eoy - tujuh

248 35 0
                                    

"Yukiiiii," panggilan Yeji membuatku mengangkat kepala dari posisi rebahanku di kursi yang sudah aku jejer rapi untuk melanjutkan tidur di kelas.

Yeji berjalan ke arahku dan memelukku dengan tawa yang menyebalkan.

"Apa sih? Kaya gak ketemu setahun," protes Felix, yang menatap jijik ke arahku dan Yeji.

"Iri bilang, bos." Chan menyahut.

Kulihat, Felix mendengkus dan memukul kepala Chan.

"Ko udah masuk?" tanyaku.

Yeji dengan senyum lima jarinya itu mengangguk semangat sambil menaruh tasnya di bangku. Bangku yang tadi aku pakai untuk tidur.

"Iya dong, kan udah sehat."

"Oh," balasku, lalu menempelkan pipi kananku di atas meja untuk melanjutkan tidur.

"Ki, jangan tidur lagi, dong!" sewot Yeji sambil menggoyang-goyangkan bahu kananku.

"Lima menit please, gue ngantuk banget."

"Ah, gak seru lo! Kan gue ma–"

Yeji menghentikan ocehannya saat aku mendengar ada yang mengetuk-ngetuk mejaku saat aku sudah memejamkan mata. Aku mendongak dan melihat Bian berdiri di samping mejaku.

Ia mengeluarkan handphone miliknya ke arahku, membuat aku menatapnya dengan tatapan bingung.

Merasa aku gak mengatakan atau melakukan apapun, ia meletakkan handphone miliknya di atas mejaku.

"Apaan nih?" tanyaku akhirnya.

"Handphone."

Aku menatap Bian dengan malas, ini dia ngajakin bercanda kan ceritanya?

"Nomor lo," sambungnya singkat.

Aku berdecak, tapi tetap mengetikkan nomor ponselku di handphone miliknya.

"Lo mau ngegebet gue, ya?"

Dengan ekspresi datarnya, Bian menyentil dahiku sampai aku mengadu kesakitan.

"Sakit! Gue bilangin Bang Tata lo ya!" balasku sewot, sambil mengusap dahiku yang habis disentil Bian.

"Gak peduli," ucapnya datar, lalu mengambil handphone miliknya yang masih aku genggam dan berjalan menuju bangkunya yang tepat berada di belakangku.

"Sinting!" umpatku.

-

"Lo dijemput?" tanyaku pada Yeji, sambil memasukkan buku-buku yang masih tergeletak di atas meja.

Hari ini, guru-guru sedang rapat untuk kelulusan kelas XII dan kepala sekolah memutuskan untuk memulangkan murid-murid lebih cepat. Bahkan, saat ini jam baru saja menunjukkan pukul setengah sebelas siang.

"Iya, Bokap gue tadi udah ngechat bakal jemput."

Aku hanya mengangguk dan berdiri sambil memakai tas punggungku.

Yeji berjalan lebih dulu dan menungguku di depan kelas. Ia mengulurkan tangan kirinya, kebiasaannya saat berjalan denganku, ia selalu memeluk sebelah lenganku.

Eyes On You | Ryujin x Hyunjin ✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang