2. Strange

4.7K 289 6
                                    

Satu minggu setelah pernikahan, Taehyung menjadi merasa aneh ketika melihat  seorang wanita berlalu lalang dirumahnya. Dia sudah terbiasa hidup sendiri dan rasa sepi. Ingin rasanya menyuruh wanita itu pergi atau setidaknya tidak melintas dihadapannya, tapi mengingat ibunya yang akan curiga ia jadi menahan semua itu dan memilih untuk diam dan bertahan.

"Kau tidak perlu memasak atau mengerjakan pekerjaan rumah lainnya, semua itu tidak tertulis di surat perjanjian" Ujar Taehyung ketika melihat Irene memasak didapur.

Irene yang sempat kaget itu akhirnya membalikkan badannya menghadap Taehyung, lalu dengan senyum kecilnya ia menjawab "Aku melakukannya karena terbiasa. Apa itu mengganggumu? Di surat perjanjian tertulis aku akan memberhentikan kegiatan yang bisa mengganggumu"

"Iy- tidak , tidak mengganggu, tapi aku hanya takut kau kelela--" Taehyung menjeda karena tangannya menutup mulutnya sendiri secara spontan, lalu mengusak rambut belakangnya dengan frustasi "...aah aku harus segera pergi kekantor" sambungnya dibarengi dengan kakinya yang melangkah cepat. Mengabaikan Irene begitu saja, hampir saja Taehyung bilang ia takut Irene kelelahan, memang apa pedulinya. Tidak Taehyung, tidak.

Sedangkan Irene didapur merasa heran dengan Taehyung dengan mengangkat kedua alisnya. Pria itu aneh.

***

"

Selamat pagi Taehyung-ah, bagaimana pagimu? Kenapa berantakan sekali?, apa istrimu tidak mengurusmu?" Nam Shin memang suka sekali mengejek Taehyung yang terkihat berantakan seperti ini , dasi miring, rambut acak-acakan seperti penampilannya seseorang ketika pulang kerja.

"Dia membuatku gila" jawab Taehyung tanpa menoleh atau menanggapi pria yang sedang merangkulnya tersebut.

"Why? Apa dia menyusahkanmu?" Nam Shin pun tertarik untuk bertanya.

"Bagaimana aku tidak gila, jika setiap gerakan kecilnya saja membuatku hilang fokus" Taehyung menjawab itu dengan nada frustasi.

Merasa lucu, Nam Shin pun tersenyum kecil lalu menaikkan satu alisnya ketika satu ide datang "..Memangnya hilang fokus yang seperti apa?"

"Aah, lupakan!" Taehyung melepas rangkulan Nam Shin dengan kasar "...Semua ini karenamu!" Taehyung menunjuk Nam Shin tepat diantara kedua matanya.

Otomatis kedua bola mata Nam Shin mengikuti arah telunjuk Taehyung, lebih tepatnya juling  "Aku?" Nam Shin menunjuk dirinya sediri.

"Aaah, lupakan, kau kerja saja sana, jauh-jauh dariku. Aku harus tetap waras" Taehyung menurunkan tangannya lalu mengempas-hempas Nam Shin untuk menjauh. Lalu berlari menjauhinya. Nam Shin juga berpotensi membuatnya gila saat ini.

"Ya, Taehyung, apa dia terlalu cantik? Apa hatimu mulai terlibat akan skenariomu sendiri?" tanya Nam Shin sembaru berlari mengejar Taehyung yang berlari.

Tapi tetap saja itu percuma, Taehyung sudah lebih dulu menyumoal telinganya menggunakan jari lalu menutup pintu hingga menguncinya tepat setelah memasuki ruangan kerja.

Dibalik pintu, Taehyung menyandarkan tubunya selama beberapa saat. Dia memejam bersamaam demgan nafasnya yang terengah.

Seperkian detik setelahnya seperti ada angin dingin yang menyapa leher hingga tulang belakangnya, lalu bersamaan dengan hembusan nafas berat dari hidungnya ia menemukan satu kesimpulan

'Ternyata seperti ini rasanya ketika logika menolak kata hati. Hati ingin memberi rasa peduli tetapi logika menolak untuk melakukannya karena ada sebuah gengsi yang dijunjung tinggi'.

WANNABETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang