Bagian 2 [Alasan Dia Kembali]

30.3K 2.3K 175
                                    

“Kenapa aku tidak bisa mencintai laki-laki lain sebesar aku mencintai mas Fadlan?”

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

“Kenapa aku tidak bisa mencintai laki-laki lain sebesar aku mencintai mas Fadlan?”

_Malaika Farida Najwa_

_Malaika Farida Najwa_

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

~MUN 2~

Pernah melihat buku usang? Jika iya maka kamu sudah melihat bagaimana alur hidupku melalui buku usang itu. Hari demi hari berjalan tanpa henti. Matahari dan bulan silih berganti menguasai langit. Buku yang dulu indah dan paling disukai perlahan memudar seiring waktu yang terus berjalan maju.

Buku yang dulu menjadi primadona mulai menghilang diganti dengan buku yang baru. Hingga akhirnya yang tersisa hanyalah buku usang berdebu dengan kisah pahit yang tersimpan di dalamnya.

Orang-orang mulai mengalihkan perhatian untuk sesuatu yang baru dan lupa pada sesuatu yang sudah berada jauh dibelakang. Padahal ada hal penting yang tengah menunggunya. Penantianku untuk dia selama ini berakhir sudah. Aku sempat mengira kisah kami akan sedikit berbeda. Apalagi ketika aku melihat wajahnya untuk pertama kali setelah sekian lama.

Aku hampir saja membunuh kebahagiaan wanita lain karena perasaan yang kumiliki. Aku hampir saja membuat senyum wanita disamping mas Fadlan menghilang. Air mataku turun setiap kali mengingat kejadian saat di bandara. Aku tidak pernah takut menangis didepan siapapun setelah mas Fadlan pergi. Aku hanya takut menangis di depan Azzam. Aku tidak ingin menyalurkan kesedihan untuk puteraku. Namun sekarang semuanya berbeda. Aku tidak bisa menahan tangisku karena mas Fadlan. Tidak bisa. 

“Umi!” Azzam memanggilku dari kejauhan. Aku berlari menuju ke arahnya. Air mataku kembali terjatuh ketika mengingat kembali apa yang terjadi beberapa menit yang lalu. Aku tidak menyangka mas Fadlan setega itu padaku.

Aku mungkin bisa bersabar dengan apa yang sudah ia lakukan. Tapi bagaimana dengan Azzam? Setelah sekian lama ia tidak pernah bertemu dengan ayahnya sendiri, mas Fadlan tiba-tiba saja muncul dihadapannya. Azzam pasti akan bertanya tentang keberadaan mas Fadlan. Aku tidak tahu harus menjawab apa. Aku hanya bisa memeluk tubuh Azzam dengan erat dan meminta maaf untuknya dalam hati.

Tasbih Hati (MUN 2)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang