13 . New Day, New Life , New Secret

2K 115 12
                                    

"Kau kembali lagi, untuk apa? "

"Tentu saja mengunjunginya"

"Mengunjunginya setelah dia mati? "

"Bukankah itu yang kau tunggu? "

"Apa maksudmu? "

"Jangan berpura-pura tidak tahu"

"Jangan asal bicara "

"Aku tahu, setelah dia mati kau yang berkuasa tentang hartanya. Istrinya itu terlalu lugu sehingga mungkin kau juga bisa mrngendalikannya nanti. Jangan begitu hyung, jangan serakah. Aku tahu hidupmu dulu memang susah, tetapi jangan lupa juga rasa hormatmu kepadanya yang sudah mengangkatmu sampai pada titik ini.

"Tae Jung--!!"

"Haha kau marah hyung?,  Aku bahkan bingung, kau sebenarnya memang menyukai kakakku atau hanya menyukai hartanya"

****

     Seperti biasanya, selalu ada drama dipagi hari.

     Kemarin, sekecil Jungsu tidak mau berhenti berendam di bath up padahal sudah waktunya berangkat sekolah. Aku harus mengeluarkan segala jurus rayuan untuk membuatnya mendengarkanku.

     Dan hari ini, sikecil itu merajuk lagi karena Nam-Shin yang tidak menepati janjinya. Aku sudah berkali-kali berbicara pada Nam-Shin untuk tidak perlu memberi janji-janji pada anakku, tapi tetap saja, pria itu tidak mendengarkanku. Dan pada akhirnya, kejadian seperti ini terjadi lagi.

     Jungsu itu mirip sekali dengan ayahnya. Bukan hanya wajahnya, namun juga sifatnya. Tidak sabaran, mudah merajuk, tapi mudah juga ceria.  Aku heran,  aku yang mengandungnya selama sembilan bulan, tapi kenapa tidak ada satupun darinya yang mirip denganku.

     "Jungsu-ya, kenapa kau sering merajuk, hem"


   Sikecil itu tidak menjawab, masih setia dengan posisinya yang memalingkan wajah dan melipat tangan didadanya.

     "Apakah ibu saja tidak cukup untukmu? "

     Jungsu sama sekali tidak menggubrisnya.

     Memang sesusah itu membujuk seorang Jungsu. Maka, jalan satu-satunya adalah mendiamkan anak itu samapi reda sendiri. Irene lebih memilih melanjutkan aktivitasnya.

     Selang beberapa menit kemudian, Nam-Shin datang dari balik pintu. Namun tidak ada rasa terkejut atau lainnya, Irene malah nampak biasa saja dengan wajah cueknya.

     "Irene-ah,  maafkan aku,  semalam--"

    "Sudah ku bilang,  jangan suka berjanji dengan anakku, lihat dia sekarang, dia bergantung dengan janjimu"
    
     "Aku benar-benar meminta maaf. Aku juga tidak berniat mengingkarinya atau semacamnya. Semalam ada tamu mendadak"

     Irene hanya menghela nafas, mengingat itu merupakan alasan yang puluhan kali Nam-Shin gunakan. Irene juga tak bisa marah karena memang tak punya hak untuk marah. Jadi ia hanya diam dan menyiapkan semangkuk sup dimeja makan.

     "Jadi, kau tahu kan apa yang harus kulakukan? "

     "Baiklah, aku akan membujuk Jungsu sampai dia ceria lagi" Jawab Nam-Shin sembari melangkah menuju kamar sikecil.

****

   Lebih dari lima belas menit seorang Taejung berdiri didepan kaca besar menatapi wajahnya sendiri. Meniti detail bentuk wajahnya, wajah angkuhnya.

     "Kita sangat mirip"

      ".......kita bersaudara"

      ".......tapi aku membencimu"

      "......bahkan, kau mati pun, aku masih membencimu"

     ".......kau terlahir karena cinta ayah dan ibu, sedangkan aku? Aku hanya terlahir karena kegilaan professor Sung, ayahmu, "

     ".....mereka menjauhkanmu dariku, karena mereka melindungimu. Memberimu kebebasan disini"
    
     "......tetapi mereka membiarkanku bekerja 24 jam untuk menyamakanku denganmu"

      ".....dan aku juga benci satu fakta bahwa, aku terpesona pada orang yang sama denganmu"



    

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Dec 08, 2020 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

WANNABETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang