentar ya Kak, aku nerusin masakan dulu.” ucap Hana kemudian kembali ke dapur untuk menyelesaikan masakannya.

“masak apa Han?” tanya Alesha pada Haana yang sesdang menyiapkan bubur ayam untuk Shaka.

“masak bubur Ayam Kak untuk abang.” Ujar Hana membuat Aleha mengerutkan keningnya bingung.

“Loh, Shaka tidak kerja?” tanya Alehsa penasaran.

“Abang sedang sakit Kak. Dia demam.” Ucapan Hana sontak membuat Alesha khawatir.

“Astaghfirullah. Sekarang dimana Han?” tanya Alesha pada Hana dengan nada khawatirnya.

“di kamar atas Kak. Kakak duluan aja kesana. Aku siapkan ini dulu.” ucap Hana yang dijawab anggukan oleh Alesha.

Gadis itupun segera melangkahkan kakinya ke lantai atas tempat Shaka berada. Perlahan dia pun membuka pintu itu aga tak menganggu tidur suaminya. Ketika pintu dibuka,
Alesha mendapati suaminya masih terbaring lemah di ranjangnya. Lelaki itupun juga memakai selimut sampai menutupi lehernya.

Alesha menghampiri Shaka dan duduk disampingnya. Kemudian ia menyentuh dahi Shaka, benar sasja demam Shaka masih lumayan tinggi. Ia melihat kompresan Shaka sudah kering, ia pun mengambil kembali kompresan dan mengompres suaminya dengan telaten.

“Kak ini sarapannya, aku ke apotek dulu buat beli obat.” Pamit Hana yang dijawab anggukan mengerti oleh Alesha.

“Shaka bangun. Sarapan dulu.” ucap Alesha mencoba membangunkan Shaka.

“Shaka.” Alesha mulai menepuk lembut pipi Shaka karena tak kunjung bangun dari tidurnya.

“Alesaha.” Ucap Shaka ketika melihat wanita di hadapannya adalah istrinya.

“sejak kapan kamu disni? Kenapa kamu tak mengabariku?” tanya Shaka beruntun dengan suaranya ayng masih lemas.

“aku baru saja datang. Sudahlah, sarapan terlebih dahulu agar kamu cepat pulih.” Ucap Alesha sembari membantu Shaka bangun dari posisi tidurnya.

“aku suapi?” Shaka mengangguk sebagai jawaban. Alesha pun menyuapi Shaka dengan telaten.

“kamu kesini sendiri?” tanya Shaka disela-sela ia makan.

“iya, aku membawa mobil sendiri kesini.” Jawab Alesha jujur.

“kenapa kamu tak memintaku saja menjemputmu.” Ucap Shaka kemudian.

“Aku tak mau merepotkanmu. Lagipula aku sudah sampai sini, tidak usah dibahas lagi ya.” pinta Alesha pada Shaka. Kemudian mereka pun terdiam cukup lama sebelum akhirnya Hana datang dengan membawa cup es krim di tangannya.

“mana obatnya Han? Katanya kamu dari apotek.” Tanya Shaka pada adiknya.

“itu di depan abang.” Celetuk Hana sembari terkikik geli melihat abangnya mendelik kearahnya.

Aleshaka (sudah terbit)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang