Kesal

520 25 0
                                    

"butiknya yang di depan itu A'." Ujar Tisha sembari menunjuk sebuah butik bergaya minimalis di depan mereka.

Shaka memarkirkan mobilnya di tepi jalan dan keluar dari sana. Ia kagum melihat butik itu begitu indah. Warna depannya yang dihiasi warna putih dengan banyak bunga di depannya membuat bangunannya semakin indah.

"A' tau gak? Pemilik butik ini tuh geulis pisan. Wajahnya tuh ada campuran arab gitu. Hidungnya juga mancung. Tisha jadi pengen deh minta hidungnya dikit aja." Ujar Tisha di perjalanan mereka menuju butik itu. Shaka hanya tersenyum menanggapi ocehan Tisha yang tak ada hentinya itu.

"selamat datang di butik kami, ada yang bisa saya bantu?" tanya salah satu pramuniaga yang ada disana dengan ramah.

"saya ingin bertemu dengan mbak Alesha.saya sudah ada janji temu dengannya hari ini mbak." Jelas Tisha yang dijawab anggukan paham oleh Resepsionis itu.

"baik. Silahkan ditunggu mbak. Saya akan panggilkan bu Alesha kesini." Ucap Resepsionis itu lalu mempersilahkan Shaka dan Tisha duduk di ruangan yang telah disediakan.

Tak lama seorang perempuan berwajah indo datang menjumpai mereka. perempuan itu tampak menggunakan setelah baju yang kasual. Dandanannya pun terlihat natural. Tisha langsung menyambutnya dengan senang hati.

"Hai mbak Alesha." Sapa Tisha dengan riang gembira.

"Halo Tisha. Mau fitting baju ya?" tanya perempuan bernama Alesha yang dijawab anggukan oleh Tisha.

"Mbak kenalin ini A' Shaka." Ujar Tisha memperkenalkan Shaka. Shaka pun melihat kearah Alesha begitupun dengan Alesha menatap kearah Shaka. Mereka pun terlibat saling tatap dalam beberapa menit dan menyadari sesuatu.
Shaka dan Alesha sama-sama memperlihatkan raut wajah terkejutnya. Tatapan mereka mengisyaratkan sesuatu yang tak bisa diartikan. Seakan hanya mereka yang tahu arti tatapan itu.

"A' Shaka, Mbak Alesha. Kalian kenapa?" tanya Tisha memecahkan pikiran mereka.

"Oh ya Tisha, saya ambilkan baju kamu dulu ya. sebentar." Ucap Alesha dengan nada gelapan dan tidak fokus. Perempuan itu buru-buru pergi dari tempatnya berdiri saat ini.

"Aa kenal sama mbak Alesha?" tanya Tisha penasaran. Tapi Shaka menggeleng perlahan.

Tak lama telepon milik Tisha berdering. Tisha pun pamit kepada Shaka untuk mengangkat telepon terlebih dahulu. Hanya beberapa menit setelah itu Tisha pun kembali dengan wajah yang ditekuk.

"kamu kenapa dek?" tanya Shaka penasaran.

"A' rendra gak jadi datang. Dia ada meeting mendadak." Ujar Tisha dengan raut wajah kecewa.

"yasudah. Maklumin saja. kan ada Aa disini yang ada buat kamu." ucapan Shaka itu berhasil membuat mood Tisha naik lagi.

"A' sekalian cobain kemejanya A' Rendra. Tubuh kalian kan sama." Tanpa menunggu lama Shaka pun mengangguk menyetujui. Ia tak mau membuat Tisha badmood lagi. akan susah lagi ia merayunya nanti.

Akhirnya mereka pun mencoba gaun dan juga kemeja pengantin di ruang ganti masing-masing. Tisha tampak cantik dengan gaun putih sederhana yang tak berekor tapi tampak elegan dan mewah. Gaun itu begitu cantik dan pas ditubuh Tisha yang tinggi dan langsing. Tisha begitu puas dengan gaun yang ia kenakan sekarang.

Dan giliran Shaka yang keluar. Kemeja dan jas itu betul-betul sangat cocok di tubuhnya. Warna silver juga cocok dengan kulitnya yang putih bersih. Ditambah dengan hiasan bunga pada saku jas membuatnya semakin indah.

"apa masih ada yang kurang nyaman? Aku akan segera memperbaikinya."
Tanya Alesha pada keduanya.

"ini udah pas mbak. Semuanya aku sudah suka." Ujar Tisha dengan senangnya.

Aleshaka (sudah terbit)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang