[8] Journey to Purwokerto

9.5K 1.3K 39
                                    

~Persoalan hati itu nggak bisa dijelaskan dengan logika benar atau salah (Gatra Sembrani)~

Hari Kamis..

Sulit menggambarkan apa yang aku rasakan saat ini. Antusiasme yang berlebihan hingga membuat perutku sudah mulas sejak semalam. Pertama, ini adalah pertama kalinya aku liburan tidak bersama orang tuaku ataupun keluarga Maribel. Kedua, misi pencarianku ternyata tidak berhenti sampai di sini. Artinya aku masih punya harapan bisa menemukan Vikram segera.

Lihat aja, Vikram! Aku akan mencarimu sampai ke ujung dunia!

Semalam pukul sebelas, Gatra sudah menghubungi aku lagi. Dengan kalimat menyebalkan penuh hinaan khas pria ini, Gatra memberitahu kalau kami bisa berangkat hari ini ke Purwokerto.

"Memangnya kamu sudah dapat izin dari ortu?" tanya Gatra. Aku sudah hafal dengan nada mencela dari suara Gatra.

"Sudah dong." Dengan bangganya aku memberitahu berita gembira ini—walaupun setelah misi ini selesai aku harus bertobat karena sudah berbohong kepada kedua orang tuaku. Gatra mendengus geli dari seberang ponselku.

"Jangan sampai ketinggalan susu dan teddy bear-nya. Nanti nggak bisa bobok kalau nggak ada papa-mama," tanggap Gatra santai tapi terdengar menjengkelkan. Telingaku langsung memanas.

"Gatraaaa, sok tahu banget kamu!" teriakku kesal. Aku tidak peduli andai suaraku membuat telinga Gatra jadi sakit. Sepertinya pria ini baik-baik saja, nyatanya sekarang dia malah tertawa terbahak-bahak. Untung aku sedang senang sehingga ejekan Gatra hanya kuanggap angin lalu.

Pagi-pagi tadi aku sudah selesai packing. Sebuah ransel biru cantik lengkap berisi segala macam perlengkapanku, kacamata oversized hitam, topi floppy warna dusty pink, sepatu sneakers kuning, jaket bombers merah maroon dan celana jeans hitam siap menemani perjalananku. Wow! Pancarona!

Yeah, menurutku sih tidak berlebihan karena aku memang seorang yang selalu well prepared.

Tepat pukul dua belas siang, pas sinar matahari tengah terik-teriknya, aku sudah mengayunkan kaki menuju mini market tempat biasanya aku dan Gatra janjian. Tadi ketika aku harus berpamitan untuk bersiap pergi, Papa dan Mama sempat mengernyit melihat penampilanku yang paripurna. Papa awalnya mendesak untuk mengantarku hingga di mini market, tetapi aku bersikeras menolaknya.

Aku tidak mau ambil resiko Papa akan bertemu Gatra, lantas Papa bertanya-tanya pada pria ini. Big no. Kebohonganku bisa terbongkar dan misi pencarian ini terancam gagal kalau mereka sampai tahu.

"Pa, aku ini sudah dewasa lho. Masa setua begini Papa dan Mama nggak percaya aku pergi dengan siapa sih?" Begitu argumentasiku tadi buat mematahkan niat Papa.

Setelah melewati perdebatan kecil, rasanya lega akhirnya aku diizinkan pergi tanpa perlu pengawalan dari Papa hingga di tempat Gatra menunggu. Sejauh ini kuangap misi pencarianku berjalan lancar.

Seperti kemarin-kemarin, aku melihat pajero merah marun milik Vikram sudah terparkir di depan mini market. Lagi-lagi, dengan malasnya hatiku terpaksa memuji Gatra. Kendati mulut Gatra selalu sepedas sambal bikinan mama, kuakui pria ini cukup disiplin waktu. Sudah yang ketiga kalinya kami janjian, belum pernah Gatra terlambat.

"Aku sudah siap!" Menggendong ransel di punggung, aku berdiri di depan Gatra yang tengah duduk di salah satu kursi mini market. Pria ini menunduk karena tengah sibuk dengan ponsel di tangannya. Mendengar seruan suaraku, kontan Gatra menegakkan kepala. Sejenak dia tertegun menatapku. Tak lama kemudian Gatra mengeluarkan cengirannya yang paling menyebalkan.

"Lengkap bener perlengkapan perangnya." Lalu Gatra terkekeh panjang. Sialan.

"Mending kamu diem saja deh!" Aku berbisik dongkol. Perasaan tidak ada yang aneh dengan tampilanku. Memang sih penampilanku yang paripurna berbanding terbalik dengan tampilan Gatra siang hari ini. Tubuh tegap milik Gatra hanya terbalut t-shirt putih yang menurutku sedikit kumal, berikut celana cargo sepanjang lutut, sebuah kacamata hitam menggantung di kerah kaosnya serta ditambah sepatu sneakers—minus kaos kaki!

[END] Mengejar JodohTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang