"Setiap wanita itu sama. Mereka hanya ingin bahagia dengan keluarganya, termasuk bahagia bersama suaminya."
_Malaika Farida Najwa_
~MUN 2~
FADLAN POV
Sambungan telepon diputuskan begitu saja. Riuh tanda tanya dan kehawatiran menggebu dalam diri. Aku tidak bisa berfikir dengan baik. Kabar yang baru saja kudengar membungkam mulutku. Apa umi baik-baik saja? Aku bertanya pada seseorang yang jauh disana. Kekhawatiranku semakin membludak, memecah konsentrasiku pada dua sisi yang berbeda. Keluarga atau pekerjaan.
"Pak Fadlan." Laki-laki bertubuh jangkung itu memanggilku, membuatku tersadar akan kehadirannya.
"Iya, pak. Maaf tadi saya kurang fokus," jawabku seadanya. Jujur saja, aku ingin segera pulang sekarang.
"Apa pak Fadlan punya masalah? Jika iya, maka bapak bisa melanjutkan pembahasan proyek kita di hari yang lain." Laki-laki yang juga sekaligus rekan kerjaku itu memberi keringanan.
"Benar, pak?"
"Na'am, lagipula perusahaan juga sedang sibuk mencari investor yang lain. Desain gedung bisa menyusul, asalkan bulan ini harus jadi."
Aku tidak tahu harus menggambarkan perasaanku sekarang seperti apa. Bahagia dan syukur kupanjatkan atas kehadirat Alah Subhanahu Wa Ta'ala.
"Terima kasih, pak. Saya pasti akan menyelesaikan desain gedung sebelum akhir bulan ini." Aku berjanji.
"Kalau begitu, saya permisi dulu." Laki-laki itu berdiri. "Assalamualaikum."
"Waalaikumsalam." Kami bersalaman sebelum akhirnya ia pergi. Aku segera memasukkan kertas-kertas di atas meja ke dalam tasku. Setelahnya aku meraih ponsel, memesan penerbangan menuju ke Jakarta hari ini juga.
KAMU SEDANG MEMBACA
Tasbih Hati (MUN 2)
Spiritual(MUN 2) Untuk pertama kalinya kalian akan mendukung orang ketiga dalam rumah tangga... Najwa dan Fadlan kembali bertemu setelah terpisah jarak dan waktu. Najwa fikir pertemuan mereka kali ini akan membawa kisah yang indah, namun ternyata kesedihan k...