Bagian 12 [Pembuktian]

17.9K 1.6K 506
                                    

"Aku terlalu mencintainya hingga buta dengan cinta untuk wanita lain"

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Aku terlalu mencintainya hingga buta dengan cinta untuk wanita lain"

_Muhammad Fadlan Al Ghifari_

_Muhammad Fadlan Al Ghifari_

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

~MUN 2~

Hening. Suasana itu bertahan cukup lama saat Jihan duduk diantara kami. Zahra beberapa kali melirikku lewat ekor matanya. Ia seperti ingin mengatakan sesuatu padaku, namun ditahan karena kecanggungan yang terasa.

Aku tidak pernah membayangkan pertemuanku dengan Jihan lagi akan berada pada situasi seperti ini. Jika dulu kami akan langsung rebut saat bertemu, maka sekarang sudah berbeda. Aku, Zahra dan Jihan seperti tiga makhluk hawa yang dipertemukan pertama kalinya. Tidak ada yang berani memulai percakapan hingga akhirnya suara lembut Jihan perlahan memutus kecanggungan itu.

"Aku nggak nyangka bisa ketemu sama kalian lagi." Jihan tersenyum. Ia sedikit memperbaiki posisi jilbabnya saat angin datang.

"Aku juga," balas Zahra singkat. Ia masih enggan menatap Jihan sepenuhnya.

"Aku minta maaf atas semua yang udah aku lakuin dulu."

"Enggak usah dipikirin lagi Ji, aku sama Zahra udah maafin kok." Aku tersenyum, berusaha mencarikan suasana canggung yang semakin terasa.

"Minta maaf emang paling mudah ya." Zahra menyahut. Ada emosi yang terkandung dibalik ucapannya. Aku menyikut lengannya, memintanya untuk tidak mengatakan hal semacam itu lagi. Bagaimanapun juga, ini adalah pertemuan pertama kami dengan Jihan setelah menghilangnya wanita itu beberapa tahun yang lalu.

"Aku nggak tahu harus kayak gimana buat menebus kesalahan aku sama kalian, khususnya sama Najwa. Aku cuman bisa minta maaf karena hanya itu yang bisa aku lakuin." Jihan menunduk, merasa bersalah atas apa yang telah ia lakukan. Apa yang sudah dilakukannya memang sangat sulit untuk dimaafkan, mengingat hal itu memberikan kesedihan dan kekecewaan yang begitu banyak dari berbagai pihak. Namun Jihan juga manusia, kesalahan tidak akan pernah luput dalam hidupnya.

Aku tidak ingin menyimpan dendam dan benci terlalu lama. Allah Subhanahu Wa Ta'ala tidak menyukai jika hubungan hamba-Nya rusak karena hasutan syaiton. Allah menyukai hamba-Nya yang pemaaf karena Allah sellau memaafkan kesalahan hamba-Nya jika ia memang benar-benar ingin bertaubat. Lantas bagaimana denganku yang hanya manusia biasa? Aku tentu harus bisa memaafkan Jihan atas apa yang sudah ia lakukan kepadaku.

Tasbih Hati (MUN 2)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang